35 Dalam penelitian ini, tahap merencanakan penelitian dilakukan oleh
guru. Tahap merencanakan penelitian berupa penentuan masalah yang ingin dipecahkan, alat dan bahan, serta langkah-langkah kerja telah dipersiapkan
oleh guru.
c. Peran Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Proses Sains
Cara-cara dan proses pengenalan obyek sains yang benar oleh anak perlu diperkenalkan sejak dini oleh pendidik. Menurut Ali Nugraha 2005: 31
melekat dan meningkatnya kemampuan anak dalam melakukan proses sains merupakan indikator kunci bahwa sains yang diberikan pada anak terjadi
secara bermakna. Oleh sebab itu guru harus mengetahui standar-standar keterampilan proses sains yang benar, serta memahami keterampilan-
keterampilan proses sains yang mana yang tepat dan sesuai untuk dilatihkan dan dikuasai anak sebagai bekal bagi kehidupannya kelak. Minimal bekal
untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi. Secara lebih rinci, Ali Nugraha 2005: 142-146 menyampaikan
beberapa peran guru pada pengembangan program pembelajaran sains khususnya yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains, yaitu:
1 Guru sebagai perencana
Perencana artinya
menentukan alternatif-alternatif
yang terkait
pembelajaran dan merencanakan kegiatan yang mampu melibatkan anak sehingga kegiatan pembelajaran menjadi bermakna dari sudut pandang
anak.
36 2
Guru sebagai inisiator Ketika menemui anak yang membutuhkan bantuan dalam menindaklanjuti
atau memulai kegiatan, guru dapat masuk sebagai pembuka gagasan atau inisiator. Namun jangan sampai mengambil alih inisiatif anak, terutama
ketika anak sedang melakukan kegiatan dengan penuh konsentrasi. 3
Guru sebagai fasilitator Guru memiliki kewajiban untuk memberi kemudahan dan keleluasaan
terhadap anak untuk melakukan kegiatan. Guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, memenuhi alat dan bahan, serta menyediakan
waktu yang cukup untuk anak beraktivitas. 4
Guru sebagai observer Mengamati setiap aktivitas anak, dapat berupa pengamatan intensitas
maupun kesulitan anak sehingga diketahui saat yang tepat dalam memberikan bantuan belajar.
5 Guru sebagai elaborator
Mengajukan beberapa pertanyaan yang merangsang anak, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
6 Guru sebagai motivator
Mendukung, mendorong, dan memberi penguatan terhadap kegiatan pembelajaran sains anak. Namun, motivasi janganlah yang bersifat
memaksa, karena akbibatnya bukan mendorong anak, tetapi justru malah merusak kegiatan pembelajaran. Berikan motivasi secara wajar dan luwes.
37 7
Guru sebagai antisipator Memprediksi faktor-faktor yang diduga akan berpengaruh pada anak,
terutama yang akan mencelakakan anak. Jika alat dan bahan banyak yang mudah melukai anak, maka sebaiknya dilakukan penyampaian tata tertib
dan tata cara pemakaian yang benar. Kejelian guru dalam mengamati berbagai kemungkinan akan meningkatkan kenyamanan dan keamanan
dalam pembelajaran. 8
Guru sebagai model Guru sebagai model dapat menunjukkan cara, sikap, dan ketekunan terkait
dengan penggunaan alat dan bahan. 9
Guru sebagai evaluator Melakukan pengamatan yang benar dan tepat, melakukan pencatatan
secara akurat, serta berupaya membuat laporan yang sesuai dengan perkembangan anak yang sesungguhnya.
10 Guru sebagai teman bereksplorasi bersama anak
Anak-anak akan merasa senang bila gurunya juga aktif dalam kegiatan, bukan sebagai penonton saja. Anak jauh akan menerima kehadiran guru
ketika guru berusaha memahami perilaku anak. 11
Guru sebagai promotor agar anak menjadi pembelajar sejati Selalu mendorong dan memberikan kesempatan untuk anak agar rajin dan
giat membaca, menelaah sendiri, mencari keterangan serta pandangan baru melalui bahan pustaka maupun melalui bertanya pada pihak lain.
38 Guru dalam melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran keterampilan
proses sains sebaiknya menempatkan aktivitas nyata dengan berbagai obyek yang dipelajari. Sebaiknya guru memberikan berbagai kesempatan kepada
anak untuk bersentuhan langsung dengan obyek yang akan atau sedang dipelajari. R. Rohandi, dalam Ali Nugraha 2005: 142. Guru harus mampu
menyediakan aktivitas belajar yang menyenangkan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara langsung dan leluasa untuk
mengeksplorasi berbagai alat dan bahan ajar melalui metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi itu
semua adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara langsung
dalam rangkaian kegiatan pembelajaran. Kegiatan eksperimen pada pembelajaran ditandai dengan adanya aktivitas mengamati, mencoba, dan
mengkomunikasikan hasil percobaan.
B. Hakikat Anak TK Kelompok B
1. Pengertian Anak TK Kelompok B
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa taman kanak-kanak adalah satu bentuk pendidikan
prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia dini dengan rentang usia empat hingga memasuki pendidikan dasar. Taman kanak-
kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur formal Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 28.