Uji kualitatif aktivitas UV protection ekstrak rimpang kunyit Isolasi senyawa yang memiliki aktivitas penangkap radikal bebas,

95 : 5 vv. Setelah dielusi, lempeng KLT tersebut dibiarkan mengering secara aseptis. h. Metode bioautografi kontak Lempeng KLT yang telah kering tersebut, dikontakkan pada media agar yang telah diinokulasikan 100 µL bakteri uji secara spreading. Setelah 40 menit, lempeng KLT tersebut diangkat dari media agar dan media agar tersebut diinkubasi selama 18 jam yang kemudian diamati lokasi bercak yang mengandung daya antibakteri. Daya antibakteri ditunjukkan dengan adanya zona hambat pada media agar tersebut Choma, dan Grzelak, 2010.

7. Uji kualitatif aktivitas UV protection ekstrak rimpang kunyit

a. Preparasi pereaksi -carotene Pereaksi -carotene dibuat 0,05 bv dalam pelarut kloroform dan disimpan dalam wadah gelap dan tertutup rapat Marston, 2011. b. Optimasi intensitas cahaya Lempeng KLT kosong dicelupkan dalam pereaksi -carotene yang telah dibuat sebelumnya dan warna lempeng KLT tersebut diukur dengan menggunakan indikator warna. Lempeng KLT kemudian disinari dengan lampu UV dalam kotak fluoroscent, dimana posisi ketinggian lampu UV diatur yaitu 100 cm dari dasar, 50 cm dari dasar, dan 35 cm dari dasar serta intensitas cahaya pada tiap ketinggian diukur dengan alat light meter. Perubahan warna yang terjadi pada latar lempeng KLT tersebut diamati pada menit ke – 0, 1, 3, 6, 9, 12, dan 15. Tiap posisi lampu tersebut dilakukan dengan 5 kali replikasi dan dihitung standar deviasi serta rata – rata perubahan warnanya. c. Uji kualitatif aktivitas -carotene Larutan ekstrak dengan konsentrasi 5 mg mL yang telah disiapkan ditotolkan pada lempeng KLT untuk dielusi dengan jarak elusi 5 cm menggunakan fase gerak kloroform : metanol 95 : 5 vv. Lempeng KLT yang telah dielusi kemudian dicelupkan dengan pereaksi -carotene dan warna pada lempeng KLT tersebut diukur dengan menggunakan indikator warna. Setelah itu, lempeng KLT tersebut disinari dengan sinar UV dalam kotak fluoroscent dengan ketinggian lampu dari dasar adalah 50 cm dan intensitas cahayanya telah terukur dengan alat light meter. Perubahan warna pada lempeng KLT diukur pada menit ke – 0, 1, 3, 6, 9, 12, dan 15. Uji ini dilakukan dengan 5 kali replikasi dan dihitung standar deviasi serta rata – rata perubahan warna.

