Biological Company. Amoksisilin sebagai kontrol positif didapatkan dari Indofarma.
2. Alat penelitian
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa blender,
seperangkat alat maserasi, vacuum rotary evaporator Buchi, neraca analitik
Scaltec SBC 22, BP 160P, oven WTB binder, penjepit, micro haematocrit
tubes, light meter Lutron, lampu UV 254 nm, lampu UV 366 nm, mikropipet 100
– 1000 µL; 5 – 50 µL; 0,5 – 10 µL Acura 825, Socorex, sentrifuge, vortex Junke Kunkel, penangas air
labo – tech, Heraceus, autoclave YX – 400Z,
inkubator, ose, tabung reaksi bertutup, dan alat – alat gelas yang lazim digunakan
di laboratorium analisis Pyrex – Germany dan Iwaki.
D. Tatacara Penelitian
1. Pengumpulan dan penyiapan bahan
a. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman pada rimpang kunyit diperlukan untuk mengetahui kebenaran bahan rimpang kunyit yang digunakan pada
penelitian. b.
Pengumpulan bahan Satu kilogram rimpang kunyit kering diperoleh dari Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional B2P2TOOT Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
c. Penyiapan bahan
Simplisia rimpang kunyit yang telah diperoleh tersebut diserbuk dengan menggunakan blender.
d. Susut pengeringan simplisia
Cawan petri yang telah dikeringkan sebanyak 3 buah ditimbang dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105
hingga mencapai bobot tetap. Setelah ketiga cawan petri tersebut mencapai bobot tetap,
ditambahkan serbuk simplisia rimpang kunyit dan ditimbang cawan petri beserta serbuk simplisia tersebut hingga didapatkan serbuk simplisia ±
0,5 gram pada masing – masing cawan. Ketiga cawan petri tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 50 hingga mencapai
bobot tetap.
2. Ekstraksi
a. Pembuatan ekstrak kental rimpang kunyit
Satu kilogram simplisia kering dalam bentuk serbuk tersebut ditimbang dan dimasukkan ke dalam bejana maserasi serta ditambahkan
dengan etanol 90 vv hingga dapat merendam seluruh serbuk simplisia tersebut. Campuran tersebut kemudian dimaserasi selama 24 jam pada
suhu ruang. Setelah 24 jam, campuran disaring sehingga didapatkan filtrat pertama dan residu yang tersisa dilakukan maserasi kembali
dengan menggunakan pelarut etanol 90 vv selama 24 jam pada suhu ruang. Filtrat kedua diperoleh melalui penyaringan dari hasil maserasi
kedua. Filtrat pertama dan kedua kemudian dicampurkan hingga
homogen dan dilakukan evaporasi hingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental ini kemudian disimpan dalam lemari pendingin.
b. Susut pengeringan ekstrak
Cawan petri yang telah dikeringkan sebanyak 3 buah ditimbang dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105
hingga mencapai bobot tetap. Setelah ketiga cawan petri tersebut mencapai bobot tetap,
ditambahkan ekstrak kental dan ditimbang cawan petri beserta ekstrak kental tersebut hingga didapatkan ekstrak kental ± 0,5 gram pada masing
– masing cawan. Masing – masing cawan tersebut ditambahkan silika ± 0,5 gram. Ketiga cawan petri tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
oven pada suhu 50 hingga mencapai bobot tetap.
3. Optimasi fase gerak pada ekstrak kental rimpang kunyit