diterima karyawan, baik itu dari perusahaan maupun dari atasan, maka semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan.
11. Ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin karyawan dengan tingkat motivasi kerja karyawan. Karyawan laki-laki mempunyai kecenderungan
memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dibanding karyawan perempuan. 12. Ada hubungan nyata antara usia pekerja dengan tingkat motivasi kerja
karyawan. Semakin tinggi usia pekerja, hingga batas produktif, maka semakin tinggi pula tingkat motivasi kerja karyawan.
13. Ada hubungan nyata antara tingkat pendidikan karyawan dengan tingkat motivasi kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan karyawan maka semakin
tinggi pula tingkat motivasi kerja karyawan. 14. Ada hubungan nyata antara masa kerja dengan tingkat motivasi kerja
karyawan. Semakin lama masa kerja maka semakin tinggi pula tingkat motivasi kerja karyawan.
15. Ada hubungan nyata antara status kerja dengan tingkat motivasi kerja karyawan. Karyawan yang bersatus tetap mempunyai kecenderungan memiliki
motivasi yang lebih tinggi dibandingkan karyawan yang berstatus tidak tetaplepas
16. Ada hubungan nyata antara jumlah tanggungan dalam keluarga dengan tingkat motivasi kerja karyawan. Semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga
karyawan maka semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan.
3.4 Definisi Operasional
Beberapa definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Motivasi kerja adalah daya penggerak dalam diri seseorang dan perusahaan untuk melaksanakan segala kegiatan pekerjaan dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan. Pengukuran : diukur berdasarkan kesediaan responden untuk bekerja keras
dalam rangka memenuhi target perusahaan, seperti bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan, kesediannya dalam melaksanakan kerja lembur
dan piket kerja, dan lain-lain. 2. Hubungan atasan dan bawahan adalah suatu interaksi yang terjadi antara
karyawan dengan atasannya. Pengukuran : diukur berdasarkan penilaian yang diberikan responden akan
hal-hal yang menunjukkan sejauh mana atasan memberikan perhatian kepada bawahan.
3. Hubungan antara sesama rekan kerja adalah interaksi yang terjadi antara sesama rekan kerja.
Pengukuran : diukur berdasarkan penilaian responden terhadap kedekatan hubungan antara sesama rekan kerja baik itu di dalam pekerjaan maupun di
luar pekerjaan 4. Peraturan dan kebijakan perusahaan adalah ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan perusahaan yang berlaku bagi semua karyawan. Pengukuran : diukur berdasarkan penilaian responden terhadap peraturan dan
kebijakan perusahaan yang diberlakukan terhadap karyawan. 5. Kondisi kerja adalah suasana maupun keadaan kerja yang ada di perusahaan,
melifuti faktor suasana kerja dan faktor kelengkapan kerja.
Pengukuran : diukur berdasarkan penilaian responden terhadap faktor-faktor kondisi kerja dan faktor-faktor kelengkapan kerja yang ada di perusahaan.
6. Kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya kepada perusahaan.
Pengukuran : diukur berdasarkan penilaian responden terhadap besarnya gajiupah, penghargaan atas prestasi seperti bonus dan lain-lain, fasilitas
penunjang dan perlunya pendistribusian gaji secara terbuka. 7. Prestasi adalah pencapaian rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas
maupun kuantitas yang dihasilkan setiap diri. Pengukuran : diukur berdasarkan penilaian responden terhadap pencapaian
prestasi karyawan, dan hubungan prestasi terhadap peningkatan motivasi kerja. Standar produktivitas karyawan yang disyaratkan perusahaan adalah
200 kgtahun setiap karyawan. 8. Tanggungjawab adalah berat tidaknya beban tugas yang dberikan kepada
karyawan. Pengukuran : diukur berdasarkan penilaian responden terhadap kepuasan dan
penilaiannya terhadap beban tanggung jawab yang diberikan perusahaan dan sejauh mana pengaruhnya terhadap penignkatan motivasi kerja.
