123
c. Dalam hal pendanaan sekolah bekerjasama dengan pemerintah dan
orangtua supaya program dapat berjalan lancar. d.
Dalam hal alat musik yang digunakan pada saat kegiatan ekstrakurikuler karawitan, sekolah sementara menggunakan alat
musik yang terdapat di SMP, meskipun sekolah juga berupaya mengumpulkan dana untuk pembelian alat itu sendiri.
e. Kurangnya pelatih pada kegiatan ekstrakurikuler karawitan
diantisipasi oleh sekolah dengan mendatangkan pelatih dari luar, supaya kegiatan ekstrakurikuler karawitan dapat berjalan dengan
optimal dan maksimal. f.
Kurangnya kontrol dan pengawasan dari sekolah pada saat program dilaksanakan, maka dari itu sekolah memberikan tanggung jawab
kepada guru kelas untuk bertanggung jawab kepada masing-masing kelas dan memberikan sanksi tegas bagi siswa yang melanggar.
C. Pembahasan
1. Bentuk Nilai – Nilai Budaya Jawa Yang di Terapkan di Sekolah
a. Pendidikan Berbasis Budaya
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pendidikan berbasis budaya adalah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai luhur
yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Pada usia sekolah dasar, anak
cenderung meniru atau mencontoh hal-hal yang ada di lingkungan mereka, dimana pada anak sekolah dasar proses inilah yang pertama
124
mereka lakukan dalam memenuhi rasa ingin tahu dan merespon stimulasi lingkungan. Anak akan meniru semua yang mereka lihat, dengar dan
rasakan dari lingkungan. Pendidikan
berbasis budaya
merupakan mekanisme yang
memberikan peluang
bagi setiap
orang untuk
memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup.
Dalam suatu kehidupan bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk menjamin kelangsungan dan
perkembangan suatu bangsa. Dalam hal ini, pendidikan harus dapat menyiapkan warga negara untuk menghadapi masa depannya. Dengan
demikian tidak salah apabila orang berpendapat bahwa cerah tidaknya masa depan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya saat ini.
Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak
manusia menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus- menerus dibangun dan dikembangkan agar dari proses pelaksanaan
menghasilkan generasi yang diharapkan. Demikian pula dengan pendidikan di negeri ini. Bangsa Indonesia tidak ingin menjadi
bangsa yang bodoh dan terbelakang, terutama dalam menghadapi zaman yang terus berkembang di era kecanggihan teknologi dan
komunikasi. Maka, perbaikan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia terus diupayakan melalui proses
pendidikan.
125
Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan diharapkan, proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan
diperbaiki. Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah munculnya gagasan mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam
dunia pendidikan di Indonesia. Gagasan ini muncul karena proses pendidikan yang selama ini dilakukan dinilai belum sepenuhnya
berhasil dalam membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, ada juga yang menyebut bahwa pendidikan Indonesia telah
gagal dalam membentuk karakter calon generasi penerusnya. Penilaian ini didasarkan pada banyaknya para lulusan sekolah dan sarjana
yang cerdas secara intelektual, namun tidak bermental tangguh dan berperilaku tidak sesuai dengan tujuan mulia pendidikan.
Perilaku yang tidak sesuai dengan tujuan mulia pendidikan misalnya tindak korupsi yang ternyata dilakukan oleh pejabat yang
notabene adalah orang-orang berpendidikan. Belum lagi tindak kekerasan yang akhir-akhir ini marak terjadi di negeri ini. Tidak sedikit
dari saudara kita yang begitu tega melakukan penyerangan, anarkis, bahkan membunuh. Keadaan yang memprihatinkan sebagaimana tersebut
ditambah lagi dengan perilaku sebagian remaja Indonesia yang sama sekali tidak mencerminkan sebagai remaja yang terdidik. Misalnya,
tawuran antar pelajar, terjerat narkoba baik sebagai pengedar maupun pemakai, dan melakukan tindak asusila.
126
Maka dari itu, dalam mengantisipasi seluruh dampak dari adanya arus globalisasi saat ini SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta
menerapkan pendidikan berbasis budaya. Hal ini menjadi penting mengingat, beberapa kasus di atas menunjukkan bahwa pendidikan kita
belum mampu membangun karakter bangsa. Praktik pendidikan yang terjadi di kelas-kelas tidak lebih dari sekedar latihan-latihan skolastik,
seperti mengenal, membandingkan, melatih, dan menghafal. Praktik pendidikan seperti ini lebih cenderung menekankan pada kemampuan
kognitif yang sangat sederhana pada tingkat paling rendah. Kenyataan sebagaimana tersebut tentu saja membuat prihatin bagi kita semua.
Oleh karena itu, upaya perbaikan harus segera dilakukan. Salah satu upaya adalah melalui pendidikan karakter. Upaya ini selain menjadi
bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, juga diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam menyukseskan Indonesia di masa
mendatang.
b. Perda DIY No.5 Tahun 2011 Tentang Pendidikan Berbasis