dengan adanya pelepasan superantigens pada aliran darah. Escherichia coli
merupakan bakteri Gram negatif yang umumnya ada pada saluran pencernaan manusia, tetapi kadang
– kadang bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia Lodhia, Bhatt, dan Thaker, 2009.
2. Mekanisme antibakteri
Antibakteri berdasarkan mekanisme kerjanya dibagi menjadi dua macam, yaitu: antibakteri bersifat bakterisidal dan bersifat bakteriostatik. Dikatakan
bakterisidal karena antibakteri tersebut pada dosis biasa berkhasiat mematikan bakteri, sedangkan bersifat bakteriostatik karena antibakteri tersebut pada dosis
biasa mampu menghambat pertumbuhan atau perkembangbiakan suatu bakteri dimana pemusnahannya dilanjutkan dengan sistem pertahanan tubuh sendiri
dengan cara fagositosis ‘dimakan’ oleh limfosit Tjay dan Rahardja, 2007. Prinsip terapi secara umum dengan antibakteri yaitu: suatu antibakteri seharusnya
membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri tanpa membahayakan tubuh manusia sebagai inangnya, dan obat terpenetrasi ke jaringan tubuh yang dituju,
serta menuju ke bakteri target secara spesifik. Intinya, antibakteri bersifat efektif atau poten dengan efek samping yang rendah, atau memiliki toksisitas selektif
terhadap bakteri patogen yang dituju Nugroho, 2012.
3. Resistensi bakteri
Resistensi merupakan kemampuan alami bakteri untuk tidak terpengaruh terhadap agen antibakteri Nugroho, 2012. Salah satu penyebab terjadinya
resistensi ini adalah penggunaan antibakteri yang tidak rasional. Oleh sebab itu, dikembangkan penemuan senyawa baru sebagai antibakteri yang salah satu
sumbernya berasal dari tanaman. Berbagai macam bagian tanaman telah digunakan untuk perawatan kulit sebagai antibakteri dan antifungi seperti daun,
ranting, akar, kulit batang, ataupun buah yang diaplikasikan secara topikal. Sediaan dalam bentuk gel, krim, dan sabun yang mengandung berbagai macam
ekstrak tanaman telah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit pada kulit yang disebabkan oleh infeksi mikroba Kareru, Keriko, Kenji, Thiong’o,
Gachanja, dan Mukiira, 2010.
4. Golongan senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri