Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas VIII
96
Pada awal pelaksanaan politik etis migrasi, irigasi, dan edukasi, rakyat Indonesia mendapat perlakuan
yang lebih baik. Akan tetapi, karena tidak ada itikad baik dan keikhlasan hati dalam pelaksanaannya, politik etis
tidak jauh berbeda dengan politik-politik sebelumnya. Pendidikan dilaksanakan hanya untuk me menuhi
kebutuhan tenaga administrasi perusahaan-perusahaan perkebunan dan pemerintahan. Pem bangunan sarana
irigasi di lakukan di dekat perkebunan-perkebunan Belanda dan swasta sehingga hanya perkebunan Belanda
yang mendapatkan ke untung an dari sistem ini. Begitu pula dalam hal migrasi per pindahan penduduk. Migrasi
dilakukan hanya untuk me menuhi ke butuhan tenaga kerja buruh perkebunan di Sumatra dan Lampung.
Program politik etis, terutama edukasi pendidikan telah melahirkan golongan terpelajar pribumi. Golongan
inilah yang pada masa berikutnya berjasa terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kesadaran nasional
dalam diri kaum terpelajar telah menempatkan mereka sebagai pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
3. Pendidikan di Indonesia
Tenaga terdidik dan terampil di perlu kan peme rintah untuk tenaga kerja murah di per kebunan-perkebunan dan
lembaga pemerintahan. Untuk tujuan itulah, peme rintahan Hindia Belanda mendirikan sekolah-sekolah.
Pada mulanya, sekolah pendidikan ini tidak berlaku untuk setiap orang. Sekolah pertama yang diper kenalkan
untuk anak bumiputra kalangan bawah adalah Sekolah Kelas Dua dan untuk anak bumiputra kalangan me-
nengah didirikan Sekolah Kelas Satu. Adapun untuk anak keturunan Eropa didirikan sekolah khusus, yakni
Europese Lagere School
ELS, Hoogere Burgerschool HBS, dan Europesche Kweekschool.
Sejak awal abad ke-20, pemerintah Hindia Belanda mem perkenalkan sistem Sekolah Desa rakyat atau
volksschool, dengan lama pendidikan tiga tahun. Pendirian
sekolah desa ini hanya diperuntukkan bagi anak-anak bumiputra kalangan bawah sehingga pendiriannya
bergantung pada kemampuan masyarakat setempat. Setelah menyelesaikan volksschool, murid-murid yang
mempunyai kelebihan pintar bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, yakni vervolschool selama dua
,
Adapun yang dipelajari pelajar Indonesia di Belanda pada
masa pergerakan Nasional, yaitu:
1. antropologi bangsa Belanda, 2. antropologi bangsa Indonesia,
3. statistik Indonesia, 4. ekonomi Indonesia,
5. ilmu perbandingan politik, 6. sejarah politik kolonial,
7. hukum tata negara, 8. politik ekonomi,
9. pergerakan rakyat dan
kebangsaan.
Sumber: Struktur Indonesia
di Eropa, 2000
Referensi Sosial
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia,
1990
Gambar 5.2
Dr. E.F.E. Douwes Dekker dikenal juga sebagai Dr. Setiabudi. Ia adalah
seorang Indo yang memihak kepada rakyat Indonesia. Bersama dua orang
pribumi, ia mendirikan Indische Partij.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pergerakan Kebangsaan Indonesia
97
tahun. Adapun, untuk anak bumi putra dari kalangan atas didirikan sekolah Hollandsch Inlandsche School HIS. Di
sekolah ini bahasa Belanda dijadikan bahasa pengantar. Setelah lulus dari HIS, bagi orangtua yang mampu
bisa menyekolahkan anaknya ke Meer Uitgebreid Lager Ounderwings
MULO, kemudian ke Algemeene Middelbare School
AMS. Sekolah kejuruan pertama yang didirikan adalah
sekolah guru Kweekschool. Disusul pendidikan sekolah untuk calon pegawai pangreh praja pribumi, yakni
Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren OSVIA yang
kenal sebagai sekolah menak. Untuk selanjutnya, bagi siswa yang telah menamatkan AMS, terbuka kesempatan
untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Sebelum tahun 1920-an, mereka yang ingin melanjutkan ke
perguruan tinggi harus pergi ke Belanda.
Perguruan tinggi yang terdapat di Hindia Belanda Indonesia, antara lain Sekolah Tinggi Hukum Rechts
Hoge School didirikan di Jakarta pada 1924, Sekolah
Tinggi Teknik Technische Hoge School didirikan di Bandung pada 1924, sekarang menjadi ITB, dan Sekolah
Tinggi Kedokteran School Tot Opherding Gan Inlandsche Arsten
STOVIA di Jakarta yang didirikan pada 1927. Selain pendidikan Barat yang diselenggarakan
pemerintah kolonial, di kalangan rakyat Indonesia pun terdapat lembaga pendidikan tradisional. Pesantren
atau madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang dianggap masih tradisional. Meskipun demikian,
lembaga ini memiliki peran cukup banyak bagi perkembangan nasionalisme di Indonesia.
Di pesantren, mereka akan memperoleh pendidikan agama, pendidikan umum, dan ilmu-ilmu bertani serta
ber ladang. Para alumni pesantren tidak bisa menjadi pegawai Belanda.
Selain itu, banyaknya orang yang pergi berhaji ke Makkah telah menciptakan hubungan baru dengan
jamaah dari negara lain. Melalui hubungan baru ini, terjadi pertukaran pengetahuan dan pengalaman
sehingga muncullah rasa nasionalisme. Di antara orang- orang tersebut, muncullah golongan Islam terpelajar
atau modern. Mereka menjadi tulang punggung atau pemimpin organisasi-organisasi nasionalis.
Beberapa tokoh yang terkenal, antara lain K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari. K.H. Ahmad
Dahlan kelak mendirikan organisasi Islam, yaitu
Gambar 5.3
Siswa sekolah kelas satu eerste klasse menggunakan bahasa Belanda
sebagai bahasa pengantarnya.
Sumber: Mata Baca, Agustus 2002
Menurut sensus 1905 yang dilakukan pemerintah Belanda,
penduduk Indonesia berjumlah 27 juta. Dari jumlah tersebut,
25 juta, di antaranya beragama Islam, dan sisanya menganut
agama Kristen, Hindu, dan Buddha
Sumber: Gerakan Modern Islam
di Indonesia 1900-1942, 1996
Referensi Sosial
Di unduh dari : Bukupaket.com
Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas VIII
98
a b
Sumber: Indonesia Heritage: Language and Literature, 1998
Peranan Pers dan Wanita dalam Pergerakan Nasional
B
.
1. Peranan Golongan Terpelajar