c. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung sesuai RPP atau tidak. Peneliti mengobservasi tentang keaktifan siswa
pada saat proses pembelajaran. Pada saat guru mengajar peneliti memantau pelaksanaan siklus II dengan mengisi observasi yang dibuat.
d. Refleksi
Peneliti melakukan evaluasi dari hasil yang diperoleh siklus I dan siklus II. Peneliti melihat hasil yang diperoleh apakah sudah sesuai target
atau belum. Jika hasil belum sesuai dengan target, maka peneliti dapat menyusun siklus selanjutnya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan suatu penelitian maka hal yang sangat diperlukan adalah pengumpulan data untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian.
3.3.1 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti
Sugiyono, 2011:188. Wawancara dilakukan oleh pencari sumber dengan sumber informasi yaitu guru dan siswa, wawancara dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi awal mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa di kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3.2 Observasi
Pengamatan observasi adalah metode untuk mengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik. Menurut Sugiyono
2009:203 observasi merupakan suatu proses yang sangat kompleks, proses yang
sudah tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.
Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data berupa aspek yang mendukung prestasi belajar siswa. Di samping itu juga digunakan untuk
mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
3.3.3 Angket
Menurut Masidjo 1995:70 angket adalah suatu daftar pernyataan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-
hal yang diketahuinya.
3.3.4 Tes Evaluasi
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan oleh seseorang untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan dan
bakat seseorang Arikunto, 2008:29. Dalam penelitian ini akan mengukur prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda.
3.3.5 Dokumentasi
Dokumen merupakan sebuah catatan yang berisi peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu Sugiyono, 2011:326. Dokumen dapat berupa gambar, tulisan, video
atau karya yang lain. Dokumen yang digunakan peneliti berupa tulisan dan gambar, aspek yang akan ditulis yaitu nama siswa, jenis kelamin dan untuk dokumen gambar
adalah mengabadikan momen-momen saat kegiatan belajar mengajar di kelas IV SD N Petinggen.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian Sanjaya, 2009. Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis instrumen
penelitian, yaitu non tes untuk mengukur keaktifan siswa, dan tes untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen yang akan digunakan peneliti berupa pedoman
wawancara, lembar observasi, angket dan soal tes.
3.4.1 Non Tes
Instrumen penelitian non tes digunakan untuk mengukur keaktifan dan prestasi belajar siswa
3.4.1.1 Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam Sugiyono, 2014:72. Wawancara dilakukan sebelum melaksanakan penelitian.
Kegiatan ini digunakan untuk mengetahui kondisi awal dari proses pembelajarannya, yaitu keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Berikut
ini panduan pedoman wawancara untuk mengetahui keaktifan dan prestasi.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Wawancara
No Indikator
No Item 1.
Proses pembelajaran di kelas 1,2
2. Keaktifan belajar siswa
3,4
3. Prestasi belajar siswa
5,6
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara
No Indikator
Jawaban A.
Proses pembelajaran di kelas
1. Apakah menggunakan model
pembelajaran dalam penyampaian materi?
2. Apakah kesulitan yang dialami ketika
menyampaikan materi saat pembelajaran IPA?
B. Keaktifan belajar siswa
1. Apakah siswa antusias ketika proses
pembelajaran IPA? 2.
Apakah siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran?
C. Prestasi belajar siswa
1. Bagaimana rata-rata hasil nilai
pelajaran IPA? 2.
Apakah memenuhi standar dalam KKM?
Peneliti melakukan wawancara kepada wali kelas IV, wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung kondisi tertentu dan melengkapi
penyelidikan ilmiah. Peneliti mewawancarai wali kelas IV untuk mengetahui kondisi awal kelas IV. Peneliti menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada
guru kelas IV sebagai panduan wawancara. Wawancara kepada guru kelas IV dilakukan sebelum penelitian dilakukan pra-siklus untuk mendapatkan data awal
tentang keaktifan dan prestasi dari seluruh siswa kelas IV.
3.4.1.2 Instrumen Keaktifan
Pada pengumpulan data keaktifan peneliti menggunakan 2 instrumen keaktifan, yaitu instrumen berupa lembar observasi keaktifan dan angket. Berikut ini
adalah instrumen penelitian keaktifan siswa.
