172 Nilai-nilai mengandung akar kesejarahan dan praktek pekerjaan
sosial kontemporer. Memahami perubahan pada nilai-nilai yang terjadi mengakibatkan fokus nilai-nilai umum pekerjaan sosial
kontemporer semakin tajam. Selama bertahun-tahun, fokus nilai- nilai pekerjaan sosial berubah dari kepedulian terhadap moralitas
klien individu menjadi kepedulian terhadap moralitas perilaku profesional Reamer, 1990; 1994.
1. Berfokus pada moralitas
Pada akhir abad ke-19 di Inggris, sikap-sikap terhadap orang miskin mencerminkan keyakinan bahwa
manusia miskin karena mereka menolak memperoleh keuntungan dari kesempatan-kesempatan yang melimpah
ruah untuk memperbaiki kondisi mereka. Pelit dan kebajikan, ketidakpelitian dan imoralitas ialah sinonim.
Manusia yang pada titik tertentu harus meminta bantuan ialah yang merasa bersalah karena mengalami suatu
kekurangan pada karakter yaitu yang membutuhkan reformasi de Schweinitz, 1961: 143.
Kegiatan-kegiatan kesejahteraan sosial pada akhir abad ke-19 di Amerika Serikat memperlihatkan sikap-sikap yang sama.
Sebagai contoh, Robert M. Harley, seorang pemimpin organisasi amal pada Association for Improving the Condition
of the Poor Perkumpulan Sosial bagi Perbaikan Kondisi Kaum Miskin, menyatakan bahwa orang miskin
membutuhkan bimbingan agar mereka dapat melarikan diri dari setan minum minuman keras dan kemalasan Lubove,
1965.
Referensi ini mengilustrasikan fokus kesejahteraan sosial pada moralitas individual pada pergantian abad ke-19. Sudut
pandang ini menekankan karakter dan moralitas klien dan membedakan secara jelas antara orang miskin “yang
berharga” dan orang miskin “yang tidak berharga.”
2. Pentingnya moral bagi profesi
Dewasa ini, isu moralitas telah beralih dari suatu fokus tentang moralitas klien kepada suatu fokus tentang moralitas
pekerjaan sosial, perilaku para praktisioner dan tindakan- tindakan profesi pekerjaan sosial Reamer, 1990. Gerakan
Di unduh dari : Bukupaket.com
173 rumah pemukiman Amerika Serikat pada awal abad ke-20
memberikan suatu dorongan bagi perubahan ini dengan penekanannya pada reformasi sosial daripada pada reformasi
individual. Pengalaman depresi besar-besaran pada tahun 1930-an memberikan bukti lebih lanjut tentang cara-cara
dimana masalah-masalah sosial dan ekonomi menyumbang bagi kebutuhan-kebutuhan manusia Reamer, 1995.
Diselenggarakan pada tahun 1920-an untuk mengidentifikasikan kesamaan-kesamaan dalam praktek
pekerjaan sosial, Konferensi Milford menggambarkan suatu filosofi bagi pekerjaan sosial dan memunculkan
beranekamacam pertanyaan yang berorientasi nilai. Salinan dari hasil konferensi mencatat betapa nilai-nilai sangat
penting bagi peserta konferensi:
Social caseworker memiliki kebutuhan akan suatu sistem pemikiran tentang nilai-nilai sosial yang tidak hanya untuk
mengklarifikasikan tujuan umumnya dan mengarahkannya dalam kaitan dengan teori-teori kemajuan sosial, tetapi juga
memandunya dalam setiap kontak profesional. Pertanyaan- pertanyaan praktis di bawah ini mengilustrasikan kebutuhan
akan suatu filosofi:
x Apa hak-hak klien sebagai seorang individu? x Apa kewajibannya kepada keluarganya?
x Dalam keadaan apa dianggap baik untuk
mempertahankan suatu keluarga tidak berantakan? x Dalam keadaan apa dianggap baik untuk
menghancurkan suatu keluarga? misalnya, nilai-nilai apa yang dianut oleh individu, kelompok,
masyarakat? x Apakah kekerasan dibenarkan pada kasus tertentu?
x Sejauh mana dan kapan dependensi individual menjadi tanggung jawab publik, sejauh mana dan kapan
menjadi tanggung jawab privat? x Kebutuhan-kebutuhan sosial individual apa yang
menjadi tanggung jawab publik: pendidikan, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan jiwa, bimbingan
kerja, rekrerasi, dan seterusnya?
Di unduh dari : Bukupaket.com
174 x Sejauh mana lingkungan sosial harus diubah demi
kepentingan orang sakit atau orang yang tidak dapat menyesuaikan diri?
x Dalam keadaan apa, kalau ada, kerahasiaan klien dilanggar oleh social caseworker?
x Apakah social caseworker bertanggung jawab atas penegakan hukum? American Association of Social
Workers, 1929: 28, dalam DuBois Miley, 2005: 112.
Konferensi Milford itu memainkan suatu peran yang sangat penting dalam mendamaikan faksi-faksi yang berbeda di
dalam profesi pekerjaan sosial dan dalam memunculkan pertanyaan-pertanayaan tentang landasan nilai profesi. Pada
dasarnya Konferensi Milford berfokus pada moralitas profesi. Karena dirumuskan lebih dari 80 tahun yang lalu, pertanyaan-
pertanyaan ini tetap sangat penting untuk memahami peran nilai-nilai dalam praktek pekerjaan sosial dewasa ini.
3. Nilai-nilai umum pekerjaan sosial