Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas VIII
98
a b
Sumber: Indonesia Heritage: Language and Literature, 1998
Peranan Pers dan Wanita dalam Pergerakan Nasional
B
.
1. Peranan Golongan Terpelajar
Pendidikan Barat maupun pendidikan Islam telah mem beri kan kesempatan kepada kaum bumiputera
untuk mendapat kan pendidikan. Oleh karena itu, muncullah golongan-golongan ter pelajar dengan
wawasan baru me ngenai nasionalisme Indonesia. Secara garis besar, peranan golongan terpelajar bagi
pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme Indonesia, yaitu:
a. mengubah pandangan di dalam masyarakat yang
bersifat ke daerahan menjadi nasional, b. menjadi kelompok yang kelak memicu pergerakan
nasional Indonesia, c. menciptakan dan mengembangkan organisasi
pergerakan na sio nal sebagai wadah mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka.
Gambar 5.4
a Sekolah rakyat di Aceh tahun 1900- an dan b Sekolah partikelir Sarekat
Islam tahun 1917.
Muhammadiyah di Yogyakarta pada 18 Oktober 1912. Adapun K.H. Hasyim Asy’ari mendirikan Pesantren
Tebuireng di Jombang, Jawa Timur pada 1899 dan mendirikan organisasi NU pada tahun 1926.
Dengan wawasan nya, golongan ter pelajar menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Hanya
dengan per lawanan nasionallah, penjajah Belanda dapat diusir dari Indonesia. Untuk itu, perjuangan golongan
terpelajar ini sudah mempunyai satu tujuan yang jelas, yakni Indonesia Merdeka.
,
Nama Kyai dapat diperuntukan bagi dua macam golongan.
Pertama, mereka yang pengetahuannya tentang Islam
melebihi pengetahuan orang biasa. Kedua, merupakan
seseorang dukun yang mengajarkan berbagai macam
kepandaian mistik serta mengobati orang-orang sakit
dengan cara pengobatan yang bersifat rahasia.
Sumber: Gerakan Modern Islam
di Indonesia 1900-1942, 1996
Referensi Sosial
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pergerakan Kebangsaan Indonesia
99
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, 1996
Gambar 5.5
Golongan terpelajar melakukan perjuangannya melalui organisasi-
organisasi. Misalnya, Perhimpunan Indonesia yang menyatakan bahwa
organisasi mereka merupakan organisasi pergerakan nasional.
2. Peranan Pers
Pers merupakan salah satu alat perjuangan dalam pergerakan nasional. Selama penjajahan Belanda,
peranan pers tidak bisa dilepaskan dari pergerakan nasional. Sejak abad ke-19, per kembangan pers di
Indonesia didukung oleh teknologi modern dan paham- paham baru dari Eropa. Akan tetapi, pers mendapatkan
sensor ketat dari pemerintah kolonial Belanda.
Bagi organisasi pergerakan, media massa berperan bagi penyebaran gagasan dan asas perjuangan organisasi
kepada masya rakat. Selain itu, media massa pun sering dijadikan alat mengkritik berbagai kebijakan pemerintah
Hindia Belanda. Sebelum berlangsung pergerakan nasional, di Indonesia telah berkembang beberapa surat
kabar yang menggunakan bahasa Melayu, antara lain: a. Pewarta di Pulau Jawa,
b. Pemberitaan Betawi, Sinar Djawa, dan Benteng Pagi di
Surabaya, c. Pemberitaan Aceh, Tjahaya Soematra, dan Sinar
Soematra di Sumatra,
d. Pewarta Borneo di Kalimantan, dan e. Pewarta Menado di Sulawesi.
Adapun surat kabar yang menyuarakan suara pemerintahan adalah Bentara Hindia dan Pancaran Warta
Jakarta, Medan Prijaji Bandung, dan Sinar Matahari Makassar. Pemerintah tidak mau berkompromi
dengan surat kabar yang pemberitaannya menentang pemerintah Belanda.
Surat kabar dijadikan sebagai alat menyebarkan cita-cita kemerdekaan. Perkembangan pers sebagai
alat perjuangan semakin hebat dan pesat. Contoh surat kabar yang terbit pada masa pergerakan nasional, di
antaranya: a. Benih Merdeka pimpinan Mohammad Yunus dan
O.K. Nazir, b. Oetoesan Indonesia pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto,
c. Soeara Oemoem pimpinan Tohir Cindarbumi, dan d. De Express pimpinan dr. Tjipto Mangunkusumo.
Di samping itu, ada beberapa surat kabar yang secara rutin memuat pemikiran-pemikiran Ir. Soekarno
dan Drs. Mohammad Hatta. Surat kabar tersebut, antara lain Pikiran Rakyat, Sarekat Indonesia Moeda, Daoelat Rakjat,
dan Penjebar Semangat. Media- media tersebut memuat
Sumber: Indonesian Heritage: Language
and Literature, 1996
a
b
Gambar 5.6
a Penerbitan surat kabar harus didukung oleh mesin cetak yang harus
diperoleh dari luar negeri dan b beberapa surat kabar yang diterbitkan
pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas VIII
100
pemikiran mereka yang berkaitan dengan penyebar- luasan semangat persatuan dalam mencapai Indonesia
merdeka. Pada masa pergerakan nasional, media massa yang
paling berani dan radikal dalam penyampaiannya adalah Indonesia Merdeka semula Hindia Poetra. Majalah
yang diterbitkan Per himpunan Indonesia PI tersebut, terkenal dengan isinya yang memuat kritikan-kritikan
yang sangat tajam. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pemerintah Belanda melarang penerbitan
majalah tersebut karena dianggap berbahaya bagi pemerintah.
2. Peranan Wanita