Tabel 3.4. Variabel dan Instrumen Penelitian
Variabel Terikat
Indikator Data
Pengumpulan Instrumen
Keaktifan Mencatat, memperhatikan,
mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru.
Skor rata-rata
kelas Pengamatan
oleh peneliti Lembar
Observasi pengamatan
Bekerjasama dalam kelompok Bertanya pada guru atau teman apabila belum
memahami materi Mencari informasi dari berbagai sumber belajar
untuk memecahkan persoalan Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau
instruksi dari guru Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan
soal di LKS Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi
kelompok
1. Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan lembar observasi keaktifan yang dibuat dari indikator-indikator keaktifan yang didapat dari pendapat beberapa para
ahli. Lembar observasi diajukan guru kelas dan teman peneliti, observasi ini dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung selama 2 jam. Penelitian ini
diperoleh data tentang keaktifan dengan pengamatan langsung ketika proses pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe STAD berlangsung pada
pertemuan 1 dan 2 siklus I dan pertemuan 1 dan 2 pada siklus II. Berikut adalah kisi-kisi lembar observasi keaktifan belajar siswa.
Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa No
Indikator No Item
1.
Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru.
A
2.
Bekerjasama dalam kelompok
B
3.
Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi C
4.
Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan
D
5.
Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru E
6.
Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS F
7.
Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok
G
Total
Observasi dilakukan dalam 3 tahapan, tahapan yang pertama adalah tahapan pra-siklus atau sebelum penelitian, hal ini dilakukan peneliti untuk
mengukur dan mencari data awal mengenai keaktifan siswa. Selanjutnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahapan yang kedua adalah observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus I untuk mendapatkan data keaktifan siswa selama
diberikan tindakan menggunakan STAD. Tahapan yang ketiga adalah mengobservasi pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II untuk
mencari data apakah ada peningkatan keaktifan siswa dari data awal yang sudah didapatkan oleh peneliti ke siklus I dan siklus II.
Tabel 3.6. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
No Nama
Aspek yang Diamati A
B C
D E
F G
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Total
Keterangan :
A. Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru.
B. Bekerjasama dalam kelompok C. Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi.
D. Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan. E. Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru.
F. Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS. G. Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok.
2. Angket
Selain menggunakan lembar observasi, penelitian ini juga menggunakan lembar angket untuk mengetahui keaktifan belajar siswa, keaktifan juga dibuat
dari indikator-indikator keaktifan yang didapat dari pendapat para ahli. Observasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini diperoleh data tentang keaktifan dengan pengamatan langsung ketika proses pembelajaran
menggunakan metode Koorperatif tipe STAD berlangsung. Berikut adalah kisi- kisi lembar angket keaktifan belajar siswa.
Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Angket Keaktifan Belajar Siswa No
Indikator No Item
1.
Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru.
1, 5, 10
2.
Bekerjasama dalam kelompok 2, 3, 4, 12, 13
3.
Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi 6
4.
Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan
11
5.
Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru 8
6.
Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS 7, 14, 15
7.
Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok 9
Total 15
Penyebaran angket dilakukan dalam 3 tahapan, tahapan yang pertama adalah tahapan pra-siklus atau sebelum penelitian, hal ini dilakukan peneliti
untuk mengukur dan mencari data awal mengenai keaktifan siswa. Selanjutnya tahapan yang kedua adalah penyebaran angket yang dilakukan
pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus I untuk mendapatkan data keaktifan siswa selama diberikan tindakan menggunakan STAD.
Tahapan yang ketiga adalah penyebaran angket pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II untuk mencari data apakah ada peningkatan
keaktifan siswa dari awal, siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah pedoman penskoran angket pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Angket
Skor Kualifikasi
5 Sangat Setuju
4 Sering
2 Jarang
1 Sangat Jarang
Pada lembar angket terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu SS Sangat Setuju, S Sering, J Jarang, SJ Sangat Jarang. Penentuan skor
pada masing-masing jawaban yaitu skor 5 untuk SS Sangat Setuju, skor 4 untuk S Setuju, skor 2 untuk J Jarang, dan skor 1 untuk SJ Sangat Jarang.
