Teori-teori sosiologi Landasan ketidakadilan sosial

218 yang tidak akan emnggunakannya secara produktif. Sebaliknya, orang-orang harus mengivestasikan modalnya dalam bekerja yang akan memberikannya suatu hasil atas investasinya. Sumner mengamati perubahan-perubahan dalam masyarakat sebagai proses evolusi, yang diatur oleh prinsip-prinsip persaingan dan kemenangan oleh yang kuat. Masyrakat mencapai tujuan-tujuan ini dengan mereformasikan moralitas individu daripada dengan melakukan perubahan melalui undang-undang. Ia mengingatkan bahwa intervensi peemrintah mengganggu keseimbangan alam, mengubah perjuangan demi eksistensi, dan meusak keseimbangan yang menguntungkan kaum lemah. Menurut Sumner 1903, manusia harus menerima kemiskinan sebagai suatu penyakit masyarakat yang akan diatasi oleh keuletan dan ketelitian mereka sendiri. Walaupun Sumner mempertanyakan peran amal publik, ia memandang amal pribadi mengembangkan altruisme dan tidak mengganggu rangkaian evolusi.

2. Teori-teori sosiologi

Dua perspektif utama sosiologi yaitu perspektif struktural fungsional dan perspektif konflik, memberikan pandangan yang berbeda tentang asal mula ketidakadilan sosial. Perspektif struktural fungsional memandang masyarakat sebagai suatu organisme yang bagian-bagian integralnya saling berhubungan dengan keberfunsgian keseluruhan bagian. Dalam pandangan ini, bahkan ketidakadilan sosial berfungsi dalam keseimabngan menyeluruh di dalam masyarakat. Sebagai contoh, Herbert Gans 1972 memberikan suatu analisis struktural fungsional tentang kemiskinan, suatu produk dari ketidakadilan sosial. Ia berspekulasi tentang fungsi-fungsi potensial dari kemiskinan bagi masyarakat sebagai suaru keseluruhan. Menurut Gans, kemiskinan memiliki fungsi-fungsi ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Fungsi ekonominya ialah memberikan kepada sekelompok orang, yaitu orang miskin, yang mau melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor di masyarakat yaitu pekerjaan-pekerjaan yang secara harfiah kotor, berbahaya, mematikan, kasar, dan tidak bergengsi. Di unduh dari : Bukupaket.com 219 Sebaliknya, orang miskin itu sendiri melayani fungsi-fungsi sosial tertentu. Orang miskin memperoleh cap menyimpang untuk mengesahkan norma-norma masyarakat yang dominan. Orang miskin memberikan persembahan kepada kelas atas sebagai jalan bagi altruisme, belas kasihan, dan amal. Orang miskin juga memberikan pembenaran kepada kaum elit dan kelas menengah yang memiliki waktu luang untuk melakukan kegiatan-kegiatan pengumpulan dana sukarela dan amal. Fungsi budaya dari kemiskinan ialah memberikan pekerjaan kepada seni budaya dan bentuk-bentuk seni seperti orkes dangdut, yang dinikmati oleh banyak orang dari strata sosial yang lebih tinggi. Fungsi politik dari kemiskinan ialah titik perlombaan bagi kelompok-kelompok politik. Di Indonesia misalnya, semua partai politik berlomba-lomba dengan berbagai cara untuk memenangkan hati “uwong cilik” baca: orang miskin demi perolehan suara pada Pilkada dan Pilpres yang akan datang. Menurut perspektif konflik, perbedaan akses kepada kekuasaan dan status memperburuk ketidakadilan. Konflik terjadi ketika suatu kelompok menantang ketidaksetaraan kekuasaan yang dipertahankan oleh kelompok lain. Keteraturan social ialah suatu produk dari kekuasaan kekerasan dari orang-orang yang memiliki posisi status yang tinggi di dalam hierarkhi masyarakat. Selanjutnya, persaingan atas sumberdaya-sumberdaya yang langka dapat mendorong sikap-sikap prasangka buruk. Kelompok yang dominan dapat mengeksploitasi kaum miskin untuk mendapatkan suatu keuntungan atau melakukan kendali atas kelompok-kelompok yang tidak berdaya. Sebagai contoh, sementara praktek-praktek yang menegaskan antidiskriminasi telah berhasil dalam mempengaruhi perubahan, mereka tidak sepenuhnya melaksanakan praktek- praktek penerimaan karyawan yang setara. Persaingan atas pekerjaan, terutama ketika lowongan kerja langka, sering menimbulkan sikap-sikap negatif dan konflik.

3. Teori-teori psikologi