304 spesifik. Pelatih yang berkompeten mendasarkan
sesinya atas penelitian yang berkaitan dengan pengembangan staf, pendidikan orang dewasa,
pengubahan sikap-sikap, dan proses-proses pembelajaran. Pelatih yang efektif menggunakan
strategi-strategi pengembangan staf untuk mengases tujuan-tujuan organisasi, mendefinisikan tujuan-tujuan
partisipan, meneliti mata pelajaran, menentukan format- format bagi pengalaman-pengalaman pendidikan, dan
mengembangkan proses-proses evaluasi.
Pemberian pelatihan yang efektif membutuhkan pengetahuan tentang mata pelajaran, keterampilan-
keterampilan proses kelompok, dan kompetensi teknis. Tentu saja pelatih membutuhkan suatu landasan
kepakaran tentang topik pelatihan. Ia harus dapat menyampaikan informasi melalui format-format
pelatihan yang tepat. Terakhir, pelatih yang efektif harus dapat menggunaan berbagai alat media untuk
meningkatkan presentasi-presentasinya.
Suatu organisasi dapat mengontrak pekerja sosial untuk melaksanakan workshop pengembangan staf di dalam
bidang seperti teknik-teknik manajemen stres, keterampilan-keterampilan bagi efektivitas interpersonal,
pelatihan asertivitas, dan relasi supervisoris. Dalam kenyataan, pengalaman-pengalaman pelatihan sering
menyiapkan partisipan untuk mengantisipasi transisi. Sebagai contoh, pekerja sosial melaksanakan sesi
pelatihan pra-pensiun bagi karyawan-karyawan suatu perusahaan dan pelatihan pengembangan keterampilan
bagi pengasuh keluarga sehingga tindakan-tindakan pengasuh keluarga dengan orang-orang yang beresiko itu
akan lebih berguna, bukan malah menambah potensi masalah. Idealnya, pelatihan memberikan kepada
partisipan suatu landasan kekuatan-kekuatan, meningkatkan keterampilan-keterampilan, dan
mempromosikan kompetensi-kompetensi.
3. Level makro: Peran penjangkauan
Melalui penjangkauan, pekerja sosial mendidik warganegara tentang isu-isu sosial, ketidakadilan, dan
Di unduh dari : Bukupaket.com
305 pelayanan-pelayanan sosial. Ia menggunakan strategi-
strategi pendidikan masyarakat untuk menyebarluaskan informasi melalui berbagai media dan kegiatan-kegiatan
hubungan masyarakat.
Melalui peran penjangkauannya pada level makro, pekerja sosial membantu warga masyarakat memperluas
pengetahuan mereka tentang masalah-masalah sosial dan pelayanan-pelayanan sosial terkait. Pengetahuan
pendidikan berbasiskan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran wargangara akan masalah-masalah dalam
berbagai bidang seperti perawatan kesehatan, penyakit, stres, indikator potensial untuk bunuh diri,
penyalahgunaan obat-obatan, penganiayaan dan penerlantaran anak, dan isu-isu terkait keluarga lainnya.
Penginformasian masyarakat umum tentang badan-badan sosial publik dan privat menyadarkan orang-orang akan
sumbergaya-sumberdaya dan pelayanan-pelayanan ini serta, dengan demikian, meningkatkan aksesibilitasnya
Hepworth, Rooney, Larsen, 1997. Pemberian informasi kepada masyarakat umum dapat mendorong
warga masyarakat untuk mengakses sumberdaya- sumberdaya informal dan formal secara lebih cepat.
Pendidikan melalui informasi umum memfasilitasi tindakan-tindakan pencegahan.
Strategi-strategi pendidikan masyarakat meliputi antara lain pendistribusian poster dan leaflet, melaksanakan
surat menyurat dengan masyarakat, dan mengajak warga masyarakat berbicara. Pengumuman-pengumuman
tentang pelayanan publik, media cetak, film, dan pemrograman radio dan televisi merupakan cara-cara
lain untuk mentransmisikan informasi pendidikan kepada anggota-anggota masyarakat. Untuk menghormati
kebutuhan-kebutuhan yang unik dari berbagai lapisan masyarakat, pekerja sosial yang peka secara etnis
memberikan informasi dalam berbagai bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, daerah, huruf braile,
berhuruf besar, dan peka secara budaya.
4. Sistem profesional: Peran peneliti dan sarjana