63
dengan mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan menampung bakat dan minat siswa. Format kegiatan yang dilakukan
pada program ekstrakurikuler dibedakan menjadi, a individual yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa secara perseorangan,
b kelompok yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh kelompok siswa, c klasikal yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang
diikuti siswa dalam satu kelas, d gabungan yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa antar kelas atau antar sekolah, e
lapangan yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau sejumlah siswa melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan.
Siswa akan belajar untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan cara positif dan menjadi pribadi yang lebih terbuka.
Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menjadi wadah penyaluran energi dan
menjadi sarana
pengembangan kreativitas
siswa http:id.m.wikipedia.orgwikiEkstrakurikuler
. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan siswa diluar kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk menjadikan siswa aktif dan produktif.
Disamping itu, kegiatan dalam ekstrakurikuler juga mengajarkan adanya kerjasama, tanggung jawab, dan disiplin serta mengembangkan
kemampuan siswa pada penanaman nilai kepribadian siswa.
F. Penelitian Yang Relevan
64
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Galih
Setyorini, 2014 tentang ”Implementasi Kebijakan Pendidikan Berbasis Budaya di Kota Yogyakarta”
menunjukkan bahwa implementasi pendidikan berbasis budaya di Yogyakarta sudah berjalan baik. Pelaksanaan yang dilakukan oleh
masing-masing sekolah dalam mendukung proses implementasi kebijakan pendidikan berbasis budaya adalah dengan cara: 1 sosialisasi
kepala sekolah kepada guru serta karyawan; 2 pengintegrasian nilai-nilai kesemua mata pelajaran; 3 membiasakan anak dengan kegiatan yang
berwawasan nilai budaya; 4 program sekolahkegiatan sekolah seperti muatan lokal dan ekstrakurikuler dan penggunaan hari khusus untuk
Bahasa Jawa; 5 penciptaan kultur sekolah yang berwawasan budaya. Namun masih ada hal yang perlu ditingkatkan, seperti
ketercukupan dana, kurangnya sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu pendidikan berbasis budaya. Upaya mengatasi kendala tersebut
adalah dengan cara antara lain, menghimbau pada guru serta karyawan agar mereka dapat selalu menciptakan kultur yang baik dan berwawasan
budaya dan cara melakukan penggunaan dana dengan seefektif dan seefisien mungkin sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk
kegiatan lain seperti melakukan sewa alat musik gamelan. Dalam penelitian yang dilakukan Galih Setyorini memiliki
persamaan tujuan yakni ingin mengetahui bagaimana kebijakan pendidikan yang berbasis budaya khususnya budaya Jawa. Sedangkan
65
perbedaannya dalam penelitian menekankan pada kebijakan sekolah yang dibuat untuk mendukung penerapan nilai-nilai budi pekerti Jawa melalui
kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian yang dilakukan Chandra Adi Putra, 2015 tentang
“Implementasi Pendidikan Berbasis Budaya Jawa Di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta” menunjukkan bahwa implementasi
pendidikan berbasis budaya Jawa di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa dilaksanakan melalui berbagai hal dan memaksimalkannya
kedalam komponen pendidikan, yaitu dengan cara : a penerapan pada visi, misi dan tujuan sekolah, b penyesuaian pada kurikulum dan materi
pendidikan, c pengajaran melalui program pendidikan, d pemodelan dan pembiasaan dari pendidik, e pengkondisian sarana prasarana dan
lingkungan sekolah. Namun masih ada hal yang perlu ditingkatkan, seperti belum
semua pendidik berhasil memaksimalkan penyampaian materi budaya Jawa kepada peserta didik dikarenakan belum adanya pedoman baku
untuk pelaksanaan beberapa program pendidikan budaya Jawa, dalam hal fasilitas penggunaan media pembelajaran bahasa Jawa oleh pendidik
kurang maksimal, dan beberapa hambatan tersebut lebih karena sekolah ini merupakan sekolah swasta sehingga terkendala dana dalam
penyediaan hal-hal pendukung pendidikan berbasis budaya Jawa. Upaya mengatasi kendala tersebut adalah dengan cara : 1
menyelenggarakan pelatihan budaya Jawa untuk pendidik dengan
66
bantuan yayasan maupun pihak dari luar sekolah; 2 membuat pedoman pelaksanaan beberapa program pendidikan budaya Jawa dengan bantuan
yayasan dan pihak luar yang ahli sebagai acuan; 3 peningkatan minat peserta didik melalui pengenalan dan pembelajaran yang menarik; dan
4 berkoordinasi dengan yayasan atau pihak terkait lainnya untuk peningkatan fasilitas belajar budaya Jawa.
Dalam penelitian yang dilakukan Chandra Adi Putra memiliki perbedaan dalam penelitian lebih menekankan pada kebijakan sekolah
yang dibuat untuk mendukung penerapan nilai-nilai budi pekerti Jawa melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Penelitian ini akan membahas mengenai kebijakan sekolah dalam menerapkan nilai budaya Jawa melalui kegiatan ekstrakurikuler di
Taman Muda IP Yogyakarta, faktor penghambat dalam proses penerapan serta strategi yang dilakukan dalam menanggulangi hambatan yang
dijumpai pada saat penerapan nilai budaya Jawa tersebut.
G. Kerangka Berpikir