240 Beberapa pertanyaan berikut ini membantu pekerja sosial
untuk menguji perasaan-perasaan pribadinya terhadap klien dan agama:
a. Mampukah aku menerima keyakinan-keyakinan keagamaan klien sebagai bagian dari sistem klien itu dan
berusaha memahami sistem itu, tidak menjadi soal betapa berbeda keyakinan-keyakinan keagamaan ini
berbeda dari masyarakat luas?
b. Maukah aku menerima bahwa doktrin keagamaan klien memiliki implikasi yang besar bagi keberhasilan
intervensi? c. Maukah aku mengakui bahwa usaha-usaha untuk
mengubah sistem keyakinan klien akan berbahaya bagi relasi pemberian bantuan dan dapat berbahaya bagi
kesejahteraan klien? York, 1987: 42, dalam DuBois Miley, 2005: 184.
5. Sumberdaya-sumberdaya masyarakat keagamaan
Dalam pencarian mereka akan sumberdaya-sumberdaya masyarakat yang relevan, klien dan pekerja sosial
barangkali mengidentifikasikan sumberdaya-sumberdaya yang ada itu melalui masyarakat keagamaan. Sebagai
contoh, keanggotaan gereja atau pura mengaitkan orang- orang dengan suatu spektrum sumberdaya-sumberdaya yang
luas yang dapat memberikan dukungan sosial dan bantuan konkret Maton Pargament, 1986, dalam DuBois Miley,
2005: 185.
Suatu studi partisipasi-observasi mengidentifikasikan faktor- faktor bahwa pemebrdayaan yang diberikan kepada anggota-
anggota suatu masyarakat keagamaan yang mengikuti suatu aliran tertentu: “Setting keagamaan tertentu yang dipelajari
nampaknya memberikan suatu tempat yang dapat disesuaikan oleh anggota-anggota, sesuatu yang memberikan
makna, identitas, dan kesempatan-kesempatan bagi pengembangan interpersonal, dan akses kepada suatu
jaringan dukungan dan sumberdaya-sumberdaya” Maton Rappaport, 1984: 70, dalam DuBois Miley, 2005: 185.
Relasi dalam masyarakat keagamaan nampaknya berada di antara cadangan sumberdaya-sumberdaya yang digunakan
oleh orang-orang dalam kehidupan sehari-hari dan pada
Di unduh dari : Bukupaket.com
241 waktu krisis. Masyarakat keagamaan oleh karena itu dapat
menjadi salah satu jejaring pemberian bantuan alamiah yang memberdayakan klien.
Masyarakat keagamaan ternyata dapat memberikan pelayanan-pelayanan konkret yang harus diakses oleh klien.
Denominasi-denominasi keagamaan dan organisasi- organisasi oikumene memikiki sejarah panjang
penyelenggaraan pelayanan-pelayanan sosial di bawah naungan-naungan sektarian. Sebagai contoh, jemaat dapat:
a. Mempekerjakan pekerja sosial, perawat jemaat, dan staf
profesional lain b.
Mendorong tetangga menjangkau program-program yang memberikan suatu forum bagi aksi masyarakat
c. Mensponsori kelompok-kelompok swabantu
d. Mengadvokasikan isu-isu keadilan sosial lokal,
nasional, dan internasional e.
Mengembangkan berbagai program seperti pusat-pusat masyarakat, klinik kesehatan, program pemuda,
pelayanan-pelayanan bagi lanjut usia, dapur umum, pelayanan-pelayanan informasi dan rujukan, prakarsa-
prakarsa pengembangan masyarakat, program pemberantasan buta aksara, pembimbingan belajar,
rumah singgah, aktivitas-aktivitas rekreasi dan olahraga, dan pelayanan-pelayanan pengasuhan siang
lainnya.
6. Agama dan pekerjaan sosial