nilai residual mutlaknya. Sebaliknya, Apabila nilai signifikansi di tabel lebih kecil  daripada nilai signifikansi alpha 0.05 maka terjadi
heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya.  Intensitas pemeriksaan pajak dengan nilai signifikansi
0.146  0.05, keadilan pajak dengan nilai signifikansi 0.328  0.05, kepatuhan wajib pajak dengan nilai signifikansi 0.903  0.05,
pengetahuan wajib pajak dengan nilai signifikansi 0.942  0.05, sistem perpajakan dengan nilai signifikansi 0.300  0.05,
diskriminasi perpajakan dengan nilai signifikansi 0.492  0.05, dan kemungkinan terdeteksinya kecurangan dengan nilai signifikansi
0.402  0.05.  Dengan demikian, tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya.
4.  Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda digunakan untuk memodelkan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dengan jumlah
variabel independen lebih dari satu. Secara umum, analisis regresi biasanya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan
satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mngestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan
menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya Santoso, 2004 : 163, berikut ini hasil persamaan regresi linier berganda.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error
Beta Constant
2.468 2.327
Intensitas Pemeriksaan Pajak -.047
.130 -.052
Keadilan pajak .115
.182 .110
Kepatuhan Wajib Pajak -.128
.195 -.125
Pengetahuan Wajib Pajak -.080
.159 -.082
Sistem Perpajakan -.327
.144 -.354
Diskriminasi Perpajakan .249
.159 .282
Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan
-.625 .147
-.597 a. Dependent Variable: Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak
Sumber Data: Data Primer yang diolah, 2014.
Koefisien regresi pada variabel keadilan berarah negatif  dan signifikan  sebesar  –0.047, hal ini berarti jika variabel intensitas
pemeriksaan pajak  bertambah satu satuan maka variabel  persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak berkurang sebesar  0.047  satuan
atau sebesar 4.7. Koefisien regresi pada variabel keadilan pajak berarah positif  dan signifikan  sebesar 0.115, hal ini berarti  jika variabel keadilan
pajak bertambah satu satuan maka variabel persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak bertambah sebesar 0.115  satuan atau sebesar
11.5. Koefisien regresi pada variabel kepatuhan wajib pajak  berarah negatif  dan signifikan  sebesar  -0.128, hal ini berarti jika variabel
Universitas Sumatera Utara
kepatuhan wajib pajak bertambah satu satuan maka variabel persepsi wajib pajak  mengenai etika penggelapan pajak berkurang  sebesar 0.128  satuan
atau sebesar 12.8. Koefisien regresi pada variabel pengetahuan wajib pajak  berarah  negatif dan signifikan  sebesar  -0.080,  hal ini berarti jika
variabel pengetahuan wajib pajak  bertambah satu  satuan maka variabel persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak berkurang sebesar
0,080 satuan atau sebesar 8. Koefisien regresi pada variabel sistem perpajakan berarah  negatif
dan signifikan  sebesar  -0.327, hal ini berarti  jika variabel sistem perpajakan  bertambah satu satuan maka variabel  persepsi wajib pajak
mengenai etika penggelapan pajak berkurang  sebesar 0.327 satuan atau sebesar  32.7.  Koefisien regresi pada variabel diskriminasi perpajakan
berarah  positif  dan signifikan  sebesar 0.249,  hal ini berarti  jika variabel diskriminasi perpajakan bertambah satu satuan maka variabel  persepsi
wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak bertambah sebesar 0.249 satuan atau sebesar 24.9.  Koefisien regresi pada variabel kemungkinan
terdeteksinya kecurangan  berarah  negatif  dan signifikan  sebesar  -0.625, hal ini berarti  jika variabel kemungkinan terdeteksinya kecurangan
bertambah satu satuan maka variabel persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak berkurang  sebesar 0.625 satuan atau sebesar  62.5.
Berdasarkan hasil uji persamaan regresi berganda maka dapat dilihat variabel independen yang paling dominan mempengaruhi persepsi wajib
Universitas Sumatera Utara
pajak mengenai etika penggelapan pajak adalah variabel diskriminasi perpajakan, karena dilihat berdasarkan nilai beta terbesar yaitu 0.282.
5.  Hasil Uji Hipotesis Penelitian a.