Peneliti sengaja menghilangkan skor 3 karena menurut peneliti angka 3 akan memberikan kesan jawaban netral. Maka peneliti memutuskan untuk
menggunakan skor jawaban 1, 2, 4, dan 5. Angket keaktifan belajar yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 3.9
Tabel 3.9. Lembar Angket Keaktifan Belajar Siswa
No Perilaku yang Tampak
Skor SS
S J
SJ
1. Saya membaca materi pelajaran saat di kelas.
2. Saya berani menyampaikan pendapat dalam kelompok.
3. Saya dapat memecahkan masalah dalam kelompok.
4. Saya mendengarkan pendapat teman saat diskusi
kelompok. 5.
Saya mencatat semua hal penting saat pelajaran berlangsung.
6. Saya bertanya pada guru dan teman ketika mengalami
kebingungan dalam memahami materi pelajaran. 7.
Saya mengerjakan tes dengan bersungguh-sungguh. 8.
Saya menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru.
9. Saya berani menyampaikan hasil diskusi kelompok.
10. Saya mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru.
11. Saya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. 12. Saya menunjukkan sikap kerjasama terhadap teman satu
kelompok. 13. Saya memberikan respon atau bantuan terhadap teman
yang mengalami kesulitan. 14. Saya melatih diri mengerjakan soal di LKS.
15. Saya mengerjakan soal dengan bersungguh-sungguh.
Total
Keterangan: SS
: Sangat Setuju S
: Sering J
: Jarang SJ
: Sangat Jarang
Pada penelitian ini peneliti menggunakan Pedoman Acuan Patokan II PAP untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa kelas IV SD N Petinggen. Berikut
adalah tabel Pedoman Acuan Patokan PAP menurut Masidjo 1995:157.
Tabel 3.10 Kriteria Penskoran Keaktifan Belajar
Rentang Nilai Tingkat Keaktifan
81 – 100
Sangat tinggi 66
– 80 Tinggi
56 – 65
Sedang 46
– 55 Rendah
– 45 Sangat rendah
Berdasarkan tabel PAP II di atas, peneliti memodifikasi menjadi tiga kategori tingkat keaktifan belajar. Berikut tabel PAP II yang telah dimodifikasi oleh peneliti
mengenai keaktifan belajar pada tabel 3.11
Tabel 3.11 Kategori Penskoran Keaktifan Belajar
Rentang Nilai Kategori Keaktifan Belajar
66 – 100
Tinggi 56 -65
Sedang – 55
Rendah
Berdasarkan tabel 3.11, apabila rata-rata skor keaktifan belajar siswa dari skor 66-100 maka tingkat keaktifan belajar siswa dinyatakan tinggi. Apabila rata-rata
skor keaktifan belajar siswa 56-65 maka tingkat keaktifan belajar siswa dinyatakan sedang. Apabila rata-rata skor keaktifan belajar siswa 0-55 maka tingkat keaktifan
belajar siswa sangat dinyatakan rendah.
3.4.2 Tes Instrumen Prestasi Belajar
Tes adalah beberapa pertanyaan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan yang dimiliki individu atau kelompok Arikunto,
1996:150. Dalam penelitian ini akan menggunakan tes tertulis, maka peneliti menuliskan kisi-kisi soal yang akan digunakan sebagai tes tertulis untuk siswa kelas
IV SD N Petinggen sebagai pedoman pembuatan soal evaluasi. Berikut adalah kisi-kisi soal evaluasi siklus I sebelum validasi dapat dilihat
pada tabel 3.12 dibawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel .3.12. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Satuan Pendidikan : SD N Petinggen Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas Semester : IVI Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya
Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat
tertentu
Indikator Nomor Soal
Jumlah Soal
6.1.1 Menjelaskan wujud benda padat, cair,
dan gas 2, 10, 14, 15, 20, 23,
6
6.1.2 Menjelaskan sifat-sifat benda padat,
cair, dan gas 3, 4, 5, 11, 13, 17, 18, 19,
24, 25, 27, 30 12
6.1.3 Menyebutkan contoh benda padat, cair,
dan gas 1, 12, 28, 29
4
6.1.4 Mengidentifikasi benda sesuai dengan
sifatnya 6, 7, 8, 9,16, 21, 22, 26
8
Soal evaluasi pada siklus I yang belum divalidasi terbagi menjadi empat indikator. Indikator pertama berjumlah 6 butir soal, indikator kedua berjumlah 12
butir soal, indikator ketiga berjumlah 4 butir soal, dan indikator keempat berjumlah 8 butir soal. Jadi total soal pada siklus I yang belum divalidasi adalah 30 soal.
