terlarut. Kelebihan lain yang dimiliki kromatografi kolom ini adalah hanya membutuhkan pelarut dalam jumlah yang sedikit. Kromatografi kolom merupakan
variasi dari preparasi sampel secara KLT karena fase diam yang digunakan dapat sama dengan fase diam yang digunakan pada KLT Hostettmann, Marston,
Hostettmann, 1997. Kromatografi kolom merupakan salah satu jenis kromatografi adsorpsi
yang sering digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa organik. Hal
tersebut dikarenakan senyawa organik memiliki kelarutan yang rendah dengan pelarut air atau campuran antara pelarut organik dan air sehingga hasil pemisahan
senyawa akan lebih baik apabila dibandingkan dengan kromagrafi cair fase terbalik Hurtubise, 2010.
Metode step
– gradient chromatography adalah suatu metode elusi pada kromatografi dengan perubahan fase gerak yang satu dengan fase gerak lainnya
secara bertahap. Prinsip utama dengan adanya perubahan gradien pada fase gerak adalah untuk meningkatkan kekuatan elusi dari fase gerak, sehingga salah satu
senyawa dari analit akan bercampur dengan fase gerak yang sesuai Wu, Liang, dan Berthod, 2012.
D. Antioksidan
1. Reactive Oxygen Species ROS
Oksigen yang dihirup dalam proses pernapasan berperan dalam reaksi intermediet yang disebut sebagai
reactive oxygen species ROS. Reactive oxygen species ROS yang berlebih dalam tubuh ini dapat merusak protein, lemak, dan
DNA, yang mengakibatkan stress oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara
oksidan dan antioksidan dalam proses oksidasi, hal ini diduga sebagai penyebab penuaan dini dan berbagai macam penyakit pada manusia Choi, 2009.
Reactive oxygen species pada kondisi fisiologis normal akan tersimpan pada organel sel spesifik, yang kemudian akan dimusnahkan oleh sel fagositosis.
Reaksi reduksi dari molekul oksigen O
2
menjadi air H
2
O adalah dengan melalui transfer elektron tunggal, oleh karena itu, akan terjadi reaksi intermediet
seperti superoksida anion O
2 -
, hidrogen peroksida H
2
O
2
, dan hidroksiradikal HO
• yang akan tersimpan dalam mitokondria. Beberapa enzim sitokrom P – 450 juga dapat mereduksi O
2
menjadi O
2 -
secara langsung. Sehingga diperlukannya suatu mekanisme perlindungan terhadap ROS Tringali, 2001.
2. Senyawa dan golongan senyawa antioksidan
Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menghambat proses oksidasi dengan cara menghambat polimerisasi rantai yang diawali dengan adanya
radikal bebas yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi oksidasi Cespedes, Morales, Avila, Hafidi, Alarcon, dan Lopez, 2009. Mekanisme perlindungan
ROS enzimatik yaitu superoxide dismute SOD yang mengkatalisis O
2 -
menjadi O
2
dan H
2
O
2
. H
2
O
2
ini kemudian dimetabolisme kembali menjadi O
2
dan H
2
O. Selain itu, juga diperlukan antioksidan non
– enzimatik seperti vitamin E untuk membantu meminimalisir konsentrasi HO
• yang ada pada membran sel. Sebuah titik kritis terjadi ketika pengumpulan dan detoksifikasi ROS dalam sel, dimana
dengan adanya penyakit, usia, senyawa – senyawa kimia seperti obat, pestisida,
herbasida, serta berbagai macam polutan dapat merusak mekanisme perlindungan tubuh terhadap radikal bebas Tringali, 2001.
Antioksidan sintetis yang telah lama digunakan yaitu butylated hydroxy
toluene BHT, butylated hydroxyanisole BHA, propylgallate, dan tert – butyl
hydroquinone, akan tetapi penggunaan BHA dan BHT ini diduga dapat menginduksi kerusakan hati dan bersifat karsinogenik, sehingga diperlukan
sumber antioksidan lain yang dapat berasal dari bahan alam yang lebih aman untuk dikonsumsi Choi, 2009. Antioksidan alami yang terdapat pada tumbuhan
yaitu seperti α – tocopherol, asam askorbat, karotenoid, flavonoid, dan senyawa –
senyawa fenolik. Vitamin E α – tocopherol, merupakan antioksidan alami yang
efektif akan tetapi penggunaannya terbatas. Sehingga, industri makanan dan pengobatan mengembangkan antioksidan alami yang berasal dari tumbuh
– tumbuhan Tringali, 2001.
Curcuma longa memiliki pigmen kekuningan yang merupakan senyawa golongan fenolik yang memiliki peran sebagai penangkap radikal bebas, dimana
senyawa golongan tersebut menurut Pundir dan Jain 2010 larut dalam etanol. Flavonoid dan tanin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penangkap
radikal bebas karena ketiga senyawa tersebut adalah senyawa fenol yaitu senyawa dengan gugus
–OH yang terikat pada cincin aromatik, sehingga juga terlarut dalam etanol Kuntorini, Astuti, dan Miliana, 2011. Ekstrak etanolik rimpang
kunyit mengandung golongan senyawa saponin, terpenoid, dan flavonoid
Chhetri, et al., 2008. Senyawa
– senyawa golongan fenolik memiliki satu atau lebih cincin aromatis dengan satu atau lebih gugus hidroksil tersebut berpotensi
menangkap senyawa – senyawa radikal bebas dengan membentuk resonansi
radikal fenoksil stabil dan juga dengan reaksi reduksi oksidasi Choi, 2009.
3. Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl DPPH