Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik terhadap data primer ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokeralasi. a. Uji Normalitas Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis parametrik yaitu uji normalitas data populasi. Hal ini dapat ditegaskan bahwa suatu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dan uji-F menuntut suatu asumsi yang harus diuji, yaitu populasi harus berdistribusi normal Putrawan, 1990 : 133. Untuk menafsirkan apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak, maka dapat dilakukan dengan cara menggunakan harga koefisien Skewness atau Kurtosis. Jika koefisien Skewness atau Kurtosis berada pada rentangan nilai -0,5 sampai dengan 0,5 maka dapat dikatakan bahwa data masing-masing variabel penelitian terdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinearitas Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas independen satu dengan dengan variabel bebas independen yang lainnya. Frisch dalam Gujarati dalam Zein 1997 menyatakan bahwa istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan Universitas Sumatera Utara linear yang “sempurna” atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Apabila menggunakan pendekatan Variance Inflation Factor VIF untuk menguji hipotesisnya maka kriteria atau ukuran yang akan digunakan adalah: 1. Apabila harga koefisien VIF hitung pada Collinearity Statistics sama dengan atau lebih kecil daripada 10 VIP hitung ≤ 10 maka H diterima yang berarti tidak terdapat hubungan antar variabel independen tidak terjadi gejala multikolinearitas. 2. Apabila harga koefisien VIP hitung pada Collinearity Statistics lebih besar daripada 10 VIP hitung 10, maka H ditolak yang berarti terdapat hubungan antar variabel independen terjadi gejala multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan Sudarmanto, 2005. Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar Gujarati, 1997 dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang akurat Rietveld dan Sunaryanto, 1993. Jika menerapkan uji heteroskedastisitas menggunakan korelasi Rank-Order dari Spearman, maka kriteria atau ketentuan yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi hubungan Universitas Sumatera Utara antara data hasil pengamatan dengan nilai residual absolutnya atau tidak heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan cara: 1. Apabila koefisien Signifikansi nilai probabilitas lebih besar dari alpha yang ditetapkan Sig. alpha, maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya berarti H diterima. 2. Apabila koefisien Signifikansi nilai probabilitas lebih kecil dari alpha yang ditetapkan Sig. alpha, maka dapat dinyatakan terjadi adanya heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya berarti H ditolak. d. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini tidak digunakan, karena penelitian ini melakukan pengolahan data dengan menggunakan data primer. Sehingga tidak menggunakan autokorelasi karena tidak dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak.

4. Uji Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”.(Studi Empiris pada KPP Pratama Binjai)

11 62 145

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

1 1 15

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

0 0 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

1 1 17

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

1 3 52

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia) Chapter III V

0 0 81

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

0 0 6

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Studi Empiris di KPP Pratama Medan-Polonia)

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Studi Empiris di KPP Pratama Medan-Polonia)

1 1 17