Tabel .3.13. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Satuan Pendidikan : SD N Petinggen Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas Semester : IVI Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
Kompetensi Dasar :
6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair ; padat → gas
Indikator Nomor Soal
Jumlah Soal
6.2.1 Menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair menjadi padat membeku
1, 14, 16, 23 4
6.2.2 Menjelaskan terjadinya perubahan 2, 3, 5, 11, 12, 15, 19, 20,
11
Soal evaluasi pada sikus II yang belum divalidasi terbagi menjadi enam indikator. Indikator pertama berjumlah 4 butir soal, indikator kedua berjumlah 11
butir soal, indikator ketiga berjumlah 10 butir soal, indikator keempat berjumlah 3 butir soal, dan indikator kelima berjumlah 2 butir soal. Total dari soal siklus II yang
belum divalidasi adalah 30 butir soal. Rincian pemberian skor Siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.14 dibawah ini
Tabel 3.14. Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II
No Jenis Soal
Jumlah Soal
Skor Maksimal Tiap Nomor
Jumlah Skor Maksimal
1 Pilihan Ganda
30 1 Poin
30 poin Jumlah
30 poin
Pemberian skor untuk soal pilihan ganda yang digunakan pada siklus I dan II pada setiap butirnya diberi skor 1, sedangkan soal yang salah mendapat skor 0,
sehingga semua butir soal jika dijawab benar semua akan mendapat 30 poin.
wujud padat menjadi cair mencair 21, 26, 29
6.2.3 Menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair menjadi gas menguap
4, 10, 13, 17, 18, 22, 24, 27, 28, 30
10
6.2.4 Menjelaskan terjadinya perubahan wujud gas menjadi cair mengembun
6, 8, 25 3
6.2.5 Menjelaskan terjadinya perubahan wujud padat menjadi gas menyublim
7, 9 2
3.5 Teknik Pengujian Instrumen Validitas dan Reliabilitas
3.5.1 Validitas
Validitas merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur Surapranata, 2004:50. Maka dari itu
suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila sudah dapat mengukur apa yang akan diukur. Menurut Anastasi dalam Surapranata, 2004:50 validitas adalah suatu
tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Sedangkan Gronlund dalam Surapranata, 2004:50 mengatakan bahwa
validitas berkaitan dengan hasil suatu alat ukur, menunjukkan tingkatan, dan bersifat khusus sesuai dengan tujuan pengukuran yang akan dilakukan.
Bentuk-bentuk validitas Surapranata, 2004:50, yaitu: a validitas isi content validity,
yaitu suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur, validitas isi sangat tergantung kepada dua hal yaitu
tes itu sendiri dan proses yang mempengaruhi dalam merespon tes; b validitas konstruk construct validity, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan fenomena dan
objek yang abstrak, tetapi gejalanya dapat diamati dan diukur. Validitas konstruk juga memiliki arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan
kontruksi teoritik dimana tes itu dibuat; c validitas prediksi predictive validity, yaitu menunjukkan kepada hubungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes
dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu yang akan datang; d validitas konkuren concurrent validity
, yaitu menunjuk pada hubungan antara tes skor dengan yang dicapai dengan keadaan sekarang. Berbeda dengan pendapat Arifin 2009:248
validitas instrumen dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, validitas konstruk, dan validitas faktor.
Maka peneliti memutuskan untuk menggunakan dua validitas dua validitas yaitu validitas isi dan validitas empiris. Berikut adalah penjelasan dari validitas isi
dan validitas empiris.
3.5.1.1 Validitas Isi
Menurut Arikunto 2012:82 validitas isi adalah tes untuk mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Sejalan
dengan Arikunto, Surapranata 2009:51 validitas isi adalah suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur.
