Kriteria Pemungutan Pajak Yang Baik

29 4. Memodifikasi pola investasi. Adanya investasi pemerintah yang berasal dari pajak sedemikian rupa tidak menyebabkan berkurangnya insentif bagi swasta untuk berinvestasi. Pemerintah dapat melakukan investasi untuk pembangunan terkait penyediaan pelayanan publik yang tidak tersentuh oleh swasta. 5. Mengurangi ketimpangan ekonomi. Pajak yang diterapkan harus mampu mengurangi pemusatan kemakmuran pada segelintir golongan kaya tanpa menghilangkan rangsangan untuk menabung dan melakukan investasi produktif. Untuk itu, dapat diterapkan pajak progresif atas hadiah, warisan dan kekayaan.

f. Kriteria Pemungutan Pajak Yang Baik

Adam Smith melalui bukunya The Wealth of Nations 1776 menuliskan 4 empat prinsip yang harus dipenuhi dalam mendesain sistem perpajakan yang ideal. Meski pada perkembangannya banyak terjadi perluasan terhadap prinsip- prinsip yang dikemukan oleh Adam Smith, namun prinsip yang dikenal sebagai Canon of Taxation tersebut masih relevan dengan kondisi saat ini. Keempat prinsip ini penting untuk dipertimbangkan saat menyusun kebijakan perpajakan karena bila Canons of Taxation ini dipenuhi dalam mendesain sistem pajak maka pajak tersebut akan efektif saat diimplementasikan. Prinsip-prinsip dari Canons of Taxation tersebut yaitu : Pertama, Kriteria kecukupan adequacy Kriteria ini menekankan bahwa hasil yang diperoleh dari suatu pajak hendaknya secara signifikan dapat Universitas Sumatera Utara 30 membiayai pengeluaran yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Kedua, Kriteria keadilan equity Beban pajak harus sesuai dengan kemampuan relatif dari setiap wajib pajak. Dengan demikian pajak tersebut harus dipikul oleh semua golongan dan masyarakat sesuai dengan kemampuan masing- masing golongan. Ketiga, Kriteria kemudahan dalam administrasi Dalam melakukan penetapan suatu pajak, hendaknya kemudahan administrasi perlu untuk dipertimbangkan baik dari sisi petugas pajak maupun dari sisi wajib pajak. Jika pemerintah menerapkan sistem administrasi yang rumit, tentunya hal ini menjadi pemicu bagi wajib pajak untuk melakukan penghindaran pajak. Sementara dari sisi petugas pajak, sebagian instansi pemungutan pajak memiliki keterbatasan terkait dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu, tidak adanya sistem administrasi yang baik, tentunya akan sangat sulit bagi pemerintah untuk menentukan objek pajak, besaran tarif pajak yang harus dibayar, dan mekanisme penjatuhan sanksi. Keempat, dukungan politik Pajak merupakan kebijakan yang tidak populer, karenanya diperlukan dukungan politik yang luas demi tercapainya efektivitas dalam pungutan pajak. Untuk itu perlu dibangun kesepakatan antara pihak pemerintah sebagai pemungut dan pihak masyarakat sebagai pihak yang dipungut. Dengan demikian masyarakat menyadari bahwa pungutan pajak tersebut diperlukan guna membiayai pelayanan publik dan pungutan tersebut logis adanya. Dan yang terakhir, kriteria efisiensi Pemungutan suatu pajak harus efisiensi dari segi biaya maupun ekonomi. Efisiensi dari sisi biaya merupakan perbandingan antara keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mengelola pajak tersebut dengan hasil pungutannya relatif kecil. Semakin kecil rasio antara biaya ini dengan hasil Universitas Sumatera Utara 31 pungutannya maka semakin baik efisien pengelolaan pajak itu. Dengan kata lain semakin baik kinerja aparat pemungut pajak. Penetapan suatu pajak juga harus efisien secara ekonomi dalam artian keberadaan pajak tersebut tidak mengganggu pemanfaatan sumber daya yang ada dalam perekonomian oleh masyarakat sejauh pemanfaatan itu bersifat positif. Dalam penerapannya sebagai pajak daerah, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : a. Pajak yang ditujuakan sebagai alat stabilisasi perekonomian dan memperbaiki distribusi pendapatan, sebaiknya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat baik dalam penentuan basis, tarif, maupun sistem administrasi. Dengan demikian, pajak yang dianggap strategis dan dapat memperburuk kondisi ketimpangan antar daerah, pengelolaannya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. b. Basis pajak yang memiliki tingkat mobilitas tinggi tidak diserahkan kepada daerah. Ini dikarenakan mobilitas objek pajak akan memungkinkan para pembayar pajak untuk berpindah relokasi dari daerah yang beban pajaknya tinggi ke daerah dengan beban pajak lebih rendah. Dampaknya, kebijakan daerah dalam menetapkan tarif pajak menjadi terbatas. c. Pajak daerah tidak boleh dibebankan kepada mereka yang bukan penduduk daerah yang bersangkutan, sebab ini mungkin akan mengaburkan kaitan antara pelayanan oleh pemerintah daerah yang diterima masyarakat daerah dengan pembayaran pajak daerah tersebut. Universitas Sumatera Utara 32 d. Tuntutan administrasi dari pajak yang diserahkan kepada daerah hendaknya disesuaikan dengan kapasitas administratif aparat dan sumber daya yang ada di daerah. Oleh sebab itu, suatu sumber pajak akan menjadi menarik apabila pemerintah daerah memperoleh pendapatan dari sumber tersebut dengan memungut, mengadministrasikan, dan punya kewenangan penuh menetapkan tarif pajak sesuai potensi ekonomi lokal yang dimilikinya. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara memiliki kewajiban untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, meningkatkan harkat dan martabat rakyat untuk menjadi manusia seutuhnya. Negara Republik Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat mempunyai tujuan dalam menjalankan pemerintahannya. Pembangunan di segala bidang dilakukan untuk membentuk masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Tujuan bangsa Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Alenia IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Negara untuk mencapai tujuan tersebut dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan senantiasa selalu memerlukan beberapa unsur pendukung, salah satunya adalah tersedianya sumber penerimaan yang memadai dan dapat diandalkan. Sumber-sumber penerimaan ini sangat penting untuk menjalankan kegiatan dari masing-masing tingkat pemerintahan, karena tanpa adanya penerimaan yang cukup maka program-program pemerintah tidak akan berjalan secara maksimal. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar, semakin kompleks kebutuhan masyarakat maka akan semakin besar dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Mekanisme Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Utara

6 114 57

Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

4 52 77

Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

0 43 65

Penilaian Kualitas Pelayanan Publik Pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Keliling Di Unit Pelayanan Teknis Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tebing Tinggi

4 63 168

Perancangan Model Aplikasi Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Berbasis Virtual Private Network Pada Unit Pelayanan Teknis Samsat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

22 153 43

Mekanisme Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan

10 107 61

Implementasi Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Pada Kantor SAMSAT UPT Rantauprapat)

3 71 128

Mekanisme Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

3 73 57

Mekanisme Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Rantau Prapat.

8 124 61

Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Pematang Siantar

19 128 57