Keaktifan Siswa SD Kajian tentang Pembelajaran IPA

28 atau luar sekolah, dan 6 melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran. Guru memberikan kesempatan kepada siswa agar bersikap aktif dalam mencari, memperoleh, dan mengolah perolehan belajarnya. Oemar Hamalik 2010: 91 menjelaskan bahwa guru yang mampu menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar antara lain: 1 memiliki pengalaman secara langsung dari kegiatan yang dialaminya sendiri, 2 seluruh aspek kepribadian dapat berkembang, 3 memupuk kerjasama yang harmonis antarsiswa, 4 belajar dan bekerja berdasarkan pada minat dan kemampuannya, 5 memupuk disiplin belajar pada siswa sehingga membuat suasana belajar yang kondusif, 6 membina dan memupuk kerjasama antara sekolah, masyarakat terutama pada guru dan orang tua, 7 kegiatan pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara nyata realistik, dan 8 pelaksanaan dan kegiatan pembelajaran menjadi hidup. Guru harus menyadari bahwa keaktifan siswa membutuhkan keterlibatan mereka secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad 2011: 33 menyebutkan ciri-ciri proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa antara lain: 1 bersikap aktif dalam mencari atau memberikan informasi, bertanya, bahkan saat membuat kesimpulan, 2 adanya interaksi aktif secara terstruktur, 3 adanya kemampuan untuk menilai hasil karyanya sendiri, dan 4 adanya pemanfaatan sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar secara optimal. 29 Guru harus dapat mengajar sesuai materi yang akan diajarkan tanpa membatasi keaktifan siswa agar dapat berjalan sesuai perencanaan yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan. Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad 2011: 33-34 menyebutkan prinsip pembelajaran yang mengaktifkan siswa yaitu: 1 mendesain pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, baik fisik, mental, dan emosional dalam proses belajar dengan melibatkan banyak indera, 2 membebaskan siswa dari ketergantungan yang berlebihan pada guru karena siswa kurang inisiatif, dan 3 menilai hasil belajar siswa sesuai dengan berbagai kegiatan belajar melalui penilaian ujian lisan atau tertulis, pekerjaan rumah, dan sebagainya. Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad 2011: 34 menyebutkan bahwa siswa yang aktif memiliki ciri-ciri antara lain: 1 akan terbiasa belajar teratur walaupun tidak ada ulangan, 2 mahir atau memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada, 3 terbiasa melakukan kegiatan belajar di laboratorium, bengkel, dan lain-lain, serta 4 mengerti bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar. Hal ini menjelaskan bahwa siswa harus terlibat aktif dan guru sebagai pembimbing selama kegiatan pembelajaran. Siswa harus lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena sebagai pusat belajar sehingga dapat membangun suatu pemahaman, keterampilan, dan sikap atau perilaku tertentu. Nasarius Sudaryono 2006: 31 berpendapat bahwa keaktifan siswa menjadi penting untuk ditekankan dalam proses pembelajaran karena belajar itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif di mana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman 30 constructivism approach. Siswa tidak cukup mempelajari suatu materi dengan menyerap dan menghafal yang diajarkan oleh guru, tetapi siswa dapat mengolah informasi yang diperoleh dan membangun pengertian-pengertian baru. Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran yang bervariasi dan mengajak siswa bersikap aktif akan cenderung menghasilkan pengetahuan yang tersimpan kuat dalam ingatan memory. Nana Sudjana 2006: 61 menjelaskapkan bahwa keaktifan siswa saat KBM antara lain: 1 turut serta dalam melaksanakan kegiatan belajarnya, 2 terlibat aktif dan mau mencatat selama kegiatan pembelajaran berlangsung, 3 mau bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami materi yang sedang dipelajari, 4 mau berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan agar dapat memahami materi yang sedang dipelajari, 5 dapat melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk dari guru, 6 dapat menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, 7 dapat melatih diri sendiri saat menemukan suatu hal yang sejenis, dan 8 dapat menggunakan dan menerapkan apa yang telah diperoleh dari kegiatan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Dari beberapa pendapat di atas, peneliti berkesimpulan bahwa keaktifan dalam pembelajaran merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dengan sumber belajar dalam rangka mencapai tujuan belajar. Guru harus selalu memberikan kesempatan kepada siswa agar bersikap aktif dalam mencari, memperoleh, dan mengolah suatu objek yang 31 sedan dipelajari. Adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan terbentuknya situasi belajar yang kondusif. Kegiatan penelitian meliputi keterlibatan siswa secara aktif selama kegiatan pembelajaran, baik secara berkelompok maupun individu dengan berbagai aspek keaktifan yang dimilikinya sehingga siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam kondisi yang ada. 5 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

1. Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam pengajaran karena sangat membantu guru saat melaksanakannya. Nasarius Sudaryono 2006: 36 mengungkapkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan siswa dalam proses belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap yang sedang dipelajari. Rusman 2009: 130 menambahkan bahwa sumber belajar merupakan daya yang dimanfaatkan guna kepentingan proses dan pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagai atau secara keseluruhan. Keberadaan sumber belajar akan memungkinkan proses pembelajaran berlangsung sesuai kebutuhan siswa. Mulyasa 2006: 159 menjelaskan bahwa sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan agar dapat memberikan kemudahan dalam belajar, sehingga dapat diperoleh informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan. 32 Adanya aneka ragam sumber belajar yang digunakan akan sangat membantu dalam KBM karena guru dan siswa dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi dengan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Proses pembelajaran berlangsung tidak lagi bergantung pada guru sebagai sumber utama, tetapi juga membutuhkan tempat dan waktu belajar yang tepat agar siswa dapat bersikap aktif selama KBM berlangsung. Penggunaan sumber belajar digunakan dalam pemilihan strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Rusman 2009: 135 menyebutkan bahwa sumber belajar memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu : a meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan cara mempercepat laju belajar dengan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa; b memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih mandiri, yaitu dengan cara mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; c memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, yaitu dengan cara perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis dengan pengembangan bahan pembelajaran dari hasil penelitian; 33 d lebih memantapkan kegiatan pembelajaran, yaitu dengan cara meningkatkan pemanfaatan sumber belajar, penyajian informasi, dan bahan yang digunakan dalam KBM lebih konkret; e memungkinkan belajar secara seketika atau spontan, yaitu dengan mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkret dengan memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung; dan f memungkinkan penyajian informasi yang mampu menembus batas geografi seperti dengan penerapan pembelajaran berbasis komputer dan e-learning di sekolah. Komponen-komponen yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sebenarnya ada di dalam kegiatan pembelajaran. Pemerintah sudah menyediakan sumber belajar bagi instansi pendidikan dan sekolah-sekolah yang sering dikenal sebagai media pendidikan. AECT Association for Educational Communication and Technology membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Rusman, 2011: 137-139, yaitu: 1 Pesan message, meliputi pesan formal dan pesan nonformal. Pesan formal adalah pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, seperti pemerintah atau pesan yang disampaikan oleh guru dalam situasi pembelajaran. Pesan nonformal merupakan pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, 34 misalnya cerita rakyat, legenda, prasasti atau relief pada candi, dan sebagainya. 2 Orang people, yaitu orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar yang secara umum dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional dari lingkungan pendidikan, seperti guru, tenaga pendidik, teknisi sumber belajar, pustakawan, dan lain-lain. Kedua, kelompok dari orang-orang yang memiliki profesi selain dari lingkungan pendidikan dan tidak terbatas, misalnya politisi, tenaga kesehatan, arsitek, psikolog, dan lain-lain. 3 Bahan materials, merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajarn, seperti buku paket atau teks, modul, program video atau film, alat peraga, program slide, dan sebagainya. 4 Alat device, adalah benda-benda yang berbentuk fisik atau perangkat keras hardware yang berfungsi untuk menyajikan bahan-bahan, mencakup slide projector, OHP, tape recorder, dan sebagainya. 5 Teknik technique, adalah cara atau prosedur yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaranan agar tujuannya tercapai, mencakup ceramah, permainansimulasi, diskusitanya jawab, dan sebagainya. 6 Latartata tempat setting, yaitu lingkungan yang berada di dalam maupun di luar sekolah, baik sengaja dirancang untuk kegiatan pembelajaran maupun tidak secara khusus disiapkan sebelumnya, contoh:

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV Peningkatan keaktifan dan hasil belajar ipa melalui Model snowball throwing pada siswa kelas iv Di sd muhammadiyah 10 tipes Tahun 2015/2016.

0 3 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV Peningkatan keaktifan dan hasil belajar ipa melalui Model snowball throwing pada siswa kelas iv Di sd muhammadiyah 10 tipes Tahun 2015/2016.

0 4 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI Peningkatan Keaktifan Belajar Ipa Melalui Strategi Scramble Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sambiduwur 2 Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 18

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA SISWA KELAS III B SD SAWIT BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 315

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IIIB SD NEGERI PANGGANG, SEDAYU, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 245

PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA.

0 0 278

peningkatan prestasi belajar siswa pada pelajaran ips mengenai koperasi melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bab 1

0 0 8

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PEMANFAATAN ALAM SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

0 0 11