Validitas isi ini digunakan untuk menguji perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS soal evaluasi, lembar observasi, dan angket. Jika perangkat
pembelajaran, soal evaluasi, lembar keaktifan belajar yaitu lembar observasi, dan angket dikatakan sangat baik atau sangat sesuai dengan kriteria maka validator
memberikan skor 5, apabila baik mendapat skor 4, apabila kurang mendapat skor 2, dan apabila kurang sekali akan mendapat skor 1. Peneliti tidak menggunakan skor 3
karena dianggap skor 3 memberikan kesan jawaban netral. Berikut pedoman penskoran untuk memvalidasi perangkat pembelajaran, soal
evaluasi, lembar keaktifan belajar yaitu lembar observasi, dan angket. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3. 15. Pedoman Penskoran Validasi
Skor Kualifikasi
5 Sangat Baik
4 Baik
2 Kurang
1 Kurang Sekali
Penelitian ini menggunakan PAP II untuk mengetahui tingkat validasi. Berikut Pedoman Acuan Penskoran PAP II menurut Masidjo 1995:157 yang telah
dimodifikasi oleh peneliti.
Tabel 3.16. Kriteria Validasi
Rentang Nilai Kriteria
81 – 100
Sangat Tinggi 66
– 80 Tinggi
56 – 65
Cukup 46
– 55 Rendah
– 45 Sangat rendah
Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran, soal evaluasi, lembar observasi, dan angket divalidasi oleh Dosen Universitas Sanata Dharma bidang IPA, Kepala
Sekolah SD N Petinggen, dan Guru kelas IV. Adapun hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran, soal evaluasi, lembar observasi, dan angket dapat dilihat
pada tabel 3.17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.17 Hasil Perhitungan Validasi
Instrumen Expert Judgement
Total Skor
Nilai Rata- rata
A. Perangkat pembelajaran
1. Silabus Dosen IPA
22 88
90,6 Kepala Sekolah SD N Petinggen
24 96
Guru kelas IV A 22
88 2. RPP
Dosen IPA 95
90,4 90,1
Kepala Sekolah SD N Petinggen 97
92,3
Guru kelas IV A
92 87,6
3. LKS Dosen IPA
22 73,3
73,3 Kepala Sekolah SD N Petinggen
23 76,6
Guru kelas IV A 21
70 4. Bahan Ajar
Dosen IPA 31
88,5
Kepala Sekolah SD N Petinggen 33
94,2 90,4
Guru kelas IV A
31 88,5
B. Soal Evaluasi Dosen IPA
36 90
90 Kepala Sekolah SD N Petinggen
39 97,5
Guru kelas IV A 33
82,5 C. Keaktifan Belajar
1. Lembar Observasi
Dosen IPA 25
100 96
Kepala Sekolah SD N Petinggen 25
100
Guru kelas IV A 22
88 2. Lembar Angket
Dosen IPA
22 88
92 Kepala Sekolah SD N Petinggen
25 100
Guru kelas IV A 22
88 Rata-rata
Keterangan : Nilai yang diperoleh dari perhitungan total skor dibagi dengan skor maksimal kemudian
dikali 100. Berikut adalah skor maksimal dari tiap instrumen pembelajaran pada tabel 3.18
Tabel 3.18 Skor Maksimal Tiap Instrumen
Skor maksimal Instrumen
25 Silabus
105 RPP
30 LKS
40 Soal Evaluasi
25 Keaktifan Belajar
Lembar Observasi 25
Keaktifan Belajar Lembar Angket
Dari perhitungan rata-rata validasi instrumen pembelajaran pada tabel 3.18 yang meliputi perangkat pembelajaran silabus, RPP, dan LKS, soal evaluasi, lembar
keaktifan belajar yaitu lembar observasi dan angket diperoleh rata-rata validasi silabus adalah 90,6 dengan kriteria sangat tinggi, rata-rata yang diperoleh validasi
RPP adalah 90,1 dengan kriteria sangat tinggi, rata-rata yang diperoleh validasi LKS adalah 73,3 dengan kriteria tinggi, rata-rata yang diperoleh validasi soal evaluasi
adalah 90 dengan kriteria sangat tinggi, rata-rata yang diperoleh validasi keaktifan belajar yaitu lembar observasi adalah 96 dengan kriteria sangat tinggi, dan rata-rata
yang diperoleh validasi keaktifan belajar yaitu lembar angket adalah 92 dengan kriteria sangat tinggi.
