Nilai-nilai dan profesi pekerjaan sosial

182 klasisme, rasisme, agamaisme, aliranisme, dan kolonialisme saling bertumpang tindih dalam struktur kelembagaan dan jejaring interpersonal di masyarakat Amerika Serikat. Bagaimana dengan masyarakat kita? Ideologi sosial mempengaruhi sikap-sikap yang dianut terhadap orang-orang yang menerima pelayanan-pelayanan dan syarat-syarat bagi bantuan pelayanan. Dua tema dominan yang menghiasi sejarah pekerjaan sosial dalam hal ini ialah pendekatan humanitarian dan pendekatan hukuman dalam penyelenggaraan pelayanan. Cita-cita humanitarian menyadari bahwa kondisi-kondisi masyarakat didasarkan pada kemampuan individu-individu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Pendekatan humanitarian membantu manusia melalui pelayanan-pelayanan yang merupakan hak-hak warga negara dan melalui usaha reformasi sosial dan ekonomi. Pendekatan hukuman menempatkan kesalahan secara langsung atas individu- individu dan membuat penerimaan pelayanan-pelayanan tidak boleh dibiarkan dan diterima sedapat mungkin.

2. Nilai-nilai dan profesi pekerjaan sosial

Diskusi sejauh ini telah menguji pengaruh suatu masyarakat terhadap pekerjaan sosial. Nilai-nilai masyarakat mempengaruhi individu, kelompok, badan sosial, pekerja sosial, dan profesi pekerjaan sosial. Akan tetapi, elemen- elemen ini juga mempengaruhi nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Bertha Capen Reynolds 1951 mendeskripsikan hubungan yang tidak terpisahkan antara pekerjaan sosial dan masyarakat: Praktek kita memiliki akar dan menemukan kesempatannya dalam bentuk kepedulian akan kesejahteraan manusia yang benar-benar dimiliki oleh masyarakat. Apa yang pekerja sosial yakini tentang manusia, kemudian tidak boleh tidak dipengaruhi oleh apa yang masyarakat inginkan dari kita. Filosofi yang kita anut dan praktek pekerjaan sosial yang ada di tangan kita tidak boleh gagal membuat suatu jejak pada masyarakat pada era kehidupan kita DuBois Miley, 2005: 117. Di unduh dari : Bukupaket.com 183 Secara historis, hubungan antara masyarakat dan pekerjaan sosial dipandang sebagai timbal balik. Namun demikian, penjelajahan potensi hubungan antara masyarakat dan pekerjaan sosial dapat mengarah kepada spekulasi yang menarik. Kita dapat menyimpulkan bahwa masyarakat memberi mandat kepada profesi pekerjaan sosial untuk bekerja dengan masyarakat yang tertindas, miskin, dan tidak beruntung untuk memperbaiki nasib mereka. Atau lebih tepat menyimpulkan bahwa masyarakat memberkan mandat kepada para pekerja sosial menjadi “pelayan sampah” untuk mengerjakan apa yang tidak ingin dikerjakan oleh orang lain. Bidang-bidang yang sangat penting untuk dijelajahi meliputi dampak etika kerja puritan, cita-cita demokrasi, implikasi individualisme, dan berbagai “isme” dalam pengembangan kebijakan dan program kesejahteraan sosial, terhadap sikap- sikap klien itu sendiri dan orang lain, dan terhadap evolusi nilai-nilai pekerjaan sosial. Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para pekerja sosial antara lain ialah penyeimbangan hak-hak klien dengan isu-isu kontrol sosial dan melaksanakan reformasi sosial dan perubahan sosial melalui pendidikan dan advokasi. Dari mana kewenangan profesi pekerjaan sosial bersumber? Masyarakat memberi kewenangan atau sanksi kepada profesi yaitu memberi pekerja sosial profesional kewenangan untuk menjalankan fungsi di dalam konteks profesi yang sah. Pada dasarnya masyarakat, melalui kewenangannya, mengakui suatu profesi dan memungkinkan serta mendorongnya untuk menjalankan fungsinya di dalam masyarakat. Kewenangan yang diberikan oleh masyarakat kepada profesi pekerjaan sosial dilakukan atas dasar kemauan bahwa masyarakat terus menerus memberikan kewenangan dan membiayai kegiatan- kegiatan profesional. Pada konferensi terakhir Ikatan Pekerja Sosial Internasional, para pekerja sosial dari berbagai negara melaporkan bahaya menganut pendekatan yang berorientasi pemberdayaan dalam pekerjaan sosial di negara-negara bukan demokrasi. Dalam hal ini, mempromosikan aksi sosial dan perubahan sosial dapat menimbulkan akibat-akibat yang serius. Pekerja sosial dapat kehilangan tidak hanya posisinya dalam sistem penyelenggaraan pelayanan sosial tetapi juga kekebasan dan nyawanya. Di unduh dari : Bukupaket.com 184

3. Badan sosial dan nilai-nilai