Penilaian Sikap Berani Nabi

Buku Guru Kelas II SDMI 78

7. Pengayaan

Kemampuan peserta didik dalam materi berani dapat dikembangkan dengan pengenalan terhadap kasus-kasus perasaan takut yang sering dihadapi peserta didik. Takut ada kalanya disebabkan karena hal-hal ini. a. Resiko perbuatan yang membahayakan b. Malu atau tidak mau melakukan kebenaran c. Pengaruh tayangan horor atau mistik Dengan pengenalan dan pemahaman atas faktor-faktor pemicu sifat takut tersebut maka diharapkan dapat membantu peserta didik membangun sifat berani yang seharusnya dimiliki. Misalnya: tayangan dengan adegan yang menakutkan di film, atau takut mengerjakan sesuatu yang baik tapi tidak ada keberanian. Rasa takut seharusnya dilawan dengan doa dan berani mencoba. Dalam kasus resiko yang membahayakan, peserta didik harus memperhitungkan bahaya itu, jika melakukan kebenaran beresiko membahayakan diri maka harus dipilih perbuatan paling kecil bahayanya. Misalnya jika seorang nenek takut menyeberang di jalan raya, maka seorang anak tidak harus menolong menyeberangkan, tetapi yang dapat dilakukannya adalah mencari orang dewasa untuk diminta kesediaannya menyeberangkan.

8. Remedial

Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM, guru menjelaskan kembali materi keberanian berdakwah seperti Nabi ¡ ālih dan keberanian yang lain. Selanjutnya melakukan penilaian kembali lihat poin 6 dalam menjawab pertanyaan. Pelaksanaan remedial dilakukan pada hari dan waktu tertentu yang disesuaikan, misalnya 30 menit setelah jam pulang.

9. Interaksi Guru dan Orang tua

Guru meminta peserta didik memperlihatkan rubrik “Insya Allah Aku Bisa” dalam buku teks kepada orang tuanya dengan memberikan komentar dan paraf halaman terakhir Pelajaran 7. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan buku penghubung guru dan orang tua atau komunikasi langsung dengan orang tua untuk mengamati sikap berani anak dalam keluarganya. Misalnya orang tua diminta mengamati sikap berani dalam melakukan hal-hal yang baik dan benar.

B. Berani Bertanya

1. Kompetensi Inti KI

KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 79 KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

2. Kompetensi Dasar KD

2.5 Memiliki sikap berani bertanya sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. An-Nahl16: 43. 3.4 Mengenal hadits yang terkait dengan anjuran menuntut ilmu 4.4 Menunjukkan perilaku rajin menuntut ilmu

3. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu melakukan hal-hal berikut. a. Membiasakan sikap berani b. Menyebutkan keterangan berdasarkan hadis tentang menuntut ilmu c. Menunjukkan perilaku rajin menuntut ilmu

4. Pengembangan Materi

Sikap berani bertanya kini perlu dimaksimalkan pada peserta didik. Guru tidak cukup menjelaskan isi pelajaran dengan hanya menerangkannya di depan kelas, tanpa tahu siswa sesungguhnya paham ataukah tidak. Guru perlu merangsang siswa untuk berani bertanya jika belum paham, atau ingin mengembangkan pengetahuan lebih jauh. Peribahasa “Malu bertanya sesat di jalan”, adalah benar. Cara bertanya juga harus diarahkan. Tidak boleh asal bertanya tanpa tujuan. Setidaknya pertanyaan peserta didik harus dalam lingkup: 1 ingin tahu lebih, dan 2 belum memahami penjelasan guru. Singkatnya, peserta didik perlu dilatih bertanya. Cara mengajarkan sesuatu melalui “senang bertanya” sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril yang bertanya tentang apakah pengertian iman dan Islam? Tujuan dari kisah Jibril bertanya kepada nabi adalah mengajarkan sesuatu kepada kaum muslimin yang sedang bersama Rasulullah saat itu. Dengan kata lain, sistem tanya jawab yang dipraktikkan oleh Jibril dan Nabi Muhammad adalah salah satu komponen penting dalam proses belajar. Seperti Firman Allah: “Bertanyalah kepada orang-orang yang tahu jikalau kamu tidak mengetahui” QS. An-Nahl16:43 Nabi Muhammad: “Tolabul ‘ilmi faridotun ‘ala kulli muslim”. Artinya: Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. HR. at-Tabrani. Riwayat Abdullah bin Masud