volume 50 µL, 100 µL, dan 200 µL. Paper disc tersebut kemudian
dibiarkan mengering untuk menghilangkan pelarut secara aseptis. Paper
disc yang telah kering tersebut, diletakkan pada media agar yang telah diinokulasikan 100 µL bakteri uji secara
spreading. Inkubasi dilakukan selama 24 jam dan diamati serta diukur zona hambat yang timbul pada
media agar tersebut.
11. Identifikasi golongan senyawa pada isolat
a. Deteksi secara fisik
Larutan isolat pertama dan kedua dengan konsentrasi 1 mg mL yang telah disiapkan tersebut ditotolkan pada lempeng KLT sebanyak 10
µL dengan jarak elusi 5 cm dan fase gerak kloroform : metanol 95 : 5 vv. Lempeng KLT hasil elusi kemudian dikeringkan pada suhu ruang.
Setelah kering, lempeng KLT tersebut dideteksi pada lampu UV 254 nm dan 366 nm.
b. Identifikasi golongan senyawa dengan reagen semprot
Kedua isolat tersebut diidentifikasi golongan senyawanya dengan menggunakan KLT dengan jarak elusi 5 cm. Hasil elusi yang
telah dikeringkan tersebut kemudian divisualisasi dengan pereaksi AlCl
3
, FeCl
3
, Dragendorff, dan vanilin sulfat. Hasil KLT tersebut kemudian diamati.
12. Bagan alur penelitian
Serbuk simplisia rimpang kunyit 919,7 gram
Ekstrak kental rimpang kunyit 135,4 gram
Evaporasi
Maserasi dengan etanol 90 vv
Uji kualitatif aktivitas penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV
protection dan identifikasi golongan senyawa
Hasil triturasi heksan 0,818 gram
Bercak aktif memiliki Rf 0,74
– 0,78
Hasil triturasi kloroform :
metanol 95 : 5 vv 2,576 gram
Kromatografi kolom
Isolat 1 0,1412 gram
Isolat 2 0,0173 gram
Triturasi heksan
Triturasi kloroform : metanol 95 : 5 vv
Bercak Rf 0,74 – 0,78 pada
ekstrak rimpang
kunyit
Uji kualitatif aktivitas penangkap radikal bebas, antibakteri, UV
protection, dan identifikasi golongan senyawa
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan dan Penyiapan Bahan
1. Pengumpulan bahan
Rimpang kunyit dalam bentuk simplisia kering sebanyak 1 kg diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional B2P2TOOT Tawangmangu. Menurut peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 12 tahun 2014 tentang
persyaratan mutu obat tradisional, yang dimaksud dengan simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat tradisional yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Penyimpanan dalam bentuk kering ini bertujuan supaya dapat
disimpan dalam waktu yang lama, mengurangi kadar air, dan menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan mutu atau kerusakan
simplisia. Air yang masih tersisa dalam simplisia dengan kadar tertentu dapat menjadi media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Enzim tertentu
dalam sel masih dapat bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati selama simplisia tersebut mengandung sejumlah kadar air tertentu Tini, Amri,
2003. Simplisia rimpang kunyit yang didapatkan pada penelitian ini dikemas dalam kantong plastik tertutup rapat. Tujuan pengemasan tersebut adalah untuk
melindungi simplisia agar tidak rusak atau berubah mutunya karena berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar serta melindungi simplisia dari cemaran.