Cara Memperoleh Galat TEORI GALAT
perhitungan penampang pipa dianggap sebagai lingkaran sempurna, padahal penampangnya tidak mungkin bulat sempurna. Oleh sebab itu nilai ukur
diameter yang didapat bergantung ke arah mana diameter ini diukur. Dalam tiap percobaan, galat acak ini selalu ada. Galat acak dapat
diperkecil dengan melakukan pengamatan berulang kali lalu menghitung harga rata-ratanya.
Kesalahan manusia melibatkan banyak hal seperti kesalahan hitung dalam analisis data, atau prasangka pribadi dalam mengasumsikan bahwa
bacaan tertentu lebih dapat dipercaya dari pada yang lain. Pada dasarnya, galat acak tidak dapat diukur dengan tepat selama besarnya galat acak dan
pengaruhnya pada nilai percobaan berbeda untuk setiap pengulangan percobaan. Jadi, metode statistis biasa digunakan untuk memperoleh estimasi
galat acak dalam suatu percobaan. Galat acak selalu menunjukkan bahwa hasil pengukuran menyimpang
dari nilai yang sebenarnya. Jika pengukuran dilakukan secara berulang, maka penyimpangan ke bawah atau ke atas dari nilai sebenarnya akan seimbang satu
dengan yang lain.
2. Galat Sistematis Definisi 2.4.2.1 Kalibrasi
Definisi kalibrasi menurut ISOIEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology VIM 2005 adalah kegiatan yang menghubungkan
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya yang berkaitan dengan besaran yang diukur.
Galat sistematis biasanya muncul dari faktor-faktor yang dapat
dihasilkan dalam perubahan sistematis hasil percobaan. Faktor-faktor itu adalah :
a. Galat kalibrasi peralatan . Ini adalah galat yang disebabkan oleh kerusakan peralatan. Contohnya adalah mengukur jarak menggunakan meteran yang
tidak rata, menggunakan peralatan yang tidak dikalibrasi, jangka sorong dengan simpangan yang terhambat sehingga susah disesuaikan, timbangan
elektronik yang
diatur dengan
kurang baik.
Hal-hal yang
tidak menyenangkan tentang galat ini adalah bahwa tidak ada peringatan selama
pengukuran. b. Galat perseorangan. Ini adalah galat yang disebabkan oleh kebiasaan
individu pengamat. Misalnya adalah timbulnya kesalahan paralaks. Galat ini timbul apabila pada waktu membaca skala, mata pengamat tidak tegak lurus
di atas jarum penunjuk. Banyak alat ukur yang memakai jarum penunjuk yang kemudian dilengkapi dengan suatu cermin yang terpasang di bawah
jarum untuk menghindari paralaks.
Gambar 2.4.2.1 Paralaks
ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya yang berkaitan dengan besaran yang diukur.
Galat sistematis biasanya muncul dari faktor-faktor yang dapat
dihasilkan dalam perubahan sistematis hasil percobaan. Faktor-faktor itu adalah :
a. Galat kalibrasi peralatan . Ini adalah galat yang disebabkan oleh kerusakan peralatan. Contohnya adalah mengukur jarak menggunakan meteran yang
tidak rata, menggunakan peralatan yang tidak dikalibrasi, jangka sorong dengan simpangan yang terhambat sehingga susah disesuaikan, timbangan
elektronik yang
diatur dengan
kurang baik.
Hal-hal yang
tidak menyenangkan tentang galat ini adalah bahwa tidak ada peringatan selama
pengukuran. b. Galat perseorangan. Ini adalah galat yang disebabkan oleh kebiasaan
individu pengamat. Misalnya adalah timbulnya kesalahan paralaks. Galat ini timbul apabila pada waktu membaca skala, mata pengamat tidak tegak lurus
di atas jarum penunjuk. Banyak alat ukur yang memakai jarum penunjuk yang kemudian dilengkapi dengan suatu cermin yang terpasang di bawah
jarum untuk menghindari paralaks.
Gambar 2.4.2.1 Paralaks
ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya yang berkaitan dengan besaran yang diukur.
Galat sistematis biasanya muncul dari faktor-faktor yang dapat
dihasilkan dalam perubahan sistematis hasil percobaan. Faktor-faktor itu adalah :
a. Galat kalibrasi peralatan . Ini adalah galat yang disebabkan oleh kerusakan peralatan. Contohnya adalah mengukur jarak menggunakan meteran yang
tidak rata, menggunakan peralatan yang tidak dikalibrasi, jangka sorong dengan simpangan yang terhambat sehingga susah disesuaikan, timbangan
elektronik yang
diatur dengan
kurang baik.
Hal-hal yang
tidak menyenangkan tentang galat ini adalah bahwa tidak ada peringatan selama
pengukuran. b. Galat perseorangan. Ini adalah galat yang disebabkan oleh kebiasaan
individu pengamat. Misalnya adalah timbulnya kesalahan paralaks. Galat ini timbul apabila pada waktu membaca skala, mata pengamat tidak tegak lurus
di atas jarum penunjuk. Banyak alat ukur yang memakai jarum penunjuk yang kemudian dilengkapi dengan suatu cermin yang terpasang di bawah
jarum untuk menghindari paralaks.
Gambar 2.4.2.1 Paralaks
c. Kondisi-kondisi percobaan. Ini adalah galat yang disebabkan oleh peralatan yang digunakan dalam kondisi-kondisi percobaan yang berbeda seperti
tekanan atau suhu dan tidak adanya koreksi yang dibuat. Contohnya adalah pengukuran tekanan udara di Makasar pada suhu 25
C dengan barometer yang dikalibrasi di Italia pada suhu 0
C, hasil pengukurannya akan salah jika tidak diadakan koreksi terhadap ketinggian tempat dan suhu.
d. Teknik yang kurang sempurna. Ini adalah galat yang disebabkan oleh penggunaan teknik pengukuran yang salah. Contohnya adalah mengabaikan
pengaruh hambatan udara, gesekan udara, dan kekentalan, misalnya pengukuran kekentalan oleh Hukum Poiseuille memerlukan pengukuran
dari jumlah zat cair yang muncul dari peralatan di waktu yang diberikan. Jika sejumlah kecil dari zat cair memercik keluar bejana yang digunakan
untuk menangkapnya, maka galat ini dihasilkan. Contoh lainnya adalah dalam percobaan mengukur panas jenis benda padat. Benda ini mula-mula
dipanaskan di dalam ruang di atas air yang mendidih, suhu mula-mula dianggap sama dengan suhu titik didih air. Benda ini kemudian diangkat dan
dimasukkan kedalam kalorimeter dengan cepat. Meskipun hal ini dilakukan dengan cepat namun selama benda bergerak di udara ada kalor dari benda
merambat ke udara, sehingga kalor yang terukur dalam kalorimeter lebih kecil daripada yang sesungguhnya.
Kehadiran galat sistematis sulit diantisipasi pada awal percobaan, kecuali peneliti yang melakukannya adalah orang yang berpengalaman. Biasanya galat
sistematis dapat diidentifikasi setelah percobaan selesai dilakukan dan diolah