Hakikat Kearifan Lokal Budaya Jawa

37 budaya yang sangat beragam dan penuh makna budi pekerti. Budaya ini lah yang menjadikan identitas masyarakat Jawa sebagai masyarakat yang berbudi pekerti luhur dan memiliki nilai budaya yang tinggi. Budaya yang berbudi pekerti luhur ini yang perlu dilestarikan keberadaannya di masyarakat Jawa untuk mempertahankan kualitas hidup namun tetap berkembang mengikuti perkembangan zaman.

3. Hakikat Kearifan Lokal

Budaya Jawa memiliki peranan penting dalam budaya Indonesia, termasuk bahasanya. Bahasa Jawa menjadi salah satu pemerkaya bahasa Indonesia. Aspek yang tidak terpisahkan dari budaya adalah kearifan lokal. Hal ini juga dijelaskan Haryati Soebadio Ayatrohaedi, 1986: 18 bahwa kearifan lokal merupakan suatu identitas budaya bangsa yang menyebabkan budaya tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri. Moendarjito Ayatrohaedi, 1986: 40 menjabarkan bahwa unsur budaya sebagai kearifan lokal memiliki ciri sebagai berikut: a mampu bertahan terhadap budaya luar; b memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar; c mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar kedalam budaya asli; d mempunyai kemampuan mengendalikan; e mampu memberi arah pada perkembangan budaya. Hoed 2008: 107 menjelaskan bahwa terdapat nilai-nilai yang muncul dalam kecerdasan masyarakat Jawa semasa masyarakat itu 38 sendiri ada. Artinya kearifan lokal Jawa itu sudah teruji oleh waktu dan melekat pada masyarakat itu sendiri. Berdasarkan penjelasan sumber di atas dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan akumulasi pengetahuan yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah komunitas yang merangkum perspektif teologis, kosmologis, dan sosiologis. Kearifan lokal bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika dan perilaku yang melembaga secara tradisional untuk mengelola sumber daya alam, manusia dan budaya secara berkelanjutan. Dapat dirumuskan sebagai pandangan hidup sebuah komunitas mengenai fenomena alam maupun sosial yang dapat mentradisi atau secara turun temurun dan telah ada pada suatu daerah tertentu. Kearifan lokal dapat berbentuk sebagai kesenian, tradisi serta nilai-nilai yang sudah melekat dan membudaya dalam suatu masyarakat tersebut. Masyarakat dan kebudayaan di mana pun selalu dalam keadaan berubah, ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri dan sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Perubahan ini selain karena adanya difusi kebudayaan dan adanya penemuan- penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Salah satu bentuk proses perubahan sosial yang terwujud dalam masyarakat adalah proses yang dilakukan oleh generasi muda terhadap generasi yang lebih tua. Proses ini dilakukan dengan belajar meniru pola tindakan generasi tua 39 sehingga hasilnya berjalan lambat dan memakan waktu yang panjang. Sedangkan perubahan di dalam masyarakat yang maju, biasanya terwujud melalui proses penemuan dalam bentuk penciptaan baru dan melalui proses difusi http:m.kompasiana.compostread . Proses perubahan berbagai faktor yang mempengaruhi suatu penerimaan dan penolakan kebudayaan baru di antaranya: masyarakat terbiasa memiliki hubungan atau kontak dengan orang-orang yang berasal dari luar kebudayaan tersebut, pandangan hidup dan nilai-nilai kebudayaan baru harus berlandaskan agama yang berlaku, corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru dan suatu unsur kebudayaan bisa diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan kebudayaan baru tersebut Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk pedoman pembelajaran berbasis budaya sebagai muatan materi tingkat SMPMTs yaitu unsur- unsur budaya yang dikembangkan merupakan jati diri masyarakat Jawa yang terdiri atas : 1. Nilai- nilai luhur dibagi menjadi empat bagian: yaitu a nilai luhur spiritual yang mencakup nilai kejujuran, kesusilaan, dan nilai kesabaran, b nilai luhur personal moral yang mencakup mencakup nilai kerendahan hati, tanggung jawab, percaya diri, pengendalian diri, integritas, kepemimpinan, ketelitian, ketangguhan, welas asih, kesopanan atau kesantunan dalam 40 bersikap, c nilai luhur sosial mencakup nilai kerja sama, nilai keadilan, kepedulian, ketertiban dan toleransi nasionalisme, d nilai luhur bersikap dan berperilaku mencakup nilai sikap cinta tanah air dan menjunjung tinggi kearifan lokal dan menghargai budaya nasional. 2. Artefak dibagi menjadi: a artefak seni sastra mencakup tembang gedhe, tengahan, macapat, dolanan, geguritan dan sesorah, b artefak seni pertunjukan mencakup tarian rakyat, musik tradisional, teater tradisional, dan wayang kulit, c artefak seni lukis mencakup batik, d artefak seni busana mencakup busana adat, e artefak seni kriya mencakup kriya logam, kriya kayu, kriya tanah, kriya kulit, anyaman, kriya tekstil, f artefak seni arsitektur mencakup bangunan rumah tinggal, bangunan umum, bangunan rumah ibadah, bangunan istana, perabot, g artefak seni boga mencakup santapan, makanan ringan, minuman khas, g artefak ilmu kesehatan mencakup ngadi salira jamu, lulur, dll, h artefak seni permainan tradisional mencakup permainan tradisional adat. 3. Adat dibagi menjadi: a adat sosial mencakup jati diri dalam lingkungan masyarakat gotong royong, upacara ritual, b adat ekonomi mencakup sistem lumbung desa, sistem pertanian, dan pranata mangsa penanggalan, musiman, pasaran, c adat 41 politik mencakup rembug desa, struktur pemerintahan dari rt, rw dan lurah. http:rudidarmawandisdikkotayk.wordpress.compedoman- pembelajaran-berbasis-budaya Kesimpulannya masyarakat Jawa membagi setiap unsur-unsur budaya tidak lepas dari tradisi yang sudah dilaksanakan oleh para leluhur. Tradisi ini tetap dilestarikan bahkan dijadikan pedoman hidup, pelaksanaan upacara ada dan struktur pemerintahan.

4. Nilai dan Budi Pekerti Budaya Jawa