106 tercipta kelas yang kondusif, sebaiknya guru menunjuk beberapa anak
untuk secara bergantian menyampaikan pendapat; 4
Guru senantiasa memotivasi anak agar anak percaya diri melakukan rangkaian percobaan dengan kemampuan mereka dengan cara
meyakinkan mereka bahwa mereka luar biasa dan hebat serta tidak lupa memberi penghargaan ketika mereka mampu melakukannya;
5 Untuk anak yang membutuhkan perhatian khusus, sebaiknya guru
memberi perhatian lebih atau bahkan memberi teguran atau hukuman ringan pada anak yang berkeliling dan mengganggu teman disaat
teman yang lain sedang fokus melakukan percobaan; 6
Untuk anak yang masih berada dalam kriteria kurang baik Mulai Berkembang MB, sebaiknya guru memberi tindakan lebih pada tiga
anak tersebut supaya pada siklus selanjutnya nanti keterampilan proses sains anak dapat meningkat dan berada dalam kriteria baik
Berkembang Sangat Baik BSB.
3. Siklus II
a.
Perencanaan
Berdasarkan hasil analisis hasil pada siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan di dalam pembelajaran dan belum mencapai indikator
keberhasilan sehingga perlu diadakan perbaikan untuk meningkatkan keterampilan proses sains anak dengan tujuan untuk mencapai indikator
107 keberhasilan. Oleh sebab itu, guru dan peneliti perlu melanjutkan penelitian
ini pada siklus II agar tujuan dalam penelitian ini dapat tercapai. Penelitian pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu, Jumat, dan
Sabtu tanggal 10, 12, dan 13 Februari 2016 dengan tema pekerjaan dan sub tema macam-macam pekerjaan petani. Pembelajaran yang dilaksanakan
tertuang dalam Rencana Kegiatan Harian RKH yang telah disusun bersama antara guru dan peneliti. Pada tahap perencaan, selain menyusun RKH, guru
dan peneliti menyusun skenario pembelajaran, pedoman wawancara, media pembelajaran dan lembar observasi.
b.
Pelaksanaan
1
Pertemuan Pertama
Pembelajaran dilaksanakan pada Rabu, 10 Februari 2016. Pembelajaran terbagi menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup yang dimulai pukul 07.30-10.00. Kegiatan awal berlangsung ± 30 menit. Karena hari hujan, maka anak-anak tidak berbaris di halaman
sekolah. Guru mengkondisikan anak untuk segera masuk kelas, memberi salam, menyapa, berdoa, dan menyanyi untuk membangkitkan semangat
anak. Guru menyampaikan kepada anak bahwa pada hari ini akan belajar dengan tema pekerjaan dan sub tema petani. Guru melakukan apersepsi
dengan bertanya pada anak: “Apakah anak-anak pernah makan gethuk? Adakah yang tahu gethuk dibuat dari apa? Lalu siapakah yang menanam
singkong itu?” Agar kelas kondusif dan anak tidak berebut berbicara, guru menunjuk anak satu-satu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
108 Selanjutnya guru mengajak anak untuk melakukan gerakan motorik kasar
sebelum masuk ke kegiatan inti. Pada kegiatan motorik kasar, anak unjuk kerja merayap dan merangkak melewati rintangan berupa simpai.
Selanjutnya kegiatan inti dilaksanakan ± 60 menit. Pada kegiatan inti difokuskan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode
eksperimen. Percobaan awal, diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru. Guru menampilkan gethuk yang belum diberi
warna. Guru juga menampilkan 3 warna pokok merah, biru, kuning. Guru menyampaikan suatu masalah pada anak: “Gethuk ini akan berubah
menjadi warna apa ketika kalian mencampurkan warna merah dan biru? Bagaimana dengan gethuk yang lain dengan warna merah dan kuning?
Warna apa yang terbentuk ketika mencampur warna biru dan kuning?” Ketika menghadirkan suatu masalah di tengah anak-anak, guru
menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan agar anak mampu mengimajinasikan masalah tersebut ke dalam pikiran mereka.
Tahap selanjutnya adalah pengamatan, anak mengamati langkah-langkah kerja yang didemonstrasikan guru.