9. Pekerjaan itu sendiri adalah bobot kesulitan dan tantangan yang terkandung dalam pekerjaan.
Pengukuran : diukur berdasarkan penilaian responden terhadap kepuasan tatntangan kerja saat ini dan sejauh mana tantangan dan kesulitan kerja dapat
meningkatkan motivasi kerja.
10. Pengembangan potensi individu adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaanjabatan melalui pendidikan dan latihan. Pengukuran : diukur berdasarkan penilaian responden terhadap perhatian
perusahaan akan etos kerja dan disiplin karyawan, kesempatan peningkatan karier, pandangan karyawan terhadap program pengembangan karyawan, dan
intensitas pelatihan yang diadakan perusahaan. 11. Penghargaan adalah segala bentuk pujian perusahaan terhadap prestasi yang
telah di raih karyawan. Pengukuran : diukur berdasarkan penilain responden terhadap intensitas pujian
baik dari atasan maupun perusahaan terhadap prestasi karyawan dan pandangan responden akan pengaruh penghargaan terhadap motivasi kerja.
12. Jenis kelamin dibagi menjadi dua kelompok yaitu jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan.
13. Usia pekerja diukur menurut umurusia dari masing-masing karyawan yang dijadikan sampel.
14. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang terakhir dienyam karyawan. Tingkat pendidikan dikelompokkan berdasarkan jenjang
pendidikan yang ditempuh karyawan. 15. Masa kerja adalah lamanya karyawan bekerja di lingkungan Pabrik Karet
Crumb Rubber CR, Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII.
16. Status karyawan diukur berdasarkan karyawan tetap dan karyawan lepas. 17. Jumlah tanggungan dalam keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang
menjadi kewajiban karyawan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Pengukuran penilaian karyawan terhadap tingkat motivasi, hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan
perusahaan, kondisi kerja, kompensasi, prestasi, tanggungjawab, pekerjaan itu sendiri, pengembangan potensi individu, dan penghargaan dilakukan dengan
menggunakan skala likert dimana diberikan pembobotan terhadap variabel yang dinyatakan dalam kuisioner dengan skor 1 sampai 5. Sedangkan untuk
pengukuran variabel-variabel faktor internal berturut-turut adalah usia pekerja dalam tahun untuk variabel usia pekerja; laki-laki = 1, wanita = 0 untuk variabel
jenis kelamin; SD=1, SLTP=2, SLTA=3 dan PT=4, untuk variabel tingkat pendidikan; karyawan tetap = 1 dan karyawan lepas = 0 untuk status karyawan;
lama bekerja dalam tahun untuk masa kerja; jumlah jiwa yang menjadi tanggungan karyawan, untuk jumlah tanggungan keluarga.
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pabrik Karet Crumb Rubber CR Perkebunan Sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi. Pemilihan lokasi
dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Pabrik Karet Crumb Rubber
CR Perkebunan Sukamaju ini merupakan pabrik pengolahan crumb rubber
dengan tingkat produksi terbesar kedua di lingkungan PTPN VIII setelah pabrik pengolahan crumb rubber yang ada di lingkungan Perkebunan Purwakata.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2006.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer. Data primer diperoleh melalui kuisioner, wawancara langsung baik itu dengan pihak
manajemen perusahaan maupun dengan informan lainnya, dan hasil pengamatan langsung di Pabrik Karet Crumb Rubber CR Perkebunan Sukamaju, PT.
Perkebunan Nusantara VIII.
4.3 Metode Pengambilan Responden dan Data
Responden adalah karyawan pada Pabrik Karet Crumb Rubber CR Perkebunan Sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi yang terlibat
langsung dengan proses produksi. Jumlah seluruh karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber
CR adalah 81 orang, namun yang dijadikan responden adalah seluruh karyawan yang termasuk bagian proses yaitu 68 orang. Adapun karyawan yang
tidak dijadikan responden adalah yang tidak terlibat langsung dengan proses produksi seperti karyawan pada divisi kendaraan dan pengamanan. Metode yang