Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas VIII
108
kemajuan ini mendapat respons dari golongan Islam yang konservatif. Mereka menilai, Muhammadiyah terlalu
terbuka terhadap kebudayaan Barat, sehingga khawatir kemurnian Islam akan terkoyak. Oleh karena itu, golongan
konservatif ini mendirikan perkumpulan Nahdatul Ulama NU, yang berarti kebangkitan kaum ulama.
Pada awalnya, pemerintah kolonial Belanda kurang senang terhadap Muhammadiyah. Akan tetapi, menjelang
Perang Dunia I, pemerintah kolonial Belanda menunjukkan sikap yang lebih lunak terhadap Muhammadiyah dengan
mengeluarkan izin pendirian Muhammadiyah di Yogyakarta. Pada 2 September 1921, dikeluarkan surat
ketetapan yang mengizinkan Muhammadiyah didirikan di seluruh Indonesia.
Sumber: Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, 2002
a b
6. Partai Nasional Indonesia PNI
Partai Nasional Indonesia didirikan di Bandung pada 14 Juli 1927. Salah seorang pendirinya ialah Ir.
Soekarno. Adapun tujuan Partai Nasional Indonesia tidak jauh berbeda dengan tujuan Perhimpunan
Indonesia, yaitu: a. mencapai Indonesia merdeka;
b. berjuang dengan kekuatan sendiri; c. bersikap
non-kooperatif. Propaganda yang dilakukan oleh para pemimpin PNI
adalah menyadarkan rakyat akan rasa “kebangsaan.” Dalam kesadaran itu ditanamakan “Trilogi Partai
Nasional Indonesia”, yaitu jiwa nasional, tekad nasional, dan tindakan nasional.
Kegiatan Partai Nasional Indonesia menimbulkan reaksi hebat di kalangan kaum reaksioner Belanda
di Indonesia. Pada 29 Desember 1929, Ir. Soekarno
Muhammadiyah dan Kyai Ahmad Dahlan
Muhammadiyah didirikan pada 1912 oleh Kyai Ahmad
Dahlan, seorang penganut gagasan Islam modernis. Pada
perkembangan berikutnya, Muhammadiyah memperluas
aktivitasnya hingga meliputi suatu jangkauan luas pada
pelayanan sosial.
Sumber: Buku Pintar 50 Tokoh
yang Paling Berpengaruh, 2003
Referensi Sosial
Gambar 5.15
a K.H. Ahmad Dahlan menggunakan jaringan ekonomi untuk kepentingan
dakwahnya dan b para Mubalig Muhammadiyah pada 1927.
Sumber: 30 Tahun Indonesia
Merdeka, 1978
Gambar 5.16
Soekarno bersama teman-temannya setelah sidang di Bandung.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pergerakan Kebangsaan Indonesia
109
dan beberapa kawannya ditangkap dengan tuduhan bahwa PNI mengadakan suatu pemberon takan. Di depan
sidang pengadilan di Bandung, Ir. Soekarno mengajukan pembelaannya yang berjudul ‘’Indonesia Menggugat.’’
Pengadilan tidak dapat membuktikan tuduhannya. Akan tetapi, Ir. Soekarno dan kawan-kawannya tetap dijatuhi
hukuman penjara di Sukamiskin, Bandung.
7. Partai Indonesia Partindo
Setelah PNI dibubarkan, Mr. Sartono pada April 1931, mendirikan Partai Indonesia Partindo sebagai
peng gantinya dengan tujuan yang sama. Setelah bebas dari penjara Sukamiskin 31 Desember 1931, Soekarno
terjun kembali ke panggung politik bergabung dengan Partindo. Partindo berkembang pesat dengan anggota
yang semakin banyak, kegiatannya pun semakin radikal me nentang Belanda. Oleh karena itu, Belanda
mengawasi Partindo dengan ketat. Bahkan, Belanda melarang Partindo mengadakan sidang nasional.
Pada 1934, Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Flores. Ia kemudian dipindahkan ke Bengkulu pada
1937. Adapun Partindo dibubarkan pada 1936 oleh pemerintah kolonial Belanda.
8. Partai Indonesia Raya Parindra