296 belum terpenuhi. Perencanaan kolaboratif meningkatkan
efektivitas strategi-strategi pembangunan jaringan. Bekerja secara kolaboratif memberdayakan partisipan
untuk mendorong perubahan level meso.
3. Level makro: Peran aktivis
Sebagai aktivis, pekerja sosial mengajak tokoh-tokoh sosial dan ekonomi kunci di komunitas atau masyarakat
untuk memprakarsai perubahan sosial. Strategi-strategi tindakan sosial atau advokasi sosial mempromosikan
keadilan sosial dengan mempengaruhi pengalokasian sumberdaya-sumberdaya, melakukan lobi atau
pendekatan bagi perubahan perundang-undangan, dan memprakarsai tindakan-tindakan peradilan.
Aktivis sosial menggugah kesadaran publik akan masalah-masalah sosial dan ketidakadilan. Ia
memobilisasikan sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk mengubah kondisi-kondisi yang merugikan ini
Barker, 2003. Dalam aktivisme sosial, kegiatan- kegiatan pekerjaan sosial bermacam-macam mulai dari
mengumpulkan sumberdaya-sumberdaya untuk melakukan reformasi sosial. Mobilisasi berarti bekerja
dengan kelompok-kelompok masyarakat untuk menyusun suatu agenda bersama, mengklarifikasikan
tujuan-tujuan, dan merancang serta mengimplementasikan strategi-strategi bagi tujuan yang
membutuhkan suatu landasan dukungan yang luas bagi tindakan yang dimaksudkan.
Dalam artikelnya “From Service to Advocacy to Empowerment” Dari Pelayanan ke Advokasi hingga
Pemberdayaan, O’Connell 1978, dalam DuBois Miley, 2005: 242 mendeskripsikan karakteristik yang
harus dimiliki oleh pekerja sosial dalam melakukan suatu tindakan sosial yang efektif. Pekerja sosial harus:
x Berfokus pada suatu sebab yang bernilai. x Merasakan suatu komitmen yang tulus terhadap
sebab. x Mempertahankan fokus-nya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
297 x Menilai aktivisme sebagai suatu cara yang efektif
untuk menciptakan perubahan sosial. x Tetap tabah, karena perubahan sosial dikenal
menuntut stamina. x Memahami struktur birokrasi organisasi-organisasi
pemerintah dan badan-badan sosial. x Mengembangkan suatu landasan dukungan dan
pengaruh. x Mempertahankan kemandirian dari kelompok-
kelompok penekan lain. Tujuan advokasi dan aktivisme ialah reformasi sosial.
Reformasi sosial berarti “berperang bagi perubahan perundang-undangan, peraturan-peraturan, dan lain-lain,
demi kepentingan sekelompok manusia keseluruhan atau selapisan masyarakat. Oleh karena itu, advokasi
bertujuan untuk mengatasi hambatan-hambatan atau rintangan-rintangan yang mencegah manusia dari usaha
memperoleh hak-haknya atau menerima keuntungan- keuntungan dan menggunakan sumberdaya-sumberdaya
yang mereka butuhkan” McPheeters, 1971: 18, dalam DuBois Miley, 2005: 242. Melalui advokasi sebab,
pekerja sosial membangun koalisi-koalisi, bekerja bagi realokasi anggaran, dan melobi perundang-undangan
untuk menghasilkan kebijakan sosial yang tepat dan anggaran untuk mendukung prioritas-prioritas reformasi
sosial mereka.
Sebagai suatu strategi aktivisme, tindakan sosial merupakan usaha-usaha yang terkoordinasi untuk
mencapai perubahan institusional dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan, memecahkan masalah-masalah
sosial, memperbaiki ketidakadilan-ketidakadilan sosial, atau meningkatkan kualitas kehidupan warganegara
Barker, 2003, dalam DuBois Miley, 2005: 242. Dalam usaha-usaha tindakan sosial, pekerja sosial
mengambil posisi untuk melakukan reformasi sosial dan perubahan sosial.
Apabila aktivis mengadvokasikan sebab-sebab radikal, ia mempertahankan suatu komitmen yang partisan atau
berpihak untuk mewakili warganegara yang tidak
Di unduh dari : Bukupaket.com
298 beruntung secara ekonomi dan hak-haknya tercabut
secara politik serta menargetkan kaum mapan baca: pemerintah sebagai musuh Terrell, 1974, dalam
DuBois Miley, 2005: 242. Advokat sebab mengarahkan perhatiannya untuk memanusiakan
lembaga-lembaga. Ia membaktikan dirinya untuk mereformasikan lembaga-lembaga daripada
menyesuaikan individu-individu.
4. Sistem profesional: Peran katalisator