Guru mendemonstrasikan dengan penuh antusias agar rasa “penasaran” anak muncul dan anak tertarik untuk melakukan percobaan.
Guru meneteskan pewarna makanan warna biru ke atas gethuk dan meremas-remasnya hingga tercampur. Langkah yang ketiga adalah
hipotesis awal, sebelum meminta anak menyusun prediksi atau dugaan, guru bertanya pada anak: “Gethuk yang tadinya putih berubah warna
109 menjadi biru ketika ibu memberi warna biru. Lalu kira-kira warna biru ini
akan berubah menjadi warna apa ketika ibu meneteskan warna merah lagi ke atasnya dan meremas-
remasnya?” Setelah guru menyampaikan pertanyaan tersebut, guru menunjuk satu anak untuk menyampaikan
hipotesis sederhananya dan meminta anak yang lain untuk diam dan menyiapkan hipotesis sederhananya ketika tiba gilirannya ditunjuk. Tahap
selanjutnya adalah melakukan percobaan, guru meminta anak untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah disampaikan anak
melalui kegiatan percobaan. Setelah menerima alat dan bahan, anak sangat antusias ingin segera menguji hipotesis sederhana mereka masing-masing.
Guru dan peneliti dibantu beberapa observer melakukan observasi keterampilan proses sains anak dengan lembar observasi dan lembar
wawancara yang telah disusun sebelumnya. Setelah melakukan percobaan, anak memiliki rumusan hasil
masing-masing yang setiap anak berbeda. Guru meminta anak secara bergantian mengutarakan hasil percobaan mereka dan tidak lupa setelah
selesai menyampaikan hasil temuannya, guru memuji anak dan meminta anak yang lain memberi tepuk tangan bukti penghargaan bagi keberhasilan
percobaannya. Ada yang menyampaikan: “Bu, ungu campuran merah sama biru” ada pula anak yang menjawab: “Bu, biru sama kuning jadi
hijau.” Pada saat anak menyampaikan berbagai macam hasil temuannya, guru melakukan verifikasi dan membuat kesimpulan untuk bersama,
kesimpulan akhir yang disusun bersama anak adalah: “Ketika kita
110 mencampur warna merah dan biru akan terbentuk warna ungu, warna
merah dan kuning membentuk warna orange, dan warna biru dan kuning membentuk warna hijau.”
Langkah selanjutnya, guru melakukan evaluasi dengan cara mengobservasi keterampilan proses sains anak. Kegiatan evaluasi
digunakan guru untuk menguji tingkat pemahaman anak tentang hasil pencampuran warna. Guru dan peneliti menggunakan lembar kerja untuk
mengetahui pemahaman anak. Setelah anak memahami dan menemukan pencampuran warna, maka anak dapat menghubungkan pengetahuan yang
telah dia peroleh dengan contoh konkret dalam kehidupannya. Guru menyampaikan pada anak bahwa merah, kuning, dan biru sering disebut
warna pokok karena dapat dicampur-campur dan membentuk warna yang lain. Oleh karena itu, besok ketika kalian memerlukan warna ungu tetapi
tidak memiliki pewarna ungu, kalian bisa mencampur warna merah dan biru untuk mewarnai.
Kegiatan selanjutnya yaitu istirahat selama ± 30 menit. Karena sebelumnya bermain-main dengan pewarna makanan dan tangan kotor,
anak secara bergantian mencuci tangannya terlebih dahulu dan bermain bersama. Selesai bermain, mereka masuk kelas dan dilanjutkan dengan
kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir, anak diajak untuk membedakan perilaku yang baik dan yang benar. Guru bercerita di depan kelas
menggunakan gambar seri. Selanjutnya kegiatan refleksi mengenai kegiatan eksperimen hari ini apakah anak-anak menikmati kegiatan
111 bermain hari ini? Selanjutnya guru meminta anak bersama-sama
menyebutkan warna-warna pokok dan hasil percampurannya. Setelah itu guru memberi beberapa nasihat dalam perjalanan pulang dan ketika
sampai di rumah, lalu berdoa, dan mengucapkan salam. Pada pertemuan pertama ini anak sudah mulai memahami alur
belajar menggunakan metode eksperimen. Beberapa anak sudah lancar dalam mengkomunikasikan gagasannya dan menyampaikan hasil
temuannya. Anak-anak sudah mulai mandiri dan percaya diri dalam melakukan langkah-langkah eksperimen. Guru sudah sering memberikan
motivasi dan penghargaan kepada anak. 2
Pertemuan Kedua
Pembelajaran dilaksanakan pada Jumat, 12 Februari 2016. Pembelajaran terbagi menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup yang dimulai pukul 07.30-10.00. Kegiatan awal berlangsung ± 30 menit. Setelah bel tanda masuk, anak-anak berkumpul di halaman sekolah
untuk melakukan senam sehat ceria. Selanjutnya guru mengkondisikan anak untuk segera masuk kelas, memberi salam, menyapa, berdoa, dan
menyanyi untuk membangkitkan semangat anak. Guru menyampaikan kepada anak bahwa pada hari ini akan belajar dengan tema pekerjaan dan
sub tema petani. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya pada anak: “Apakah anak-anak dapat menyebutkan bahan-bahan makanan yang
ditanam oleh petani?” Agar kelas kondusif dan anak tidak berebut berbicara, guru menunjuk anak satu-satu untuk menjawab pertanyaan
112 tersebut. Anak-anak menyebutkan berbagai macam jenis bahan makanan
yang ditanam petani, misalnya: padi, jagung, kedelai, kopi, coklat, tebu, dan masih banyak lagi yang telah disebutkan anak. Selanjutnya guru
mengajak anak untuk melakukan gerakan motorik kasar sebelum masuk ke kegiatan inti. Pada kegiatan motorik kasar, anak unjuk kerja berjalan maju
pada garis lurus sambil memperagakan petani yang sedang memetik padi. Selanjutnya kegiatan inti dilaksanakan ± 60 menit. Pada kegiatan
inti difokuskan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Percobaan awal, diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru. Guru menampilkan bahan-bahan yang akan diuji rasanya oleh anak. Bahan-bahan tersebut diantaranya: gula pasir, gula
jawa, permen susu, daun pepaya, kopi, dan pare. “Kita akan bermain membedakan rasa pahit dan rasa manis menggunakan bahan-bahan yang
dihasilkan oleh petani.” Selanjutnya guru menghadirkan masalah untuk dipecahkan oleh anak melalui penelitian. Masalah yang harus dipecahkan
anak adalah: “Bahan yang manakah yang memiliki rasa manis? Dan bahan yang manakah yang memiliki rasa pahit?” Ketika menghadirkan suatu
masalah di tengah anak-anak, guru menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan agar anak mampu mengimajinasikan masalah
tersebut ke dalam pikiran mereka. Tahap selanjutnya adalah pengamatan, anak mengamati langkah-
langkah kerja yang didemonstrasikan guru. Guru mendemonstrasikan dengan penuh antusias agar rasa “penasaran” anak muncul dan anak
113 tertarik untuk melakukan percobaan. Guru menggigit daun pepaya sambil
menunjukkan ekspresi muka “tidak enak” Lalu guru menggigit gula jawa dan menunjukkan ekspresi “enak” sambil tersenyum. Langkah yang ketiga
adalah hipotesis sederhana, sebelum meminta anak menyusun hipotesis sederhana, guru bertanya pada anak: “Apakah anak-anak memperhatikan
ekspresi ibu? Lalu kira-kira apa rasa daun pepaya dan gula jawa? Bagaimana dengan bahan yang lainnya?” Setelah guru menyampaikan
pertanyaan tersebut, guru menunjuk satu anak untuk menyampaikan prediksi sederhananya dan meminta anak yang lain untuk diam dan
menyiapkan prediksi sederhananya ketika tiba gilirannya ditunjuk. Jawaban anak beraneka ragam, ada yang menjawab “Muka ibu begini
sambil memperagakan raut muka tidak enak pas makan daun pepaya, pasti rasanya pahit ya, Bu.
” Tahap selanjutnya adalah melakukan percobaan, guru meminta anak
untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah disampaikan anak melalui kegiatan percobaan. Setelah menerima alat dan bahan, anak
sangat antusias ingin segera membuktikan prediksi sederhana mereka masing-masing. Guru dan peneliti dibantu beberapa observer melakukan
observasi keterampilan proses sains anak dengan lembar observasi dan lembar wawancara yang telah disusun sebelumnya.
