26
b. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor PKB
1. Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah
3. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang PKB. Peraturan daerah ini dapat menyatu, yaitu satu peraturan daerah untuk PKB, tetapi dapat
juga dibuat terpisah misalnya Peraturan Daerah provinsi Sumatera Utara tentang PKB Nomor 14 Tahun 2007.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 2006 tentang Perhitungan Dasar Pengenanan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor Tahun 2006.
5. Peraturan Gubernur yang mengatur tentang PKB sebagai aturan
pelaksanaan peraturan daerah tentang PKB pada provinsi yang dimaksud.
c. Objek Pajak Kendaraan Bermotor PKB
a. Objek pajak kendaraan bermotor PKB
Adalah kepemilikan atau penguasaa kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat seperti kawasan :
Bandara Pelabuhan laut
Perkebunan Kehutanan
Universitas Sumatera Utara
27
Pertanian Pertambangan
Industri Perdagangan
Sarana olah raga dan rekreasi
d. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor PKB
Pengenaan beban pajak didasarkan kepada adanya kendaraan bermotor. Keberadaannya secara sah dibuktikan oleh berbagai hal yang harus dipenuhi dan
terutama bukti bahwa kendaraan sudah terdaftar sesuai dengan ketentuan administrasi yang ditentukan. Dalam pasal 5 angka 1, menyebutkan bahwa Subjek
pajak adalah orang pribadi atau badan yang memiliki danatau menguasai kendaraan bermotor dan atau kendaraan di atas air.
e. Peran Pajak bagi Pemerintah
Pajak tidak dapat dipisahkan dengan pemerintah, dikarenakan pajak merupakan salah satu unsur terselenggaranya fungsi pemerintahan. Pajak
merupakan salah satu cara dalam mengalihkan kekayaan dari sektor swasta kepada sektor publik yang diperlukan untuk menyelenggarakan fungsi
pemerintah. Menurut Jinghan 2008, dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi suatu Negara, pajak juga berperan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
28
1. Membatasi konsumsi dan kemudian mentransfer sumber dari konsumsi
ke investasi. Pajak langsung berperan dan membatasi konsumsi bagi kelompok
pendapatan tinggi dengan cara mengambil sebagian tambahan pendapatan kelompok tersebut. Sedangkan pajak tidak langsung
memiliki dampak pengurangan konsumsi pada komoditi penting barang-barang mewah dan setengah mewah, juga mengurangi daya
konsumsi kelompok berpendapatan rendah. 2.
Meningkatkan dorongan menabung dan menanam modal. Pajak langsung berperan membatasi konsumsi, hendaknya tidak
diterapkan secara progresif. Sehingga masih tersisa pendapatan yang cukup bagi pihak yang ingin menabung untuk berinvestasi. Begitu pula
pajak tidak langsung berfungsi membatasi konsumsi, hendaknya tidak diterapkan terlalu tinggi yang berakibat pada kenaikan harga barang-
barang yang pada akhirnya berdampak negatif pada produksi. 3.
Mentransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi pemerintah.
Sumber yang berada di tangan masyarakat belum tentu dimanfaatkan secara produktif karena ada kemungkinan akan dipergunakan untuk
konsumtif. Dengan adanya pajak, sumber tersebut beralih ke pemerintah yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan investasi
Negara dengan kata lain sumber tersebut dapat digunakan secara produktif. Kondisi demikian merupakan upaya pemerintah dalam
memutus lingkaran kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
29
4. Memodifikasi pola investasi.
Adanya investasi pemerintah yang berasal dari pajak sedemikian rupa tidak menyebabkan berkurangnya insentif bagi swasta untuk
berinvestasi. Pemerintah
dapat melakukan
investasi untuk
pembangunan terkait penyediaan pelayanan publik yang tidak tersentuh oleh swasta.
5. Mengurangi ketimpangan ekonomi.
Pajak yang diterapkan harus mampu mengurangi pemusatan kemakmuran pada segelintir golongan kaya tanpa menghilangkan
rangsangan untuk menabung dan melakukan investasi produktif. Untuk itu, dapat diterapkan pajak progresif atas hadiah, warisan dan kekayaan.
f. Kriteria Pemungutan Pajak Yang Baik