Peneliti melakukan revisi terhadap instrumen pembelajaran berdasarkan saran dari ketiga validator. Maka setelah diperbaiki, semua perangkat pembelajaran, soal
evaluasi, keaktifan belajar lembar observasi, dan angket ini layak digunakan untuk penelitian. Secara lebih jelas, hasil validasi dapat dilihat pada lampiran lembar
validasi.
3.5.1.2 Validitas Empiris
Menurut Arifin 2009:249 validitas empiris biasanya menggunakan teknik statistik yaitu analisis korelasi. Validitas instrumen soal dilakukan secara empiris dan
diujikan di lapangan yaitu 30 siswa kelas VI SD N Petinggen tahun pelajaran 20132014 karena siswa tersebut sudah mempelajari materi saat berada di kelas IV.
Berikut adalah tabel data validitas soal siklus I pada tabel 3.19. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.19 Validitas Soal Siklus I
No Item
Nilai Korelasi
r
hitung
Nilai r
tabel
n= 30, taraf sig= 5
Keterangan Kesimpulan
No Soal
Item 1 -0,233
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 2 -0,233
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 3 0,445
0,361 r hitung r tabel
Valid 3
Item 4 0,348
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 5 0,260
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 6 0,248
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 7 0,068
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 8 0,605
0,361 r hitung r tabel
Valid 8
Item 9 0,555
0,361 r hitung r tabel
Valid 9
Item 10 0,361
r hitung r tabel Tidak valid
- Item 11
0,100 0,361
r hitung r tabel Tidak valid
- Item 12
0,302 0,361
r hitung r tabel Tidak valid
- Item 13
0,-167 0,361
r hitung r tabel Tidak valid
- Item 14
0,240 0,361
r hitung r tabel Tidak valid
- Item 15
0,465 0,361
r hitung r tabel Valid
15 Item 16
0,264 0,361
r hitung r tabel Tidak valid
- Item 17
0,188 0,361
r hitung r tabel Tidak valid
- Item 18
0,512 0,361
r hitung r tabel Valid
18 Item 19
0,377 0,361
r hitung r tabel Valid
19 Item 20
0,402 0,361
r hitung r tabel Valid
20 Item 21
0,424 0,361
r hitung r tabel Valid
21 Item 22
0,603 0,361
r hitung r tabel Valid
22 Item 23
0,303 0,361
r hitung r tabel Tidak valid
- Item 24
0,572 0,361
r hitung r tabel Valid
24 Item 25
0,594 0,361
r hitung r tabel Valid
25 Item 26
0,524 0,361
r hitung r tabel Valid
26 Item 27
0,206 0,361
r hitung r tabel Tidak valid
- Item 28
0,678 0,361
r hitung r tabel Valid
28 Item 29
0,464 0,361
r hitung r tabel Valid
29 Item 30
0,505 0,361
r hitung r tabel Valid
30
Hasil uji coba soal dihitung validitasnya menggunakan teknik korelasi Product Moment
dengan SPSS 20. Jika hasil perhitungan yang dihasilkan nilai r hitung r tabel maka butir instrumen dianggap valid, sedangkan jika r hitung r
tabel maka instrumen tersebut dianggap tidak valid. Dalam data validitas peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan r tabel = 3,61 disesuaikan dengan r tabel Product Moment. Soal yang direvisi disesuaikan dengan indikator yang sesuai dengan penelitian. Pada tabel di
atas dapat diketahui soal evaluasi yang valid ada 15 item, item yang tidak valid direvisi agar soal evaluasi berjumlah 20 item.
