pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.
2. Kepatuhan Wajib Pajak Meningkatkan Penerimaan Pajak
Setiap negara mengharapkan bahwa setiap Wajib Pajak yang terdaftar akan memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi. Kepatuhan Wajib
Pajak tidak terlepas dari bagaimana setiap Wajib Pajak mampu memperoleh ataupun menikmati berbagai fasilitas milik negara yang
merupakan hasil dari pengelolaan dana perpajakan. Maka dari itu setiap Wajib Pajak akan mematuhi Undang-Undang Perpajakan dan taat untuk
melakukan pembayaran pajak jika mereka mampu memahami bahwa pajak yang dipungut oleh pemerintah memiliki tujuan yang sangat baik.
Kepatuhan Wajib Pajak yang tinggi akan mampu meningkatkan penerimaan negara di bidang perpajakan. Hal ini selaras dengan sebuah
penelitian yang telah di lakukan bahwa kepatuhan Wajib Pajak akan meminimalisir etika penggelapan pajak. Tetapi harus dipahami bahwa
setiap Wajib Pajak yang memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi tentunya juga memiliki pengetahuan yang tinggi pula mengenai perpajakan.
Penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Suryani 2013, tidak menggunakan variabel kepatuhan Wajib Pajak sebagai alat ukur untuk
menilai tindakan etika penggelapan pajak. Tetapi dapat dianalogikan bahwa setiap Wajib Pajak yang patuh, maka tidak akan melakukan
penggelapan pajak dan tentunya mereka sangat berperan aktif di dalam meningkatkan penerimaan negara di sektor perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pentingnya Kepatuhan Wajib Pajak
Masalah kepatuhan Wajib Pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik bagi negara maju maupun di negara sedang berkembang.
Karena jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan dan
pelalaian pajak. Pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang. Setiap Wajib Pajak diharapkan
memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi untuk melakukan pembayaran pajak. Hal ini dikarenakan negara sangat membutuhkan pembayaran pajak
yang dilakukan oleh Wajib Pajak sebagai penerimaan bagi negara. Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebuah
negara yang memiliki rakyat yang mampu melakukan pembayaran pajak secara teratur, maka penerimaan negaranya dari sektor perpajakan akan
sangat meningkat. Namun demikian, pemerintah juga harus mampu menarik kepercayaan masyarakat ataupun Wajib Pajak bahwa setiap pajak
yang mereka setorkan akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama.
Jadi, hal yang paling diharapkan oleh Wajib Pajak adalah dana perpajakan tersebut dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan tujuan pemerintah
untuk memakmurkan rakyat. D.
Pengetahuan Wajib Pajak Tax Knowledge 1. Pengertian Pengetahuan Wajib Pajak
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan Wajib Pajak mengenai perpajakan secara keseluruhan merupakan sesuatu yang sangat diharapkan. Palil 2005 dalam Witono
2008 menemukan bahwa pengetahuan Wajib Pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya tax evasion. Hal senada juga
ditemukan oleh Kassipillai, ia mengatakan pengetahuan tentang pajak merupakan hal yang sangat penting bagi berjalannya SAS. Pengetahuan
tentang peraturan pajak akan mempengaruhi sikap Wajib Pajak terhadap kewajiban pajak. Hal serupa juga dinyatakan Vogel 1974, Spicer dan
Lounstedh 1976, Song dan Yarbourgh 1978, Laurin 1976, Kinsey dan Grasmick 1993.
Mereka menemukan bahwa pengetahuan pajak akan bertambah dengan panjangnya masa pendidikan yang dilakukan dan kursus, walaupun
secara tidak langsung tidak ditemukan adanya kaitan dengan sikap Wajib Pajak dalam Palil 2005, Song dan Yarbrough, 1978 dikemukakan hasil
penelitian bahwa semakin tinggi pengetahuan akan peraturan pajak, semakin tinggi pula nilai etika terhadap pajak. Robert et al 1991
menyatakan bahwa pengetahuan tentang peraturan pajak akan mempengaruhi tax fairness Palil, 2004. Christensen et al 1994 dan
Wartick 1994 bahwa pengetahuan yang semakin baik dari preparer maupun individu akan memiliki persepsi yang baik terhadap sistem pajak.
Menurut Rahayu dan Fallan 2010 : 141 menyatakan bahwa : Pentingnya aspek perpajakan bagi Wajib Pajak sangat
mempengaruhi sikap Wajib Pajak terhadap sistem perpajakan yang adil. Dengan kualitas pengetahuan yang semakin baik akan
memberikan sikap memenuhi kewajiban dengan benar melalui
Universitas Sumatera Utara
adanya sistem perpajakan suatu negara yang dianggap adil. Kesadaran Wajib Pajak akan meningkat bilamana dalam
masyarakat muncul persepsi positif terhadap pajak. Dengan meningkatnya pengetahuan perpajakan masyarakat melalui
pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap pemahaman dan kesadaran Wajib
Pajak dalam membayar pajak. Dengan penyuluhan perpajakan secara intensif dan kontinyu akan meningkatkan pemahaman Wajib
Pajak tentang kewajiban membayar pajak sebagai wujud gotong royong nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan
pembiayaan pemerintahan dan pembangunan nasional. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan
setiap Wajib Pajak mengenai perpajakan, mulai dari sistem perpajakan sampai dengan Undang-Undang Perpajakan, akan memberikan motivasi
untuk menjadi seorang Wajib Pajak yang patuh dalam membayar pajak. Maka dari itu, setiap Wajib Pajak berhak memperoleh pemahaman yang
sama dan mendalam mengenai sistem perpajakan di Indonesia. Hal ini menjadi kewajiban juga bagi Pemerintah untuk memberikan pemahaman
kepada Wajib Pajak, mulai dari melakukan berbagai penyuluhan, sosialisasi dan penataran lainnya. Setiap Wajib Pajak yang mampu
memahami perpajakan secara mutlak, maka akan memahami pula bahwa penggelapan pajak itu tidak boleh dilakukan. Dengan demikian,
pemahaman mengenai perpajakan ini akan memperkecil pelaksanaan tax evasion dan tax fraud juga akan di minimalisir.
2. Pengetahuan Wajib Pajak Sebagai Ukuran Kepatuhan