Kadar Air Metode Oven SNI 01-2891-1992 Kadar Abu AOAC 1995 Kadar Protein Metode Kjedahl-mikro AOAC 1995

43

f. Pendugaan Umur Simpan

Umur simpan hingga produk mencapai kadar air kritis dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Labuza 1982: Dimana : ts = waktu yang diperlukan dalam kemasan untuk bergerak dari kadar air awal menuju kadar air kritis atau waktu perkiraan umur simpan hari Me = kadar air kesetimbangan produk bk Mi = kadar air awal produk bk Mc = kadar air kritis produk bk kx = konstanta permeabilitas uap air kemasan gm 2 .hari.mmHg A = luas permukaan kemasan m 2 Ws = berat kering produk dalam kemasan g b = slope kurva sorpsi isothermis Po = tekanan uap jenuh mmHg

D. Metode Analisis

1. Analisis Kimia

a. Kadar Air Metode Oven SNI 01-2891-1992

Cawan alumunium dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Cawan ditimbang menggunakan neraca analitik. Sampel sebanyak 1-2 gram dimasukkan ke dalam cawan, kemudian cawan serta sampel ditimbang dengan neraca analitik. Cawan berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 3 jam. Selanjutnya cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Setelah itu, cawan berisi sampel dikeringkan kembali dalam oven selama 15-30 44 menit, lalu ditimbang kembali. Pengeringan diulangi hingga diperoleh bobot konstan selisih bobot ≤ 0,0003 gram. Kadar air dihitung dengan persamaan: Keterangan : x = bobot sampel awal g y = bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan a = bobot cawan kosong

b. Kadar Abu AOAC 1995

Cawan pengabuan dibakar dalam tanur, kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sampel sebanyak 3 gram ditimbang dalam cawan tersebut. Sampel yang ada dalam cawan dibakar dulu pada pembakar sampai asapnya habis, kemudian cawan yang berisi sampel dibakar dalam tanur pada suhu 550 o C sampai didapatkan abu berwarna putih. Cawan yang berisi sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang dengan neraca analitik. Kadar abu dihitung dengan persamaan:

c. Kadar Protein Metode Kjedahl-mikro AOAC 1995

Sampel sejumlah 200 mg ditimbang di dalam labu Kjedahl 30 ml. Setelah itu, ditambahkan 1,0 ± 0,1 gram K 2 SO 4 , 40 ± 10 mg HgO, dan 2,0 ± 0,1 ml H 2 SO 4 ke dalam labu Kjedahl yang berisi sampel. Sampel kemudian dididihkan selama 1-1,5 jam sampai cairan menjadi 45 jernih. Setelah cairan jernih, labu Kjedahl yang berisi sampel didinginkan dan ditambahkan sejumlah kecil air secara perlahan-lahan ke dalamnya, kemudian didinginkan kembali. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi. Labu Kjedahl yang isinya sudah dipindahkan ke dalam alat destilasi dicuci dan dibilas 5-6 kali dengan 1-2 ml air, air cucian dipindahkan ke dalam alat destilasi. Erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml larutan H 3 BO 3 dan 2-4 tetes indikator campuran dua bagian metil merah 0,2 dalam alkohol dan satu bagian metilen biru 0,2 dalam alkohol diletakan di bawah kondensor. Ujung tabung kondensor harus terendam di bawah larutan H 3 BO 3 kemudian ditambahkan 8-10 ml larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 dan dilakukan destilasi sampai tertampung kira-kira 50 ml destilat dalam erlenmeyer. Setelah itu, tabung kondensor dibilas dengan air. Selanjutnya isi erlenmeyer dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. Penentuan protein pun dilakukan untuk blanko. Kadar protein dihitung dengan persamaan: + ,- + ,- .0 1 + 2 3 Keterangan : Faktor konversi = 6,25 untuk tepung jagung dan tepung bumbu

d. Kadar Lemak Metode Soxhlet AOAC 1995