Kemampuan Berpikir Kritis Pembelajaran Konvensional

peraga permainan matematika sebagai sarana atau alat dalam pembelajaran dengan strategi REACT.

1.4.4 Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Krulik dan Rudnick Fahrurazi, 2001:81 mengemukakan bahwa yang termasuk berpikir kritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini dibagi dalam empat aspek yang dijabarkan menjadi tujuh indikator dalam penelitian sebagai berikut. 1 Keterampilan memberikan penjelasan yang sederhana, dengan indikator: 1 mampu menganalisis pertanyaan dan; 2 memfokuskan pertanyaan. 2 Keterampilan memberikan penjelasan lanjut, dengan indikator: 3 mampu mengidentifikasi asumsi. 3 Keterampilan mengatur strategi dan taktik, dengan indikator: 4 mampu menentukan solusi dalam permasalahan dalam soal dan; 5 menuliskan jawaban atau solusi dari permasalahan dalam soal. 4 Keterampilan menyimpulkan dan mengevaluasi, dengan indikator: 6 mampu menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh dan; 7 menentukan alternatif-alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah.

1.4.5 Pembelajaran Konvensional

Menurut Djamarah 1996, pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Sedangkan Freire dalam Wijaya 1999, memberikan istilah terhadap pembelajaran konvensional sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan dengan penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihafal. Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan guru menjadi pusat pembelajaran dengan metode ceramah, latihan-latihan dan pembagian tugas.

1.5 Manfaat Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

3 26 276

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIC Eksperimen Pembelajaran Matematika Pada Bangun Ruang Sisi Lengkung Dengan Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematic Education Ditinjau Dari Motiv

0 4 12

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIC Eksperimen Pembelajaran Matematika Pada Bangun Ruang Sisi Lengkung Dengan Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematic Education Ditinjau Dari Motiv

0 2 16

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education(RME)Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pokok Bahasan Bangun Ruang sisi Lengkung (PTK Pembelajaran Siswa Kelas IX Semester Gasal SMP Negeri 1 Kemran

0 4 17

PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

2 12 69

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MATEMATIKA REALISTIK MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BERORIENTASI PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP.

3 12 327

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA SMP KELAS VIII.

0 1 59

ANALISIS KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA KELAS VIII SMP IT ALAM NURUL ISLAM YOGYAKARTA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR.

1 5 86

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP

0 0 13

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

0 0 7