Peningkatan Prestasi belajar siswa kodisi awal, siklus I, dan siklus II.

Peningkatan hasil keaktifan belajar siswa dari kondisi awal dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7. Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa keaktifan belajar siswa meningkat selama proses pembelajaran, sebanyak 21 siswa dikategorikan mendapat skor tinggi, 7 siswa dalam kategori sedang dan 1 siswa dalam kategori rendah dari jumlah keseluruhan siswa 29 orang. Hal itu juga dilihat dari hasil rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal yaitu 54,0 menjadi 70,9. Hal tersebut menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa meningkat dan sudah melampaui target akhir siklus I adalah 65. Ketercapaian target akhir siklus I di mana siswa turut dalam melaksanakan tugas belajarnya bersama kelompok selama proses pembelajaran dan mendengarkan guru saat memberikan instruksi. Selain itu siswa juga terlihat mencatat dan berlatih mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Dimyati 2006:45 dalam penjelasannya bahwa keaktifan itu beragam, mulai dari fisik dan psikis, dalam kegiatan fisik berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih, keterampilan- keterampilan, dan sebagainya.

4.1.2 Peningkatan Prestasi belajar siswa kodisi awal, siklus I, dan siklus II.

Prestasi belajar siswa digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa 2014:189 bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh setelah menepuh kegiatan belajar. Pada penelitian ini, prestasi belajar siswa dilihat dari hasil nilai evaluasi yang diberikan pada setiap akhir siklus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada pertemuan I siklus II, siswa mengerjakan LKS dengan kelompok dan melakukan kegiatan percobaan, setelah itu menjawab kuis dari guru untuk pengumpulan poin kelompok. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan kuis dari guru akan mendapatkan satu buah bintang yang akan menjadi poin kelompok. Pada pertemuan kedua siklus I, siswa juga belajar dalam kelompok yang sama. Materi yang dibahas adalah sifat wujud benda. Siswa diminta mengerjakan LKS dan beberapa soal dalam kelompok, setelah itu mengerjakan soal evaluasi yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Evaluasi dilakukan pada akhir setiap siklus dan akhir pertemuan kedua. Soal yang dibuat disesuaikan dengan indikator yang ada di dalam RPP mengenai sifat wujud benda. Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah dilaksanakan di kelas IV SD N Petinggen tahun pelajaran 20152016. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk penelitian adalah soal pilihan ganda. Soal pilihan ganda diuji coba dan diisi oleh siswa pada pertemuan kedua siklus I dan II yaitu pada hari Kamis, 19 November 2015 dan hari Kamis, 26 November 2015. Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat dari hasil uji coba soal pilihan ganda dan Persentase ketuntasan KKM yang telah ditentukan oleh SD N Petinggen yaitu 70. Sehingga siswa yang mendapatkan nilai mencapai atau melebihi KKM yang sudah ditentukan dapat dinyatakan tuntas. Rangkuman nilai diperoleh dari data prestasi belajar siswa kondisi awal pada tabel 4.4 dan siklus I pada tabel 4.8. Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh nilai tertinggi yang didapat oleh siswa adalah 95, sedangkan nilai terendahnya 50, dan nilai rata- ratanya adalah 71,6. Sedangkan sebelum diberi tindakan menerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh data awal nilai tertinggi 94, nilai terendah 38, dan nilai rata-ratanya adalah 66,3. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat adanya peningkatan rata-rata nilai dari kondisi awal ke siklus I setelah menerapan model kooperatif tipe STAD. Hal tersebut didukung dengan pendapat Susanto 2002:35 mengenai keunggulan pembelajaran kooperatif tipe STAD bahwa siswa aktif berperan sebagai tutor teman sebaya untuk meningkatkan keberhasilan kelompok. Berikut adalah hasil rata-rata prestasi belajar siswa dari kondisi awal hingga siklus II dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini. Tabel 4.15 Pengingkatan Prestasi Belajar Variabel Indikator Penelitian Kondisi Awal Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian Prestasi Belajar Nilai rata-rata siswa 66,3 70 71,6 75 81,8 Persentase ketuntasan KKM 70 33,3 55 57,2 75 88 Berdasarkan tabel 4.15 tentang peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat hasil rata-rata siswa pada kondisi awal yaitu 66,3 dengan persentase ketuntasan sebesar 33,3. Setelah diberi tindakan mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 71,6 dengan persentase ketuntasan sebesar 57,2. Hasil siklus I mengalami peningkatan kembali pada siklus II. Hasil rata-rata prestasi belajar siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada siklus II yaitu 81,8 dengan persentase ketuntasan sebesar 88. Dapat disimpulkan bahwa dari tabel 4.15 terjadi peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal ke siklus I dan ke siklus II. Berikut gambar diagram batang untuk memperjelas hasil peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Petinggen. Gambar 4.2 Peningkatan Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Berdasarkan gambar 4.2 tentang peningkatan prestasi belajar dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari kondisi awal ke siklus I ke siklus II. Pelaksanaan siklus I dan siklus II sudah mencapai target bahkan melebihi target yang sudah ditentukan oleh peneliti. Dengan demikian melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sejalan dengan penelitian Tumiyatun 2013, Seno 2011, dan Hidayati 2010 bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Maka peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD N Petinggen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB V PENUTUP

Pada bab V ini peneliti membahas tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar materi sifat dan perubahan

wujud benda siswa kelas IV di SD N Petinggen ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah-langkah: 1 penyampaian tujuan; 2 pembagian kelompok; 3 penyampaian materi; 4 kegiatan dalam kelompok; 5 kuis; dan 6

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Weroharjo melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tahun ajaran 2016/2017.

0 0 232

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

2 14 384

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas VB SD K Sengkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 1 304

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 2 314

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Ungaran 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 7 402

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 9 245

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas IV di SDN Srumbung 02.

0 3 354

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Kanisius Wirobrajan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 0 2