Tabel 3.20 Validitas Soal Siklus II
No Item
Nilai Korelasi
r
hitung
Nilai r
tabel
n= 30, taraf sig = 5
Keterangan Kesimpulan
No Soal
Item 1 0,733
0,361 r hitung r tabel
Valid 1
Item 2 0,544
0,361 r hitung r tabel
Valid 2
Item 3 0,435
0,361 r hitung r tabel
Valid 3
Item 4 0,241
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 5 0,262
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 6 0,472
0,361 r hitung r tabel
Valid 6
Item 7 0,510
0,361 r hitung r tabel
Valid 7
Item 8 0,604
0,361 r hitung r tabel
Valid 8
Item 9 0,386
0,361 r hitung r tabel
Valid 9
Item 10 0,169
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 11 0,579
0,361 r hitung r tabel
Valid 11
Item 12 0,599
0,361 r hitung r tabel
Valid 12
Item 13 0,560
0,361 r hitung r tabel
Valid 13
Item 14 0,385
0,361 r hitung r tabel
Valid 14
Item 15 0,100
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 16 0,297
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 17 0,414
0,361 r hitung r tabel
Valid 17
Item 18 0,507
0,361 r hitung r tabel
Valid 18
Item 19 0,647
0,361 r hitung r tabel
Valid 19
Item 20 0,272
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 21 0,471
0,361 r hitung r tabel
Valid 21
Item 22 0,627
0,361 r hitung r tabel
Valid 22
Item 23 0,272
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 24 0,412
0,361 r hitung r tabel
Valid 24
Item 25 0,470
0,361 r hitung r tabel
Valid 25
Item 26 0,220
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 27 0,247
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Item 28 0,425
0,361 r hitung r tabel
Valid 28
Item 29 0,721
0,361 r hitung r tabel
Valid 29
Item 30 0,335
0,361 r hitung r tabel
Tidak valid -
Pada siklus II juga terdapat 30 soal pilihan ganda yang akan diujikan kepada siswa kelas V SD N Petinggen. Dari 30 soal yang diujikan, ada 20 soal
yang valid. Sehingga peneliti memutuskan tidak merevisi soal 10 soal yang tidak valid dikarenakan 20 butir soal yang valid sudah cukup. Hasil
perhitungan validitas dapat dilihat pada tabel 3.20 di atas.
3.5.2 Reliabilitas
Pengukuran merupakan proses untuk memperoleh skor perorangan sehingga hasil yang diperoleh dari pengukuran benar-benar menggambarkan sejauh mana
kemampuan mereka. Menurut Surapranata 2004:86 reliabilitas atau keajegan suatu skor adalah hal yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan
pengukuran yang baik. Menurut Surapranata 2004:90 reliabilitas memiliki dua keajegan. Keajegan
yang pertama adalah keajegan internal, yakni tingkat sejauh mana butir soal itu homogeny baik dari segi tingkat kesukaran maupun bentuk soalnya. Keajegan kedua
adalah keajegan eksternal, yaitu tingkat sejauh mana skor dihasilkaan tetap sama sepanjang kemampuan orang yang diukur belum berubah. Adapun kriteria klasifikasi
reliabilitas menurut Triton 2006:248 dapat dilihat pada tabel 3.21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.21 Kriteria Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Tingkat Reliabilitas
± 0,81 – ± 1,00
Sangat Reliabel ± 0,61
– ± 0,80 Reliabel
± 0,41 – ± 0,60
Cukup Reliabel ± 0,21
– ± 0,40 Agak Reliabel
± 0,00 – ± 0,20
Kurang Reliabel
Reliabilitas pada penelitian ini dihitung menggunakan SPSS 20. Model reliablitas yang digunakan adalah Alpha Cronbach. Menurut Triton 2006:248
koefisian reliabilitas Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala 0-1. Jumlah item yang diuji reliabilitas pada siklus 1 berjumlah 15 item soal yang valid. Berikut hasil
perhitungan reliabilitas soal evaluasi siklus I pada tabel 3.22
Tabel 3.22 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items
.816 15
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas 15 soal yang valid pada siklus I diperoleh nilai
Cronbach’s Alpha adalah 0,816 menunjukkan kriteria “sangat reliabel
”. Sedangkan hasil reliabilitas 20 soal yang valid pada siklus II diperoleh nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,857 menunjukkan kriteria “sangat reliabel”. Berikut hasil
perhitungan reliabilitas soal evaluasi siklus II pada tabel 3.23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.23 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items
.857 20
3.6 Teknik Analisis Data
Pada analisis data merupakan cara untuk menentukan dalam penyusunan dan pengolahan data yang sudah dikumpulkan, dan diambil suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti mempunyai
tujuan untuk menganalisis ketercapaian tujuan dari penelitian ini.
