Penindasan melalui diskriminasi Dehumanisasi interpersonal Viktimisasi pribadi

225 Dengan menunjukkan kesalahan dan status korban berarti memberi persepsi putus asa, tidak berdaya, dan terasing

1. Penindasan melalui diskriminasi

Potensi diskriminasi, penaklukan, dan penindasan atas kelompok-kelompok berstatus minoritas melekat di dalam hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara kelompok- kelompok dominan dan kelompok-kelompok minoritas. Penindasan mencakup dominasi politik, ekonomi, sosial, dan psikologis suatu kelompok oleh kelompok lain, dari level mikro individual hingga ke level makro kelompok-kelompok sosial, organisasi, dan negara-bangsa Gil, 1994: 2002, dalam DuBois Miley, 2005: 153.

2. Dehumanisasi interpersonal

Dehumanisasi berasal dari keyakinan yang memandang manusia sebagai suatu obyek yang mati. “Dehumanisasi sebagai suatu pertahanan terhadap emosi-emosi yang menyakitkan atau membelenggu mengandung suatu kekurangan pada rasa individualitasnya dan pada persepsinya terhadap kemanusiaan manusia.” Dehumanisasi secara serentak mengarahkan dirinya ke dalam dan kepada orang lain. Sementara dehumanisasi yang mengarah kepada diri sendiri mengabaikan kemanusiaannya sendiri, dehumanisasi yang mengarah kepada obyek gagal “menyadari kualitas kemanusiaan pada diri orang lain” Bernard, Ottenberg, Redl, 1971: 102, 105, dalam DuBois Miley, 2005: 154.

3. Viktimisasi pribadi

Manusia yang mengalami stigma menggabungkan makna- makna negatifnya ke dalam citra dirinya Patten, Gatz, Jones, Thomas, 1989, dalam DuBois Miley, 2005: 155. Suatu studi tentang dampak cap dan self-fulfilling prophecies ramalan yang terwujud menyatakan bahwa manusia memiliki suatu kecenderungan untuk hidup dengan cap yang diberikan kepadanya oleh orang lain Rosenthal Jacobson, 1968, dalam DuBois Miley, 2005: 156. Apabila manusia menyalahkan dirinya sendiri, akibatnya ialah perasaan- perasaan rendah diri, bergantung, dan ditolak muncul. Keyakinan akan suatu dunia yang adil seperti yang telah disebutkan di atas, yang menyatakan bahwa manusia patut Di unduh dari : Bukupaket.com 226 memperoleh akibat-akibat dari penindasan sebagai buah dari perbuatannya yang salah atau imoralitas, dapat benar-benar terwujud. Ironisnya, manusia yang merasa diviktimisasi bahkan dapat mengidentifikasikan dirinya dengan penindas dan menerapkan cap-cap yang merendahkan dirinya sendiri. Perilaku ini menyatakan bahwa ia menginternalisasikan norma-norma penindasnya Gochros, Gochros, Fischer, 1986, dalam DuBois Miley, 2005: 157.

E. Kesempatan, hambatan, dan pemberdayaan