Ketika melakukan percobaan, salah satu anak berjalan keliling dan mengambil permen milik temannya. Guru menegur anak dan
mempersilakannya duduk ditempat duduknya. Guru menasihati anak untuk
114 tidak mengganggu teman dan tidak mengambil barang milik orang lain
tanpa ijin, selanjutnya guru meminta anak tersebut untuk meminta maaf. Setelah melakukan percobaan untuk membuktikan prediksi yang mereka
buat, anak memiliki rumusan pendapat masing-masing yang setiap anak berbeda. Guru meminta anak secara bergantian mengkomunikasikan hasil
temuan mereka dan tidak lupa setelah selesai menyampaikan temuannya guru memuji anak dan meminta anak yang lain memberi tepuk tangan
bukti penghargaan bagi keberhasilan percobaannya. Pendapat yang disampaikan an
ak beraneka ragam, ada yang menyampaikan: “Bu, yang pahit daun pepaya, pare, dan kopi. Tapi aku suka pahit, pahitnya hilang
setelah kita makan gula pasir, gula jawa, dan permen.” Pada saat anak menyampaikan berbagai macam hasil temuannya, guru melakukan
verifikasi dan membuat kesimpulan untuk bersama, kesimpulan akhir yang disusun bersama anak adalah: “Setelah kita menguji rasa beberapa bahan
maka bahan yang memiliki rasa pahit adalah kopi, daun pepaya, dan pare. Sedangkan gula pasir, gula jawa, dan permen
memiliki rasa manis.” Langkah selanjutnya, guru bersama anak-anak melakukan evaluasi.
Kegiatan evaluasi digunakan guru untuk menguji tingkat pemahaman anak tentang mengenal rasa manis dan pahit. Guru dan peneliti melakukan
evaluasi bersamaan ketika melakukan observasi. Setelah anak memahami dan membedakan rasa manis dan pahit, maka guru membantu anak untuk
menghubungkan pengetahuan yang telah dia peroleh dengan contoh konkret dalam kehidupannya. Guru menyampaikan pada anak
115 bahwa kopi memang memiliki rasa pahit, oleh sebab itu ibu kita
menambahkan gula ke dalam segelas air kopi ketika akan menghidangkannya kepada ayah kita. Ada jamu yang dibuat dari daun
pepaya yang rasanya sangat pahit. Supaya tidak pahit, penjual jamu menambahkan madu atau gula ke dalamnya.
Kegiatan selanjutnya yaitu istirahat selama ± 30 menit. Selesai bermain, mereka mencuci tangan, masuk kelas dan dilanjutkan dengan
kegiatan makan bersama. Selanjutnya pada kegiatan akhir, anak diajak untuk memohon dan memberi maaf seperti kejadian seorang anak yang
telah mengambil permen temannya ketika percobaan tadi. Selanjutnya kegiatan refleksi mengenai kegiatan eksperimen hari ini apakah anak-anak
menikmati kegiatan bermain hari ini? Selanjutnya guru meminta anak bersama-sama menyebutkan benda-benda yang memiliki rasa manis dan
pahit. Setelah itu guru memberi beberapa nasihat dalam perjalanan pulang dan ketika sampai di rumah, lalu berdoa, dan mengucapkan salam.
Pada pertemuan kedua ini anak sangat menikmati kegiatan pembelajaran hari itu. Namun, ada beberapa anak yang keterampilan
prosesnya belum meningkat pada beberapa indikator. Oleh sebab itu, guru harus lebih fokus lagi memberi pendampingan yang lebih agar
keterampilan proses anak dapat meningkat. 3
Pertemuan Ketiga
Pembelajaran dilaksanakan pada Sabtu, 13 Februari 2016. Pembelajaran terbagi menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
116 penutup yang dimulai pukul 07.30-10.00. Kegiatan awal berlangsung ± 30
menit. Anak-anak berbaris di halaman sekolah. Selanjutnya guru mengkondisikan anak untuk segera masuk kelas, memberi salam,
menyapa, berdoa, dan menyanyi untuk membangkitkan semangat anak. Guru menyampaikan kepada anak bahwa pada hari ini akan belajar dengan
tema pekerjaan dan sub tema petani. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya
pada anak: “Nasi yang setiap hari kita makan siapa yang menanamnya? Darimanakah asal mula bisa ada nasi?” Agar kelas kondusif
dan anak tidak berebut berbicara, guru menunjuk anak satu-satu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Selanjutnya kegiatan inti dilaksanakan ± 60 menit. Pada kegiatan inti difokuskan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode
eksperimen. Percobaan awal, diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru. Guru menampilkan gabah pada anak-anak. Guru
menyampaikan sebuah ilustrasi bahwa ada seorang petani memanen padi di sawah. Ketika dia akan pulang ke rumah ternyata hujan turun dengan
lebat. Guru menyampaikan suatu masalah pada anak: “Supaya gabah milik pak tani tidak basah terkena air hujan, maka pak tani harus membungkus
gabah itu dengan apa? Apakah dengan bahan plastik, kain, karet, tissu, atau kertas?” Ketika menghadirkan suatu masalah di tengah anak-anak,
guru menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan agar anak mampu mengimajinasikan masalah tersebut ke dalam pikiran
mereka. Tahap selanjutnya adalah pengamatan, anak mengamati langkah-
117 langkah kerja yang didemonstrasikan guru. Guru mendemonstrasikan
dengan penuh antusias agar rasa “penasaran” anak muncul dan anak tertarik untuk melakukan percobaan. Guru memasukkan gabah yang telah
dibungkus dengan kertas ke dalam air. Anak mengamati apa yang terjadi pada gabah? Apakah kering atau basah? Langkah yang ketiga adalah
memprediksi atau meramalkan, sebelum meminta anak memprediksi, guru bertanya pada anak: “Setelah kita memasukkan gabah yang dibungkus
kertas ke dalam air, apakah yang terjadi dengan gabah itu?” Secara serentak anak-
anak menjawab “basah”. Selanjutnya guru bertanya: “Mengapa gabah bisa menjadi basah?” Selanjutnya guru bertanya “Kira-
kira bahan yang mana yang gabahnya tetap kering?” Setelah guru
menyampaikan pertanyaan tersebut, guru menunjuk satu anak untuk menyampaikan dugaan sederhananya dan meminta anak yang lain untuk
diam dan menyiapkan dugaan mereka ketika tiba gilirannya ditunjuk. Tahap selanjutnya adalah melakukan percobaan, guru meminta anak
untuk membuktikan kebenaran dari dugaan sederhana yang telah disampaikan anak melalui kegiatan percobaan. Setelah menerima alat dan
bahan, anak sangat antusias ingin segera menguji hipotesis sederhana mereka masing-masing. Guru dan peneliti dibantu beberapa observer
melakukan observasi keterampilan proses sains anak dengan lembar observasi dan lembar wawancara yang telah disusun sebelumnya. Setelah
melakukan percobaan, anak memiliki rumusan hasil temuan masing- masing yang setiap anak berbeda. Guru meminta anak secara bergantian
118 mengutarakan hasil temuan mereka dan tidak lupa setelah selesai
menyampaikan hasil temuannya, guru memuji anak dan meminta anak yang lain memberi tepuk tangan bukti penghargaan bagi keberhasilan
percobaannya. Ada yang menyampaikan: “Bu, gabahnya dibungkus plastik saja supaya tidak basah” ada pula anak yang menjawab: “Bu, pakai
balon karet saja tidak basah.” Pada saat anak menyampaikan berbagai macam hasil temuannya, guru melakukan verifikasi dan membuat
kesimpulan untuk bersama, kesimpulan akhir yang disusun bersama anak adalah: “Supaya gabah tetap kering, kita dapat menggunakan plastik dan
balon karet karena bahan tersebut tidak menyerap air, sehingga gabah tetap kering.”
Langkah selanjutnya, guru bersama anak-anak melakukan evaluasi. Kegiatan evaluasi digunakan guru untuk menguji tingkat pemahaman anak
tentang mengenal benda yang menyerap dan tidak menyerap air. Guru dan peneliti menggunakan lembar kerja untuk mengetahui pemahaman anak.