3.6.1 Perhitungan Keaktifan Belajar Siswa
Data keaktifan didapat dari hasil observasi, analisis keaktifan siswa dapat diketahui dengan membandingkan keadaan awal keaktifan dengan keadaan setelah
siklus I dan siklus II. Berikut cara menghitung peningkatan keaktifan.
3.6.1.1 Menghitung keaktifan belajar siswa setiap indikator berdasarkan lembar observasi dengan rumus sebagai berikut.
3.6.1.2 Menghitung keaktifan belajar siswa setiap indikator berdasarkan angket dengan rumus sebagai berikut.
3.6.1.3 Menghitung rata-rata keaktifan belajar siswa dengan rumus sebagai berikut.
3.6.1.4 Menghitung hasil akhir keaktifan belajar siswa dengan rumus sebagai berikut.
3.6.1.5 Memasukkan hasil akhir keaktifan belajar siswa ke dalam kriteria PAP II. 3.6.1.6 Membandingkan tingkat keaktifan belajar siswa dengan melihat hasil akhir
keaktifan belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
3.6.2 Perhitungan Prestasi Belajar Siswa
Data hasil mengenai prestasi belajar diperoleh dari hasil tes yang sudah dilakukan oleh peneliti. Berikut cara perhitungan prestasi belajar siswa.
3.6.2.1 Penskoran
Tes soal yang digunakan peneliti menggunakan pilihan ganda, jadi jika jawaban yang dijawab benar akan mendapatkan poin 1 pada tiap soal, tetapi jika
jawaban salah maka mandapatkan poin 0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.2.2 Menghitung nilai akhir setiap siswa
Menghitung nilai akhir setiap siswa=
3.6.2.3 Menghitung skor rata-rata kelas
Menghitung skor rata-rata kelas=
3.6.2.4 Menghitung Persentase ketuntasan belajar siswa
Menghitung Persentase ketuntasan belajar siswa=
3.6.2.5 Menghitung tingkat nilai prestasi belajar pada siklus I dan siklus II dengan kondisi awal, kemudian membandingkannya agar dapat mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan dari siklus I dan siklus II pada prestasi belajar siswa.
3.7 Kriteria Keberhasilan
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM mata pelajaran IPA yang harus dikuasai siswa kelas IV semester ganjil SD N Petinggen tahun pelajaran 20152016 adalah 70.
Kriteria keberhasilan dikatakan berhasil jika hasil yang dicapai siswa telah mencukupi atau melebihi kritetria ketuntasan minimal KKM yang sudah ditentukan
oleh penliti pada akhir siklus I maupun siklus II. Kriteria keberhasilan yang peneliti buat adalah sebagai berikut.
Tabel. 3.24 Kriteria Keberhasilan
No Peubah Variabel
Indikator Penelitian Kondisi
Awal Target
akhir Siklus I
Target akhir Siklus
II
1. Keaktifan belajar
siswa Skor rata-rata keaktifan
belajar siswa 0-100 54,4
rendah 65
sedang 70
tinggi 2.
Prestasi Belajar pada mata pelajaran IPA
Nilai rata-rata siswa 66,3
70 75
Persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM 70 33,3
55 75
Siklus dihentikan jika sudah mencapai target akhir siklus II yang ingin dicapai.
78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV memuat tentang gambaran umum penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian mencakup tahapan-tahapan proses pembelajaran
menggunakan metode Student Team Achievement Division STAD.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Kondisi Awal
Sebelum melakukan penelitian pada kelas IV SD N Petinggen, peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran dan melakukan wawancara dengan
guru kelas. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran di dalam kelas IV SD N Petinggen, peneliti melihat bahwa saat guru menjelaskan materi pelajaran
siswa pasif dan masih banyak yang bercerita dengan teman sebangkunya, tidak ada siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan oleh guru, dan masih
jarang siswa yang mencatat materi yang ditulis di papan tulis atau materi yang penting untuk dicatat. Hasil observasi ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan
ibu Candra selaku wali kelas IV yang menyatakan bahwa memang masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru terkecuali jika dibuat berkelompok
dan diberikan tugas pada kelompok tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI