170 manusia yang bekerja secara produktif yang dihargai,” nilai-
nilai yang dianut itu tidak konsisten.
Bagaimana menerjemahkan nilai-nilai ke dalam tindakan- tindakan? Orientasi manusia terhadap nilai-nilai memberikan
motivasi dan arah bagi perilakunya. Di dalam suatu sistem nilai, nilai-nilai individu cenderung ditata secara berjenjang.
Bergantung kepada situasi, suatu nilai cenderung terjadi sebelum nilai lain ada.
Pada satu level, manusia menyatakan nilai-nilainya dalam istilah yang agak abstrak. Akan tetapi ada level lain, manusia
mentransformasikan nilai-nilai ke dalam tindakan-tindakan yang konkret. Pada umumnya manusia cenderung berspakat
tentang nilai-nilai abstrak dean tidak besepakat tentang implikasi nilai-nilai itu dalam tindakan-tindakan yang
konkret. Sebagai contoh, hampir setiap orang bersepakat tentang sucinya kehidupan. Akan tetapi, nilai-nilai yang
mempertahankan sucinya kehidupan diterjemahkan ke dalam tindakan-tindakan yang berbeda yang berkaitan dengan
aborsi: Orang-orang yang pro dan yang kontra terhadap aborsi yang sah yakin tindakan-tindakan mereka mendukung nilai-
nilai mereka atas kehidupan. Pada contoh ini, orang-orang memegang suatu nilai bersama tetapi nilai-nilai itu
diterjemahkan ke dalam arah tindakan yang berlawanan.
2. Definisi etika
Sementara nilai-nilai ialah keyakinan-keyakinan yang tersirat atau tersurat tentang apa yang manusia pandang sebagai baik,
etika berkaitan dengan apa yang manusia pandang sebagai tepat atau benar. Etika merupakan standard yang
mengarahkan perilaku seseorang. Berkaitan dengan etika dan nilai-nilai profesional, etika merupakan “nilai-nilai dalam
tindakan” Levy, 1976: 233. Secara khusus, “etika pekerjaan sosial merupakan harapan-harapan atau keinginan-keinginan
perilaku yang dikaitkan dengan tanggung jawab pekerjaan sosial” h. 79.
a. Etika mikro dan etika makro
Mikro etika berkaitan dengan standard-standard dan prinsip-prnsip yang mengarahkan praktek. Etika makro
atau etika sosial, “berkaitan dengan aturan-aturan dan
Di unduh dari : Bukupaket.com
171 nilai-nilai organisasi serta prinsip-prinsip etis yang
mendasari dan membimbing kebijakan-kebijakan sosial” Conrad, 1988: 604, dalam DuBois Miley, 2005: 110.
Etika mikro memandu pekerjaan Tarcisia Mariana dengan Irma Damayanti. Pertanyaan yang dimunculkan oleh
perspektif mikro tentang etika meliputi: Apakah self- determination mewujud terlebih dulu sebelum isu
keselamatan muncul? Apakah penyampaian informasi tentang Ibu Irma Damayanti kepada seluruh anggota tim
medis merupakan suatu pelanggaran kerahasiaan?
Seandainya Ibu Irma Damayanti memiliki anggota keluarga, apakah mereka harus dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan? Pada sisi lain, etika makro berkaitan dengan konteks organisasional rumah sakit yang
mempekerjakan Tarcisia Mariana dan kebiajkan- kebiajkan sosial tentang perawatan kesehatan. Isu-isu
yang dimunculkan oleh etika makro meliputi bagaimana mendistribusikan secara merata sumber-sumber perawatan
kesehatan yang terbatas, bagaimana memperluas cakupan perawatan kesehatan kepada semua warga negara, dan
bagaimana serta kapan menghormati instruksi-instruksi tentang arah lebih lanjut dan keinginan hidup?
b. Perilaku etis
Perilaku etis merupakan tindakan-tindakan yang mempertahankan kewajiban-kewajiban moral dan
ketaatan terhadap standard-standard praktek sebagaimana dinyatakan oleh kode etik. Kode etik berasal dari
landasan nilai-nilai profesi. Dalam mendiskusikan tanggung jawab etis Max Weber, Levy 1973
mengatakan bahwa pekerja profesi harus akuntabel atas semua hasil dari tindakan-tindakan yang dapat diketahui
sebelumnya. Praktek pekerjaan sosial yang beretika tidak diukur dari hasil praktek, tetapi praktek “melampaui
syarat-syarat kompetensi.” h. 81. Perilaku etis didasarkan atas suatu interpretasi terhadap penerapan
nilai-nilai. Karena manusia menginterpretasikan hal-hal penting yang abstrak secara berbeda, mereka sering tidak
bersepakat atas apa yang merupakan perilaku etis atau “tindakan-tindakan yang tepat.”
B. Landasan nilai-nilai pekerjaan sosial profesional