31 Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keterampilan proses sains
adalah proses belajar mengajar yang didesain sebelumnya oleh guru guna meningkatkan kemampuan intelektual, keterampilan fisik, dan keterampilan
sosial untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan berbagai konsep, teori, dan hukum sains. Pada penelitian ini, pembelajaran keterampilan proses
sains didesain oleh guru guna meningkatkan keterampilan proses sains yang terdiri
atas keterampilan
mengamati observasi,
mengklasifikasi mengelompokkan,
meramalkan memprediksikan,
dan mengkomunikasikan.
b. Tahap-tahap Pembelajaran Keterampilan Proses Sains di TK
Pembelajaran keterampilan proses sains di taman kanak-kanak tidak sama dengan pembelajaran keterampilan proses sains pada jenjang sekolah
dasar. Pembelajaran keterampilan proses sains bagi anak usia dini harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Dunia taman kanak-kanak
adalah dunia bermain, oleh sebab itu pembelajaran keterampilan proses sains bagi anak usia dini harus dikemas dalam pembelajaran yang penuh dengan
nuansa bermain. Bermain yang bersifat sukarela cenderung lebih bermakna bagi anak, sehingga anak dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka
melalui pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan selama bermain. Pembelajaran keterampilan proses sains di taman kanak-kanak diintegrasikan
ke dalam setiap aktivitas pembelajaran, jadi tidak berdiri sendiri.
32 Pembelajaran keterampilan proses sains tidak dapat dipisahkan dari
pembelajaran pengenalan sains di taman kanak-kanak. Menurut Slamet Suyanto 2005: 37 pengenalan sains bagi anak usia dini difokuskan untuk
mengembangkan kemampuan sebagai berikut: 1
Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek dan fenomena alam;
2 Mengembangkan keterampilan proses sains dasar, seperti
melakukan pengamatan, mengukur, menggunakan bilangan, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan;
3 Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang, dan mau melakukan
kegiatan inkuiri dan penemuan; dan 4
Memahami pengetahuan tentang berbagai benda, baik ciri, struktur, maupun fungsinya.
Telah disebutkan di atas bahwa salah satu fokus pengenalan sains bagi anak usia dini adalah untuk mengembangkan keterampilan proses sains
dasar yang terdiri dari keterampilan mengamati observasi, mengklasifikasi mengelompokkan, meramalkan memprediksikan, penggunaan alat dan
pengukuran measurement, dan mengkomunikasikan. Dalam jurnal yang berjudul “Integrate Science and Arts Process Skills
in the Early Childhood Curriculum” Kathy Morrison 2012: 32-37 menjelaskan contoh kegiatan yang dapat dikembangkan dalam rangka
mengembangkan keterampilan proses sains dasar bagi anak usia dini, yaitu: 1 kegiatan mengobservasi semut; 2 bermain bubles; 3 membandingkan
beberapa jenis serangga; 4 membandingkan beberapa jenis batu; dan 5 mengukur panjang, berat, dan volume secara sederhana.
33 Slamet Suyanto 2005: 93 menyampaikan bahwa ada beberapa topik
sains yang sesuai dengan anak taman kanak-kanak antara lain sebagai berikut: 1 Mengenal gerak; 2 mengenal benda cair; 3 mengenal timbangan neraca;
4 bermain gelembung sabun; 5 bermain dengan zat warna; 6 mengenal benda-benda lenting; 7 bermain dengan udara; 8 bermain bayang-bayang; 9
melakukan percobaan sederhana; 10 mengenal api dan pembakaran; 11 mengenal es; 12 bermain pasir; 13 bermain dengan bunyi; 14 bermain
magnet; 15 mengenal binatang; 16 mengenal tubuh sendiri; 17 mengenal tumbuhan; 18 mengenal bumi; dan 19 mengenal mesin sederhana.
Beberapa kegiatan pembelajaran di atas dirangkum oleh Ali Nugraha 2005: 149 menjadi empat topik utama yaitu: 1 pembelajaran terkait dengan
pengenalan bumi dan jagat raya; 2 pembelajaran yang terkait dengan pengenalan sains Biologi; 3 pembelajaran yang terkait dengan sains fisika-
kimia; dan 4 pembelajaran yang terkait dengan pengenalan sains kelestarian alam sekitar. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengembangkan
keterampilan proses sains yang terdiri dari keterampilan mengamati observasi,
mengklasifikasi mengelompokkan,
meramalkan memprediksikan, dan mengkomunikasikan melalui kegiatan mengenal benda
terapung dan tenggelam, mengenal benda menyerap dan tidak menyerap air, mengenal larut dan tidak larut, mencampur warna, mengenal magnet,
mengenal rasa manis dan pahit. Melatih keterampilan proses pada anak usia dini harus disesuaikan
dengan tahap perkembangan anak. Dalam rangka melatih keterampilan proses
34 sains tersebut perlu dipertimbangkan beberapa rambu-rambu dalam kegiatan
pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh Slamet Suyanto 2005: 86-92 yang terdiri dari: 1 menggunakan benda-benda konkrit; 2 mengajak anak
untuk melihat peristiwa secara langsung agar anak dapat mengetahui hubungan sebab akibat; 3 memberikan anak untuk melakukan eksplorasi; 4
lebih menekankan proses dari pada produk; 5 menyajikan kegiatan yang menarik.
Adapun langkah-langkah atau tahap-tahap pelaksanaan keterampilan proses dijelaskan oleh Trianto 2010: 144 sebagai berikut:
1 Mengamati, yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi
melalui penerapan dengan indera. 2
Menggolongkan mengklasifikasikan,
yaitu keterampilan
menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai, atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan
atau perbedaan antara benda, kenyataan atau konsep sebagai dasar penggolongan.
3 Menafsirkan mengintepretasikan, yaitu keterampilan menafsirkan
sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa konsep dan informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan,
penelitian, atau eksperimen.
4 Meramalkan, yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal
yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan
antar data atau informasi.
5 Menerapkan, yaitu menggunakan hasil belajar yang berupa
informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, dan keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat,
dikembangkan, atau dihayati.
6 Merencanakan penelitian, yaitu keterampilan yang amat penting
karena menentukan berhasil-tidaknya penelitian. Pada tahap ini ditentukan masalah atau obyek yang akan diteliti, tujuan dan ruang
lingkup penelitian, sumber data atau informasi, cara analisis, alat dan bahan atau sumber kepustakaan yang dibutuhkan, termasuk
pula didalamnya langkah-langkah kerja.
7 Mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan perolehan atau hasil
belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan.
35 Dalam penelitian ini, tahap merencanakan penelitian dilakukan oleh
guru. Tahap merencanakan penelitian berupa penentuan masalah yang ingin dipecahkan, alat dan bahan, serta langkah-langkah kerja telah dipersiapkan
oleh guru.
c. Peran Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Proses Sains