8. Isolasi senyawa yang memiliki aktivitas penangkap radikal bebas,

antibakteri, dan UV protection

a. Triturasi

1 Penyiapan sampel Ekstrak kental ditimbang 5,0 gram dan dimasukkan ke dalam mortir yang telah ditimbang sebelumnya. Lima gram sea sand ditambahkan pada mortir tersebut dan diaduk hingga homogen sambil diteteskan metanol sebanyak 1 – 2 tetes untuk memudahkan pengadukan. Campuran tersebut kemudian didiamkan selama semalam di dalam lemari pendingin. 2 Triturasi dengan n-heksan Campuran ekstrak kental rimpang kunyit dan sea sand tersebut kemudian dipindahkan ke dalam tabung sentrifuge. Lima mL n-heksan ditambahkan pada tabung sentrifuge tersebut, dicampurkan hingga homogen dengan vortex, dan kemudian disentrifugasi. Bagian larutan hasil dari sentrifugasi tersebut kemudian diambil dan disaring dengan menggunakan kertas saring Whatmann no. 42 yang akan ditampung di cawan porselen yang telah ditimbang sebelumnya. Langkah ini dilakukan hingga bagian larutan hasil sentrifugasi menjadi bening. Hasil filtrasi tersebut kemudian diuapkan di atas penangas air hingga seluruh pelarut teruapkan dan ditimbang kembali. Filtrat yang diperoleh disimpan di lemari pendingin dan disebut sebagai hasil triturasi n-heksan. 3 Triturasi dengan kloroform : metanol 95:5 vv Campuran ekstrak kental rimpang kunyit dan sea sand sisa dari triturasi n-heksan dikeringkan dan dipindahkan ke tabung sentrifuge baru. Kloroform : metanol 95:5 vv ditambahkan sebanyak 5 mL, dicampurkan hingga homogen dengan vortex, dan kemudian disentrifugasi. Bagian larutan hasil dari sentrifugasi tersebut kemudian diambil dan disaring dengan menggunakan kertas saring Whatmann no. 42 yang akan ditampung di cawan porselen yang telah ditimbang sebelumnya. Langkah ini dilakukan hingga bagian larutan hasil sentrifugasi menjadi bening. Hasil filtrasi tersebut kemudian diuapkan di atas penangas air hingga seluruh pelarut teruapkan dan ditimbang kembali. Filtrat yang diperoleh disimpan di lemari pendingin dan disebut sebagai hasil triturasi kloroform : metanol 95:5 vv. 4 Pengujian KLT ekstrak kental dan hasil triturasi Masing – masing ekstrak kental rimpang kunyit, hasil triturasi n-heksan, dan hasil triturasi kloroform : metanol 95:5 vv ditimbang 2,5 mg yang kemudian diletakkan pada masing – masing tabung flakon. Masing – masing tabung flakon tersebut kemudian ditambahkan 500 µL etanol p.a dan diaduk hingga homogen. Setelah terlarut hingga homogen, masing – masing tabung flakon tersebut ditotolkan pada lempeng KLT dengan menggunakan mikrokapiler dengan jarak elusi 5 cm dan fase gerak kloroform : metanol 95 : 5 vv. Hasil elusi dibandingkan dan dihitung nilai Rf masing – masing bercak pada ekstak kental rimpang kunyit, hasil triturasi n-heksan, dan hasil triturasi kloroform : metanol 95:5 vv. b. Kromatografi kolom Kromatografi kolom pada penelitian ini menggunakan metode elusi step – gradient chromatography. 1 Optimasi pelarut yang akan digunakan Hasil triturasi n-heksan yang telah diperoleh tersebut ditimbang 2,5 mg dan dilarutkan dalam 0,5 mL n-heksan hingga tercampur homogen. Campuran tersebut kemudian ditotolkan pada lempeng KLT dengan jarak elusi 5 cm untuk masing – masing fase gerak. Fase gerak yang digunakan yaitu: n-heksan : kloroform 50:50 vv, n-heksan : kloroform 25:75 vv, kloroform, dan kloroform : metanol 98:2 vv. Setelah dielusi, lempeng KLT tersebut kemudian diamati dan dibandingkan setiap fase gerak. 2 Preparasi sampel untuk kromatografi kolom Hasil triturasi n-heksan ditimbang 300 mg dan dicampurkan dengan 300 mg silika gel 60 0,040 – 0,063 mm hingga homogen. 3 Penyiapan kolom kromatografi Bagian bawah kolom disumbat dengan kapas yang telah dibasahi dengan n-heksan. Kolom kemudian disusun dari bawah ke atas yaitu: silika gel 60 0,040 – 0,063 mm di atas kapas tersebut dengan ketinggian sekitar 2 cm, sampel yang telah tercampur dengan silika gel 60 0,040 – 0,063 mm dengan ketinggian sekitar 0,5 cm, silika gel 60 0,040 – 0,063 mm dengan ketinggian sekitar 1 cm, dan ditutup kembali dengan kapas yang telah terbasahi oleh n- heksan. 4 Kromatografi kolom dengan teknik elusi step - gradient Kolom kromatografi yang telah siap digunakan dialirkan dengan 20 mL n-heksan : kloroform 75:25 vv dan dilanjutkan dengan 10 mL n-heksan : kloroform 50:50 vv yang ditampung dalam tabung flakon setiap 2 mL dari hasil kromatografi kolom tersebut. Setiap tabung flakon tersebut kemudian dicuplik untuk dilakukan KLT dengan menggunakan fase gerak kloroform dan profil KLT tersebut diamati. 5 Penggabungan isolat hasil kromatografi kolom Nilai Rf masing – masing plat KLT hasil cuplikan tiap tabung flakon dari kromatografi kolom dihitung. Bercak yang memiliki nilai Rf yang sama dan pada profil KLT hanya menunjukkan satu bercak digabungkan dalam wadah tabung flakon lain yang telah ditimbang sebelumnya. Setelah itu, diuapkan di atas penangas air dengan suhu 50 dan ditimbang kembali untuk mengetahui bobot yang didapatkan serta dihitung pula rendemen yang diperoleh. Ketika hasil penggabungan isolasi tersebut telah pekat, maka langkah selanjutnya adalah memindahkannya ke tabung eppendorf dengan cara melarutkan isolat dengan pelarut yang sesuai sehingga diperoleh kadar 1 mg 100 µL dan kemudian diuapkan kembali, sehingga di dalam tabung eppendorf terdapat 1 mg isolat.

9. Uji kualitatif aktivitas penangkap radikal bebas dan UV protection pada

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica) sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In Vitro)

3 56 77

Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas gingivalis secara in Vitro

15 175 58

Formulasi Sediaan Gel dan Krim dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)”.

24 174 112

ANTIDEPRESAN NON-PSIKOTROPIK KOMBINASI EKSTRAK AIR RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN EKSTRAK Antidepresan Non-Psikotropik Kombinasi Ekstrak Air Rimpang Kunyit (Curcuma Longa L.) Dan Ekstrak Aseton Kulit Pisang (Musa Paradisisaca L.) Sebagai Moodboost

0 3 18

Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas dpph, uv protection, dan antibakteri ekstrak bunga kenanga (cananga odorata (lmk.) Hook.F.

8 37 129

Isolasi dan identifikasi golongan senyawa aktif penangkap radikal bebas, ultraviolet protection, dan antibakteri pada ekstrak etanolik daun pegagan (centella asiatica (l.) urban.).

1 7 120

Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas, uv protection dan antibakteri ekstrak kacang hijau (vigna radiata (l.) R. Wilczek).

13 48 140

Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas dpph, uv protection, dan antibakteri ekstrak rimpang temugiring (Curcuma heyneana Val.

1 7 118