215 kemiskinan menjadi lebh sulit karena ketidaksetaraan yang
melekat dalam struktur sosial melawan kaum perempuan.
Sejak tahun 1900, kaum perempuan telah aktif mengadvokasikan hak-hak kaum perempuan. Mereka
mengarahkan usaha-usaha awal mereka kepada pencapaian hak-hak suara dan berpartisipasi dalam proses politik. Baru-
baru ini, gerakan hak-hak kaum perempuan berpusat pada kesetaraan ekonomi.
4. Heteroseksisme
Heteroseksisme menganut suatu orientasi heteroseksual, sedang homophobia ialah suatu prasangka buruk yang
dirasakan sangat kuat terhadap orang-orang yang orientasi seksualnya berbeda dari heteroseksual. Kecuali karena
orientasi seksual, mereka sama dengan kaum heteroseksual. Namun karena orientasi seksual mereka, laki-laki gay dan
lesbian mengalami diskriminasi institusional, penistaan karakter, perendahan, dan stigma.
5. Ageism
Robert Butler 1969 pertama kali menggunakan ungkapan “Age-ism” untuk menjelaskan sikap-sikap negatif yang
terdapat di kalangan masyarakat Amerika Serikat terhadap lanjut usia. Walaupun ageism secara khusus mengacu kepada
sikap-sikap prasangka terhadap lanjut usia, prasangka usia dapat diarahkan kepada suatu kelompok usia tertentu.
Sebagai contoh, mendorong anak-anak untuk cepat-cepat bertumbuh dan memuji gaya, seksualitas, dan perilaku orang
dewasa pada akhirnya mengecilkan arti masa anak-anak dan anak-anak Elkind, 1984; 1988, dalam DuBois Miley,
2005: 143. Suatu bias yang adultcentrism pandangan yang berpusat pada orang dewasa mengevaluasi anak-anak dengan
standard orang dewasa dan gagal mengakui perbedaan- perbedaan pada pandangan anak-anak: “konsekuensi negatif
dari pandangan yang berpusat pada orang dewasa dapat sama dengan pandangan etnosentrisme: miskomunikasi dengan
anak-anak, penilaian yang tidak akurat tentang maksud dan motivasi anak-anak, menyalahgunakan kekuasaan untuk
membatasi hak anak untuk menentukan nasib sendiri, dan mengabaikan kekuatan-kekuatan dan kemampuan-
Di unduh dari : Bukupaket.com
216 kemampuan” Petr, 1992: 408-409, dalam DuBois Miley,
2005: 144.
6. Handicapism
Badan Kesehatan Dunia WHO, World Health Organization membedakan antara impairment, disability, dan handicap.
Impairment ialah penderitaan fisik, keterbatasan, atau
kehilangan dalam struktur dan fungsi tubuh. Disability ialah akibat-akibat dari impairment yang membatasi atau mencegah
orang dari melakukan kegiatan-kegiatan yang berada di dalam rentang kemampuan tanpa impairment. Handicap ialah
kerugian social sebagai akibat dari impairment dan disability. Ketiga karakteristik ini merupakan konsekuensi dari iantara
manusia dan lingkungannya.
Handicapism ialah prasangka dan diskriminasi yang diarahkan terhadap orang-orang cacat mental atau fisik.
Orang-orang sering memandang orang-orang cacat itu sebagai “berbeda” dan tidak mampu melakukan pekerjaan seperti
yang dilakukan oleh orang-orang yang “tubuhnya sehat.” Mereka memperlakukan orang-orang cacat seolah-olah
mereka cacat dalam semua hal. Sebagai contoh, orang-orang dapat menyimpulkan bahwa seseorang yang menyandang
suatu cacat fisik pasti cacat secara mental atau tidak dewasa secara sosial. Sebaliknya, orang-orang kadang-kadang
memandang orang-orang cacat itu sebagai tidak memiliki perasaan, minat, atau cita-cita.
7. Isme-isme kolektif