320 program pemerintah dan peningkatan tanggung jawab
sektor privat untuk mengalamatkan masalahj-masalah kesejahteraan sosial. Kaum neokonservatisme
menyalahkan megastruktur—pemerintahan yang besar, bisnis yang besar, dan tenaga kerja yang besar—atas
masalah-masalah yang terjadi di dalam masyarakat Amerika Serikat. Mereka mengidentifikasikan struktur-
struktur yang menengahi seperti ketetanggaan RT, RW, asosiasi-asosiasi sukarela, dan gereja sebagai sumber-
sumber pemberdayaan dan perubahan Berger Neuhaus, 1977, dalam DuBois Miley, 2005: 257.
3. Radikalisme
Dalam pertentangan yang tajam dengan posisi-posisi konservatisme dan neokonservatisme, radikalisme
mengakui tanggung jawab masyarakat atas ketidaksetaraan dan mendukung perubahan sosial yang
revolusioner. Karena kaum radikal lebih menyalahkan struktur-struktur kelembagaan daripada individu-
individu atas terjadinya masalah-masalah di dalam kehidupan, mereka lebih menghendaki reformasi struktur
makro untuk mengurangi sumber-sumber masalah- masalah sosial. Strategi kebijakan publik utama
mereka—redistribusi kekuasaan dan kekayaan—berpusat pada pengalihan ketidaksetaraan-ketidaksetaraan
ekonomi dan privilese kelas serta mencapai demokrasi dan kesetaraan politik dengan membentuk suatu negara
kesejahteraan. Dalam pandangan mereka, kesejahteraan sosial publik tradisional ialah suatu penindasan, yang
menstigmatisasikan program yang mengatur orang-orang miskin Piven Cloward, 1971, dalam DuBois Miley,
2005: 258. Kaum radikal mempromosikan perubahan- perubahan menyeluruh untuk menciptakan suatu negara
kesejahteraan yang nonkapitalistik di dalam mana semua warganegara menikmati keuntungan-keuntungan sosial
yang setara.
4. Pekerjaan sosial dan ideologi politik
Sementara banyak pihak menyimpulkan bahwa ideologi liberal adalah perspektif utama pekerjaan sosial, posisi-
posisi lain juga mempengaruhi pekerjaan sosial Macht Quam, 1986, dalam DuBois Miley, 2005: 258.
Di unduh dari : Bukupaket.com
321 Ironisnya, kaum konservatif mengecam kebijakan-
kebijakan kesejahteraan sosial liberal, dan pelayaan- pelayanan yang sering didukung oleh pekerja sosial, atas
terjadinya ketergantungan. Kaum radikal menyalahkan kebijakan-kebijakan liberal yang sama ini atas
penindasan orang-orang yang kurang beruntung dan orang-orang miskin. Namun demikian, Siporin 1980:
524 mengatakan bahwa pekerja sosial “harus memahami dan memanfaatkan jenis strategi-strategi,
prinsip-prinsip, dan prosedur-prosedur pengendalian dan reformasi, karena unsur-unsur ini sesuai dengan situasi-
situasi pemberian bantuan. Praktek pekerjaan sosial harus bersifat konservatif dan juga radikal” DuBois
Miley, 2005: 259. Campuran yang interaktif antara berbagai perspektif ideologis membangkitkan suatu
ketegangan yang kreatif yang menyegarkan dan memperbarui profesi.
Praktek pekerjaan sosial yang nyata juga mencerminkan ideologi-ideologi yang berbeda ini Macht Quam,
1986, dalam DuBois Miley, 2005: 259. Metodologi- metodologi praktek mencerminkan kelompok-kelompok
pemikiran yang berbeda, menggunakan strategi-strategi yang berbeda, dan menghadapi penerimaan oleh
beberapa orang dan penolakan oleh orang lain selama periode sejarah tertentu. Program-program bantuan
Masyarakat Organisasi Amal, psikoanalisis dan behaviorisme tradisional, pekerjaan sosial kelompok
yang berorientasi remedial, dan perencanan sosial semuanya merupakan ideologi konservatif. Gerakan-
gerakan liberal dalam pekerjaan sosial meliputi gerakan rumah pemukiman, pekerjaan sosial kelompok dan
model-model tujuan sosial, dan strategi-strategi pengembangan lokalitas ari pengorgansiasian mayarakat.
Contoh-contoh praktek pekerjaan sosial radikal meliputi tarapi feminis, kelompok pembangunan kesadaran,
model-model tindakan sosial dari pengorganisasian masyarakat. Metodologi-metodologi yang bervariasi
semuanya adalah altenatif-altenatif yang sama-sama berguna, tetapi tidak harus sama-sama diinginkan pada
semua situasi. Dalam kenyataan, suatu kesesuaian dogmatis dengan salah satu pedekatan menolak
Di unduh dari : Bukupaket.com
322 kemungkinan-kemungkinan dari alternatif-alternatif lain
dan membatasi pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya yang inovatif.
C. Pekerjaan Sosial dan Kebijakan Sosial