berpikir bahwa penggelapan pajak bukan merupakan suatu pelanggaran yang penuh dosa, tetapi mereka berpikir itu merupakan suatu tindakan
yang etis untuk dilakukan karena mereka tidak memperoleh keadilan dari penyetoran pajak tersebut. Dengan demikian, tax evasion bukan
merupakan hal yang menakutkan untuk dilakukan. Keadilan di dalam bidang perpajakan memiliki makna yang cukup luas dan sulit untuk
diterapkan secara merata. Maka, keadilan di dalam bidang perpajakan merupakan evaluasi yang harus segera ditanggapi oleh pihak pemerintah.
3. Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh negatif terhadap etika penggelapan pajak.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif secara parsial di dalam hubungan antara kepatuhan wajib pajak terhadap
etika penggelapan pajak. Hal ini dapat di buktikan dengan nilai probabilitas t yang kurang dari 0.05. Dalam penelitian ini, kepatuhan wajib
pajak merupakan bagian dari variabel yang baru diterapkan oleh peneliti untuk menilai sejauh mana pengaruhnya terhadap etika penggelapan pajak.
Pada dasarnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran pajak.
Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat jika mereka telah merasakan hasil dari pembayaran pajak tersebut. Contohnya, perbaikan
infrastruktur, peningkatan taraf pembangunan yang lebih baik dan merata, otomatis kepatuhan Wajib Pajak akan lebih meningkat. Teori memang
tidak segampang praktek dalam pengaplikasiannya. Bagaimana tidak,
Universitas Sumatera Utara
masih banyak pihak-pihak yang mengutamakan kepentingan pribadinya jika dibandingkan dengan kepentingan umum. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya penggelapan pajak yang masih sangat sering terjadi. Dan hal ini pula menjadi bagian terkuat yang membuat masyarakat merasa bahwa
melakukan suatu penggelapan pajak bukanlah merupakan masalah yang besar sejauh masih banyak permasalahan yang terjadi di dalam
pemerintahan perpajakan itu sendiri.
4. Pengetahuan Wajib Pajak berpengaruh negatif terhadap etika penggelapan pajak.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif secara parsial di dalam hubungan antara pengetahuan wajib pajak terhadap
etika penggelapan pajak. Hal ini dapat di buktikan dengan nilai probabilitas t yang kurang dari 0.05. Dalam penelitian ini, pengetahuan
wajib pajak merupakan bagian dari variabel yang baru diterapkan oleh peneliti untuk menilai sejauh mana pengaruhnya terhadap etika
penggelapan pajak. Tidak semua Wajib Pajak berasal dari jenjang pendidikan yang sama, dan tidak semua pula setiap Wajib Pajak memiliki
pemahaman yang sama di bidang perpajakan. Hal ini merupakan sebuah masalah yang bisa dikatakan sangat krusial, dimana dihadapkan pada
sistem perpajakan di Indonesia yang menerapkan self assessment system. Pengetahuan Wajib Pajak yang tidak merata mengenai perpajakan
dapat dijadikan tolok ukur yang cukup sederhana untuk menilai mengapa mereka melakukan penggelapan pajak. Pada dasarnya ini juga merupakan
Universitas Sumatera Utara
bagian dari tugas besar yang seharusnya dilakukan oleh pihak ditjen pajak bagaimana caranya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat
mngenai perpajakan. Apalagi, tidak jarang undang-undang perpajakan sangat sering terjadi perubahan di dalamnya dan belum tentu semua Wajib
Pajak up to date untuk itu. Dengan demikian, pengetahuan Wajib pajak harus lebih ditingkatkan seiring dengan peningkatan terhadap kesadaran
Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran pajak.
5. Sistem Perpajakan berpengaruh negatif terhadap etika penggelapan pajak.