yang akan diekstraksi saat dilakukan maserasi dan penarikan zat oleh cairan penyari dapat maksimal dan efektif.
B. Ekstrak Kental Rimpang Kunyit
1. Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik zat yang diinginkan dari bahan dengan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan zat yang diinginkan dari
komponen tersebut dan menghilangkan zat – zat yang tidak diinginkan. Pemilihan
pelarut untuk ekstraksi merupakan dasar yang penting karena pelarut yang digunakan akan mempengaruhi apa yang terkandung dalam ekstrak. Cairan
penyari yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 90 vv. Etanol dipilih sebagai cairan penyari karena etanol dapat melarutkan senyawa
– senyawa organik pada bahan alam. Etanol juga dapat menurunkan aktivitas enzim polifenol
oksidase yaitu suatu enzim yang dapat mendegradasi senyawa – senyawa
polifenol. Selain itu, etanol juga lebih mudah terpenetrasi pada membran seluler sehingga komponen yang terekstraksi akan semakin lebih besar. Metanol tidak
dipilih karena metanol bersifat lebih polar dibandingkan dengan etanol, kurang aman, dan kurang ekonomis Tiwari,
et al., 2011. Penelitian ini menggunakan kadar etanol 90 vv karena kandungan air dapat menjadi media pertumbuhan
mikroorganisme akan tetapi air masih tetap dibutuhkan karena berfungsi untuk menarik senyawa
– senyawa yang bersifat polar dalam bahan alam yang diduga memiliki aktvitas biologis. Selain itu, etanol 90 vv juga bersifat mudah
menguap sehingga proses pemekatan ekstrak dapat menggunakan suhu yang tidak terlalu panas dan proses pemekatan dapat berjalan lebih cepat.
Selain cairan penyari, diperlukan pula pemilihan metode ekstraksi karena apabila menggunakan metode ekstraksi yang kurang tepat dapat menyebabkan
degradasi pada bahan alam dan hilangnya kandungan zat aktif pada bahan alam. Terdapat berbagai macam metode ekstraksi seperti sokhletasi, maserasi, infusi,
perkolasi, dll. Pada penelitian ini, metode ekstraksi yang dipilih adalah maserasi. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makananan Republik Indonesia tahun 2010,
apabila penyarian dilakukan dengan campuran cairan penyari air dan etanol maka dilakukan dengan maserasi atau perkolasi. Maserasi lebih dipilih karena metode
maserasi memiliki beberapa keuntungan seperti membutuhkan volume cairan penyari yang lebih sedikit, lebih mudah dilakukan, dan peralatan yang dibutuhkan
lebih sederhana dibandingkan dengan metode perkolasi. Selain itu, perkolasi tidak dipilih karena bahan harus benar
– benar terdistribusi secara homogen pada wadah dan dalam pengemasan bahan pada wadah tidak boleh terlalu padat karena apabila
terlalu padat, cairan penyari tidak dapat mencapai seluruh bagian bahan dan proses ekstraksi tidak dapat berjalan sempurna Sarker, Latif, Gray, 2006.
Proses maserasi dilakukan selama 24 jam pada suhu ruang dan kemudian dilanjutkan dengan proses remaserasi dengan tujuan untuk memaksimalkan proses
penyarian senyawa – senyawa yang mungkin belum tersari karena cairan penyari
yang sudah mengalami penjenuhan. Tujuan penyaringan pada proses maserasi dan remaserasi untuk
memisahkan antara bahan yang tidak terlarut dengan pelarut yang telah berisi zat – zat yang terlarut didalamnya untuk kemudian dilakukan pemekatan dengan
menggunakan vaccum rotary evaporator sehingga akan didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit. Bobot ekstrak kental rimpang kunyit yang didapat yaitu 135,4 gram dengan rendemen 14,72. Pemerian ekstrak kental rimpang kunyit yaitu:
warna kuning kecoklatan, bentuk ekstrak kental, bau khas, rasa pahit.
2. Susut pengeringan ekstrak