13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Keterampilan Proses Sains pada Anak Usia Dini
1. Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-6 Tahun
Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan untuk mengingat, berpikir, hingga kemampuan yang lebih
kompleks yaitu kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan kognitif anak mempengaruhi semua kegiatan pembelajaran anak, karena anak mulai dapat
mengamati, membedakan, meniru, membuat pengelompokan, memecahkan masalah, dan berpikir logis.
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak pada rentang usia 2-7 tahun berada pada tahap perkembangan praoperasional yang ditandai dengan
belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran mereka masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik Santrock, 2002: 251. Pada tahap ini anak
menyimpulkan benar atau salah berdasarkan apa yang mereka lihat dan alami. Rita Eka Izzaty, dkk 2013: 88 mengidentifikasi enam karakteristik anak
pada tahap praoperasional, yaitu: 1.
Anak mulai menguasai fungsi simbolis Anak mulai mampu bermain pura-pura pretend play dan penguasaan bahasa
semakin sistematis. 2.
Terjadi tingkah laku imitasi Anak suka melakukan peniruan besar-besaran. Peniruan ini dilakukan secara
langsung maupun secara tertunda. Pada peniruan tertunda, setelah anak
14 melihat tingkah laku orang lain, tidak langsung menirukannya, melainkan ada
rentangan waktu beberapa saat untuk kemudian menirukannya. 3.
Cara berpikir anak egosentris Cara berpikir egosentris merupakan suatu ketidakmampuan untuk
membedakan antara perspektif sudut pandang seseorang dengan perspektif orang lain.
4. Cara berpikir anak centralized
Cara berpikir centralized merupakan cara berpikir yang terpusat pada satu dimensi saja. Cara berpikir ini ditandai dengan belum menguasainya gejala
atau konsep konversi zat cair. 5.
Berpikir tidak dapat dibalik Operasi logis anak pada tahap ini belum dapat dibalik.
6. Berpikir terarah statis
Dalam berpikir anak tidak pernah memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu.
Pendapat yang hampir sama disampaikan oleh Syamsu Yusuf dalam Masitoh, 2005: 9 yang mengemukakan bahwa perkembangan kognitif pada masa
prasekolah adalah: 1.
Mampu berpikir dengan menggunakan simbol 2.
Berpikirnya masih dibatasi oleh persepsi. Mereka meyakini apa yang dilihatnya dan hanya terfokus pada satu dimensi terhadap satu obyek
dalam waktu yang sama. Cara berpikir mereka memusat. 3.
Berpikir masih kaku. Cara berpikirnya terfokus pada keadaan awal atau akhir suatu transformasi, bukan kepada transformasi itu sendiri.
4. Anak sudah mulai mengerti dasar-dasar pengelompokkan sesuatu atas
dasar satu dimensi, seperti atas dasar kesamaan warna, bentuk, dan ukuran.
15 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak pada tahap
praoperasional sedang mengembangkan kemampuan berpikir dalam bentuk simbolik, sudah mampu memikirkan sesuatu hal melalui logika satu arah, dan
masih sulit untuk berpikir berdasarkan sudut pandang orang lain. Namun anak pada usia prasekolah sudah mampu mengklasifikasikan sesuatu berdasarkan
pemahaman mereka yang masih sederhana. Oleh sebab itu, Woolfolk Rita Eka Izzaty, dkk, 2013: 36 menyampaikan bahwa pembelajaran bagi anak pada tahap
praoperasional hendaknya menggunakan media konkrit dan alat bantu visual, membuat instruksi pembelajaran yang relatif pendek, membantu mengembangkan
sudut pandang yang berbeda, meminta anak untuk menjelaskan arti kata-kata yang dikemukakan, dan memberikan berbagai macam keterampilan dan mulai
distimulasi memahami bacaan. Perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun dalam penelitian ini merujuk pada kemampuan anak yang mulai mengembangkan
kemampuan berpikir simboliknya. Anak juga sudah mulai mengembangkan kemampuan berpikir logika satu arah dan sudah mampu melakukan klasifikasi
sederhana berdasarkan pemahaman mereka.
2. Keterampilan Proses Sains Anak Usia Dini