66 modern, kafe bukan hanya difungsikan sebagai tempat untuk makan tetapi sudah
menjadi sarana untuk berkumpul bersama rekan atau keluarga.
Tabel 15. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2004-2008
Tahun Jenis Kelamin
Total Jumlah Penduduk jiwa
Pria jiwa Wanita jiwa
2008 476.476
465.728 942.204
2007 457.717
447.415 905.132
2006 444.508
434.630 879.138
2005 431.862
423.223 855.085
2004 424.819
406.752 831.571
Sumber : BPS Kota Bogor, 2009
c. Pesaing
Pesaing merupakan faktor yang cukup penting untuk membuat suatu usaha dapat bertahan atau tidak. Persaingan usaha disekitar Cafe Kebun Kita cukup banyak,
diantaranya terdapat beberapa rumah makan ataupun kafe yang terletak disekitar Jalan Padjajaran dan Jalan Malabar. Persaingan sangat terasa ketika Plaza Pangrango
masih beroperasi, pada saat itu terdapat puluhan unit usaha yang menjual produk dan jasa seperti restoran. Akan tetapi Cafe Kebun Kita dapat terus bertahan hingga saat
ini karena kualitas dari produk yang ditawarkan dan restoran terus berinovasi untuk mengembangkan produknya.
6.2.3 Lingkungan Industri
Lingkungan industri terdiri ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-
menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan implikasi pada usaha yang sudah ada. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi usaha.
Pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang cukup tinggi dan banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Bogor pada akhir pekan, dimanfaatkan oleh para pengusaha
untuk membangun suatu usaha restoran. Persaingan yang semakin ketat ini, mendorong Cafe Kebun Kita menentukan alternatif strategi pemasarannya, agar dapat
67 mempertahankan konsumen dan menarik konsumen baru untuk datang. Faktor-faktor
ancaman masuk pendatang baru yang mempengaruhi Cafe Kebun Kita adalah: • Skala ekonomi; hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha
diperlukan skala ekonomi yang besar. • Diferensiasi; untuk hambatan difrensiasi produk cukup tinggi karena semakin
produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran dan ingin mencobanya.
• Kecukupan modal; kebutuhan modal relatif cukup tinggi, terutama modal awal dalam pendirian suatu usaha.
• Akses kesaluran distribusi; untuk akses kesaluran distribusi sangat menentukan penyebaran produk, akses distribusi ke Cafe Kebun Kita lancar karena didukung
oleh transportasi yang memadai. Hal ini dapat mempermudah Cafe Kebun Kita dalam proses penyedian bahan baku maupun kepada konsumen.
b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Tingkat persaingan antar pengusaha di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat dari jumlah kafe, restoran dan rumah makan yang semakin bertambah tiap
tahunnya di Kota Bogor. Selain persaingan sejenis Cafe Kebun Kita juga dihadapkan oleh persaingan non sejenis. Salah satu pesaing utama sejenis adalah Rumah Makan
Bambu Kuring yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Cafe Kebun Kita. Faktor-faktor persaingan sesama perusahaan dalam industri yang dihadapi Cafe Kebun Kita adalah:
• Jumlah kompetitor; tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota bogor cendrung kompetitif. Hal ini terlihat pada Tabel 2 yang menunjukkan setiap
tahunnya terjadi peningkatan jumlah unit usaha kafe, restoran dan rumah makan di Kota Bogor. Cafe Kebun Kita mengatasi pesaing yang ada dengan tetap
berusaha mempertahankan kualitas, dan terus berusaha mengembangkan produknya lebih kreatif dan inovatif dan terus meningkatkan promosi-promosi.
• Karateristik produk; setiap kafe, restoran atau rumah makan pastinya mempunyai produk unggulan. Sifat atau ciri-ciri dari masing-masing produk yang dimiliki
pasti mempunyai kesamaan dan perbedaan. Perbedaan tersebut yang terus dikembangkan untuk dapat dijadikan keunggulan Cafe Kebun Kita.
68 • Biaya tetap yang besar; persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu faktor
biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Untuk itu Cafe Kebun Kita berusaha menyesuaikan harga yang ada dengan biaya
produksi yang digunakan.
c. Ancaman Produk Pengganti