Angka Penting Melaporkan dan Menggunakan Galat 1. Pendugaan Terbaik dan Galat

kebanyakan penelitian bertujuan untuk menghasilkan kesimpulan yang kuantitatif yaitu untuk menyatakan hasil yang numerik. Pengukuran tunggal tidak akan ada artinya. Pernyataan bahwa berat jenis beberapa logam adalah 3 grcm 2 , 3 , 9  atau momentum sebuah gerobak adalah kgms 004 , 051 ,  tidak akan berarti karena hanya terdapat satu pengukuran saja. Kesimpulan yang berarti adalah kesimpulan yang diperoleh dengan membandingkan dua atau lebih bilangan yaitu hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya, pengukuran dengan nilai prediksi secara teoritis, atau beberapa pengukuran lain. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa masing-masing pengukuran berhubungan satu sama lain sesuai dengan hukum fisika. Contoh 2.5.4.1 Dilakukan penelitian untuk mengukur kecepatan suara di udara suhu dan tekanan standar oleh seorang siswa yaitu siswa A. Hasil pengukuran kecepatan siswa A= ms 5 329  , dibandingkan dengan Kecepatan sebenarnya = ms 331 . Karena nilai sebenarnya berada dalam interval galatnya, maka pengukuran siswa A benar atau memuaskan. Arti dari ketidakpastian adalah bahwa nilai sebenarnya dari kemungkinan berada antara dan . Dimungkinkan juga jika nilai sebenarnya berada masih disekitar interval ini. Oleh karena itu, pengukuran dapat dianggap memuaskan meskipun nilai sebenarnya berada sedikit diluar interval pendugaan. x  x x x terbaik   x x terbaik   Contoh 2.5.4.2 Dilakukan penelitian untuk mengukur kecepatan suara di udara suhu dan tekanan standar oleh siswa B. Hasil pengukuran kecepatan siswa B= ms 5 325  , dibandingkan dengan Kecepatan sebenarnya = ms 331 . Nilai sebenarnya tidak tepat berada dalam interval galatnya, meskipun begitu siswa B bisa mengklaim bahwa pengukurannya konsisten dengan nilai sebenarnya karena masih berada disekitar interval ini. Contoh 2.5.4.3 Dilakukan penelitian untuk mengukur kecepatan suara di udara suhu dan tekanan standar oleh siswa C. Hasil pengukuran kecepatan siswa C= ms 2 345  , dibandingkan dengan Kecepatan sebenarnya = ms 331 . Penyimpangannya adalah ms 14 yaitu tujuh kali lebih besar daripada galat yang diberikan. Maka dapat disimpulkan dengan sangat meyakinkan bahwa nilai sebenarnya tidak berada dalam interval galatnya, sehingga ada masalah dengan percobaan pengukuran dari siswa B. Penyimpangan yang dilakukan oleh siswa C menunjukkan beberapa sumber yang tidak terdeteksi dari galat sistematis. Mendeteksi galat sistematis membutuhkan pemeriksaan yang hati-hati dari kalibrasi semua peralatan dan pemeriksaan yang rinci dari semua prosedur. 5. Perbandingan Dua Bilangan Hasil Pengukuran Contoh 2.5.5.1 Berikut ini adalah pengukuran momentum dua gerobak sebelum dan sesudah tumbukan. kgms 06 , 56 , 1   q kgms 03 , 49 , 1   p Gambar 2.5.5.1 Nilai Hasil Pengukuran Momentum Dua Gerobak Sebelum p dan Sesudah q Tumbukan Berdasarkan interval galat awal dan akhir momentum, keduanya saling berhimpitan yaitu kgms 52 , 1 46 , 1   p dan kgms 62 , 1 50 , 1   q . Jadi, pengukuran ini konsisten dengan hukum momentum. Jika tidak saling berhimpitan, maka kemungkinan ada kesalahan dalam hal pengukuran, galat sistematis, dan kemungkinan beberapa pengaruh dari luar misalnya gaya gravitasi dan gaya gesek yang menyebabkan momentumnya berubah. Jika dilakukan pengukuran yang diulang, maka cara terbaik untuk menyajikannya adalah dengan menggunakan tabel. Galat antar pengukuran memang sedikit berbeda, untuk itu perlunya meyakinkan diri sangat penting   q 36 5. Perbandingan Dua Bilangan Hasil Pengukuran Contoh 2.5.5.1 Berikut ini adalah pengukuran momentum dua gerobak sebelum dan sesudah tumbukan. kgms 06 , 56 , 1   q kgms 03 , 49 , 1   p Gambar 2.5.5.1 Nilai Hasil Pengukuran Momentum Dua Gerobak Sebelum p dan Sesudah q Tumbukan Berdasarkan interval galat awal dan akhir momentum, keduanya saling berhimpitan yaitu kgms 52 , 1 46 , 1   p dan kgms 62 , 1 50 , 1   q . Jadi, pengukuran ini konsisten dengan hukum momentum. Jika tidak saling berhimpitan, maka kemungkinan ada kesalahan dalam hal pengukuran, galat sistematis, dan kemungkinan beberapa pengaruh dari luar misalnya gaya gravitasi dan gaya gesek yang menyebabkan momentumnya berubah. Jika dilakukan pengukuran yang diulang, maka cara terbaik untuk menyajikannya adalah dengan menggunakan tabel. Galat antar pengukuran memang sedikit berbeda, untuk itu perlunya meyakinkan diri sangat penting 5. Perbandingan Dua Bilangan Hasil Pengukuran Contoh 2.5.5.1 Berikut ini adalah pengukuran momentum dua gerobak sebelum dan sesudah tumbukan. kgms 06 , 56 , 1   q kgms 03 , 49 , 1   p Gambar 2.5.5.1 Nilai Hasil Pengukuran Momentum Dua Gerobak Sebelum p dan Sesudah q Tumbukan Berdasarkan interval galat awal dan akhir momentum, keduanya saling berhimpitan yaitu kgms 52 , 1 46 , 1   p dan kgms 62 , 1 50 , 1   q . Jadi, pengukuran ini konsisten dengan hukum momentum. Jika tidak saling berhimpitan, maka kemungkinan ada kesalahan dalam hal pengukuran, galat sistematis, dan kemungkinan beberapa pengaruh dari luar misalnya gaya gravitasi dan gaya gesek yang menyebabkan momentumnya berubah. Jika dilakukan pengukuran yang diulang, maka cara terbaik untuk menyajikannya adalah dengan menggunakan tabel. Galat antar pengukuran memang sedikit berbeda, untuk itu perlunya meyakinkan diri sangat penting   p