Galat pada Pengukuran Langsung

dihitung dengan mudah nilai yang berkurang dalam beberapa interval waktu T yang sesuai. Contoh 3.2.1 Untuk memeriksa contoh aktivitas radioaktif, seorang peneliti menempatkan sampel pada penghitung kilauan cairan untuk menghitung jumlah pengurangan dalam satu interval dua-menitan dan mendapat 33 hitungan. Apa yang seharusnya dilaporkannya sebagaimana jumlah pengurangan yang diproduksi oleh sampel selama dua menit? Penyelesaian: rata-rata pengurangan dalam satu periode dua-menitan . 6 33 74 , 5 33 33 33           Contoh 3.2.2 Andaikan, pengawas memonitor sampel yang sama pada contoh 3.2.1 selama 50 menit dan mendapatkan 907 hitungan, apa yang seharusnya dilaporkannya untuk jumlah pengurangan selama dua menit? Penyelesaian: menit, rata-rata pengurangan dalam periode dua-menitan  2  T   , 28 , 36 50 2 907   Contoh 3.2.3 Carilah persen galat pada kedua pengukuran pada contoh 3.2.1 dan 3.2.2, kemudian apakah kegunaan dari penghitungan untuk periode yang lebih lama pada contoh 3.2.2? Penyelesaian: o Pada contoh 3.2.1 . 6 33    galat fraksional 18 , 33 6   terbaik   persen galat . 18 100 18 ,   o Pada contoh 3.2.2 galat fraksional galat persen . . 02 , 6 28 , 36 28 , 36 28 , 36         02 , 6 28 , 36    166 , 28 , 36 02 , 6   terbaik   6 , 16 100 166 ,   Dari pembahasan di atas, kegunaan dari penghitungan untuk periode yang lebih lama adalah agar mendapatkan nilai rata-rata pengurangan yang lebih tepat pada periode dua-menitan. Jika dilihat dari persen galat masing-masingnya, maka pengukuran untuk periode yang lebih lama akan menghasilkan persen galat yang lebih kecil.

C. Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian

Andaikan diukur satu atau lebih besaran dengan galat dan diharapkan untuk menggunakan nilai hasil pengukuran dari untuk menghitung besaran hasilnya q. Perhitungan q biasanya mudah, masalahnya adalah bagaimana galat merambat melalui perhitungan dan mengakibatkan galat pada nilai akhir q.

1. Penjumlahan dan Pengurangan

Pada bab sebelumnya telah dibahas tentang apa yang terjadi ketika dua besaran x dan y diukur dan dihitung jumlahnya , atau selisihnya . Untuk menduga galat dalam jumlah atau selisih, hanya dapat ditentukan pada nilai kemungkinan tertinggi dan terendahnya. Nilai kemungkinan tertinggi dan terendah dari adalah dan untuk adalah . Oleh karena itu, nilai kemungkinan tertinggi dari adalah dan nilai kemungkinan terendahnya adalah   y x y x terbaik terbaik      ,..., , y x ,..., , y x   ,..., , y x ,..., , y x   q  y x  y x  x x x terbaik   y y y terbaik   y x  , y x y x terbaik terbaik      Jadi, pendugaan terbaik untuk adalah dan galatnya adalah 3.3.1.1 Penjelasan yang sama menunjukkan bahwa galat dalam selisih dinyatakan oleh rumus yang sama pada persamaan 3.3.1.1. Artinya, galat, baik dalam jumlah atau selisih adalah penjumlahan dari galat dalam dan . Jadi, jika beberapa besaran yang diukur dengan galat , dan nilai hasil pengukurannya digunakan untuk menghitung maka galat dalam nilai hasil penghitungan dari adalah jumlah 3.3.1.2 dari semua galat aslinya. Dengan kata lain, jika bilangan dari sebuah besaran dijumlah atau dikurangi, galat pada besaran tersebut selalu dijumlahkan. Seperti sebelumnya, digunakan tanda untuk menekankan bahwa rumus ini hanyalah pendekatan. Contoh 3.3.1.1 Andaikan peneliti mencampur cairan dalam dua labu elenmeyer, kemudian mengukur masing-masing massanya ketika penuh dan kosong, sebagai berikut massa labu elenmeyer pertama dan isinya gram 10 540   , massa labu elenmeyer pertama kosong gram 1 72   , y x q   , terbaik terbaik terbaik y x q   . y x q      y x  y x  y x  y x    x y w x ,..., w x   ,..., , ... ... w u z x q       q , ... ... w u z x q              1 M  1 m