Gerakan Protes Petani Gerakan Ratu Adil

Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas VIII 86 oleh Kerajaan Buleleng. Belanda memprotes tindakan Buleleng. Akan tetapi, protes Belanda tersebut tidak dihiraukan oleh Patih Jelantik yang kemudian dibalas dengan ancaman Belanda. Ancaman Belanda tersebut dijawab dengan menyiapkan para pemuda Buleleng untuk dilatih kemiliteran. Pada 27 Juni 1846, pasukan Belanda merapat di Pantai Buleleng. Akibat serangan senjata meriam, prajurit Buleleng terdesak dan mundur. Benteng Buleleng jatuh ke tangan Belanda, kemudian istana Singaraja direbut oleh Belanda. Untuk menghimpun kekuatan baru, Patih Jelantik mengadakan perjanjian damai dengan Belanda. Seperti siasat yang dilakukan Belanda apabila pasukannya terdesak. Setelah diadakan perjanjian itu, Belanda meninggalkan Bali menuju Jawa. Patih Jelantik menghimpun kekuatan untuk melawan Belanda. Kerajaan-kerajaan lain diajaknya untuk bergabung, seperti Kerajaan Klungkung dan Kerajaan Karangasem. Pertempuran hebat terjadi antara ribuan serdadu Belanda dan pasukan Bali. Pasukan Belanda yang dilengkapi senjata modern dihadang pasukan Bali dengan senjata sederhana. Akibatnya, pasukan Bali mundur dan bertahan di Benteng Jagaraga. Belanda terus mendesak pasukan Bali sampai Benteng Jagaraga berhasil direbut Belanda. Pada 1849, Belanda kembali mengirim ekspedisi militer di bawah pimpinan Mayor Jenderal Michies. Mereka menyerang Benteng Jagaraga dan merebutnya. Belanda juga menyerang Karang Asem. Pada 1906, Belanda menyerang Kerajaan Badung. Raja dan rakyatnya melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan. Perang yang dilakukan sampai titik darah peng habisan dikenal dengan puputan.

3. Gerakan Sosial

Dalam menghadapi penetrasi budaya Barat melalui kebijakan-kebijakan kolonial Belanda, masyarakat Indonesia mempunyai cara tersendiri sebagai protes sosial, yaitu melalui gerakan sosial. Adapun bentuk dan jenis gerakan tersebut, yaitu sebagai berikut.

a. Gerakan Protes Petani

Gerakan ini muncul pada sekitar abad ke-19 dan awal abad ke-20. Gerakan protes petani biasanya terjadi di tanah partikelir Particuliere Landerijen. Sumber: Seks dan Kekerasan pada Masa Kolonial, 2005 Gambar 4.27 Pemerintah kolonial Belanda meracuni bangsa Indonesia dengan melegalkan candu sejenis narkoba pada masa sekarang. Sumber: Poster seri Pahlawan, tt Gambar 4.26 I Gusti Jelantik Di unduh dari : Bukupaket.com Kolonialisme Barat di Indonesia 87 1 Gerakan Ciomas Aksi protes petani ini terjadi pada 1886 di lereng Gunung Salak, Jawa Barat. Gerakan ini terjadi sebagai aksi perlawanan petani terhadap keadaan sosial ekonomi yang memberatkan petani. Gerakan ini dipimpin oleh Mohammad Idris. Mohammad Idris beserta kawan- kawannya pada 19 Mei 1886 melakukan pe nyerangan terhadap tuan-tuan tanah dan antek-antek kolonial. Namun, pergolakan ini dapat dipadamkan oleh pemerintah kolonial Belanda. 2 Gerakan Condet Gerakan Condet terjadi pada 1916 di sebuah desa tanah partikelir Tanjong Oost, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur sekarang. Gerakan protes ini dipelopori oleh Entong Gendut. Gerakan protes Entong Gendut berakhir setelah ia mati ditembak oleh pasukan pemerintah kolonial Belanda. 3 Gerakan Tangerang Gerakan protes petani di Tangerang terjadi pada 1924, yang dipimpin oleh Kaiin. Gerakan protes petani ini ditujukan kepada para tuan tanah atau pejabat pemerintahan di Tanah Pangkalan, Distrik Kebayoran. Gerakan ini dilakukan dengan merampok dan membakar rumah tuan tanah Kampong Melayu dan Asisten Wedana Teluknaga. Gerom bolan yang dipimpin Kaiin ini dapat ditumpas oleh polisi pemerintahan dengan korban 19 meninggal dan 20 orang tertangkap.

b. Gerakan Ratu Adil

Gerakan ratu adil merupakan sebuah gerakan yang bersifat revolusioner. Gerakan itu menginginkan perubahan mutlak yang menghendaki munculnya suatu zaman yang tidak mengenal penderitaan rakyat dan lenyapnya ketidakadilan. Dalam gerakan ini dipercaya akan mucul seorang penyelamat yang disebut Ratu Adil atau Imam Mahdi. 1 Gerakan Sidoarjo Gerakan ratu adil ini berlangsung pada 27 Mei 1903 di Desa Samentara, Kabupaten Sidoarjo. Pemimpin gerakan ini bernama Kasan Mukmin. Ia mengaku mendapatkan wahyu dan menyatakan diri sebagai Imam Mahdi. Gerakan Kasan Mukmin ini berakhir setelah ia sendiri tewas ditembak pasukan kolonial Belanda. Sartono Kartodirjo, seorang sejarawan, menyebutkan bahwa gerakan sosial dapat digolongkan menjadi empat. Pertama, gerakan melawan kondisi sosial atau peraturan dan struktur sosial yang tidak adil. Ideologi gerakan ini muncul akibat rasa dendam terhadap keadaan sosial-ekonomi yang sulit. Kedua, gerakan mesianisme yang mengandung harapan datangnya seseorang sebagai ratu adil atau mahdi sebagai penyelamat. Para pendukungnya percaya bahwa pemimpinnya akan muncul baik yang ditunjuk, diangkat, atau yang menyatakan dirinya sendiri kultus berdasarkan wahyu. Ketiga, gerakan sekte keagamaan yang bertujuan membangkitkan keimanan masyarakat. Keempat, adalah gerakan organisasi keagamaan modern yang berwatak tradisional. Sumber: www.sejarah.fib.ugm.ac.id Maestro wan- ngan nia a l l. nt t ah h d d es s a a e e bo o b , , po or i ndut ut kan Sa Sa rt t rt rt on on on o o o o K Ka Ka Ka t rt rt rt od od od d i ir ir ir j jo jo , se or r a ang se se ja ja ra ra wa wa n, n, m m en en ye ye bu bu t tkan bahwa gerakan sosial dapat digolongkan menjadi empat. P t k l M M M Ma Ma a e es t tro Di unduh dari : Bukupaket.com Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas VIII 88 2 Gerakan Kediri Gerakan ratu adil ini muncul pada 1907 di Desa Bendungan, Kabupaten Berbek, Karesidenan Kediri. Pe mimpin pergerakan ini adalah seorang petani kaya bernama Dermodjojo atau Bagus Talban. Ia bermimpi bahwa ia ditakdirkan untuk menjadi Ratu Adil. Saat itulah, Dermodjojo mengumpulkan pengikutnya. Namun, sebelum pergerakan ini menjadi besar, pada 29 Januari 1907, pemerintah kolonial Belanda dapat mematahkan pergerakan tersebut.

c. Gerakan Protes Kaum Agama