Setelah anak memahami dan menemukan benda-benda yang dapat menyerap dan tidak dapat menyerap air, maka guru membantu anak untuk
menghubungkan pengetahuan yang telah dia peroleh dengan contoh konkret dalam kehidupannya. Guru menyampaikan pada anak bahwa jas
hujan dan payung dibuat dari bahan yang tidak menyerap air. Coba bayangkan, apa yang akan terjadi jika payung dan jas hujan terbuat dari
benda yang menyerap air.
119 Kegiatan selanjutnya yaitu istirahat selama ± 30 menit. Pada saat
istirahat, anak bebas bermain di dalam kelas maupun di luar kelas. Selesai bermain, mereka masuk kelas dan dilanjutkan dengan kegiatan akhir. Pada
kegiatan akhir, anak diajak untuk menyebutkan macam-macam agama di Indonesia dan tempat ibadahnya. Guru menjelaskan di depan kelas
menggunakan miniatur rumah-rumah ibadat. Selanjutnya kegiatan refleksi mengenai kegiatan eksperimen hari ini apakah anak-anak menikmati
kegiatan bermain hari ini? Selanjutnya guru meminta anak bersama-sama menyebutkan benda-benda yang tidak menyerap air di sekitar anak.
Setelah itu guru memberi beberapa nasihat dalam perjalanan pulang dan ketika sampai di rumah, lalu berdoa, dan mengucapkan salam.
c.
Observasi
Pada tahap ini guru dan peneliti mengadakan observasi selama proses pembelajaran dilaksanakan pada siklus II menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan dan panduan wawancara yang telah disiapkan. Hasil observasi yang dilakukan guru dan peneliti terlihat pada tabel 8. di bawah ini:
Tabel 8. Rekapitulasi Data Keterampilan Proses Sains Anak Siklus II
No Kriteria
Jumlah Anak
Persentase 1
Baik Berkembang sangat baik
BSB 19
100 2
Cukup Berkembang
sesuai harapan BSH
3 Kurang baik
Mulai berkembang MB 4
Tidak baik Belum berkembang BB
Pada tabel 8. terlihat bahwa pada siklus II ini, 19 anak 100 dalam kriteria baik atau Berkembang Sangat Baik BSB dan tidak ada anak dalam
120 kriteria cukup atau Berkembang Sesuai Harapan BSH, kurang baik atau
Mulai Berkembang MB, dan kriteria tidak baik atau Belum Berkembang BB.
Untuk melihat adanya peningkatan pada keterampilan proses sains anak sebelum dilakukan tindakan, siklus I, hingga siklus II perlu dilakukan
perbandingan data. Tabel 9. menyajikan perbandingan data tersebut: Tabel 9. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Sebelum Tindakan,
Siklus I, dan Siklus II
N o
Kriteria Pra-Tindakan
Siklus I Siklus II
Jumlah Anak
Persenta se
Jumlah Anak
Persenta se
Jumlah Anak
Persent ase
1 Baik
Berkembang sangat
baik BSB
2 10,53
10 52,63
19 100
2 Cukup
Berkembang sesuai harapan
BSH 3
15,79 6
31,58 3
Kurang baik
Mulai berkembang
MB 2
10,53 3
15,79 4
Tidak baik
Belum berkembang
BB 12
63,16
Berdasarkan data pada tabel 9. keterampilan proses sains anak mengalami peningkatan yang signifikan. Sebelum dilakukan tindakan hanya
10,53 atau 2 anak berada dalam kriteria baik Berkembang Sangat Baik BSB, setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II meningkat
menjadi 10 anak 52,63 pada siklus I dan 19 anak 100 pada siklus II dalam kriteria baik Berkembang Sangat Baik BSB.
d.
Refleksi
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil perbaikan terhadap kelemahan yang terjadi pada siklus I. Berdasarkan data hasil
pengamatan pada siklus II ini, seluruh keterampilan sains anak yang diamati
121 sudah dalam kriteria baik. Anak sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran menggunakan metode eksperimen sehingga keterampilan proses sainsnya dapat meningkat secara signifikan. Seluruh anak 100 pada siklus
II berada pada kriteria baik atau Berkembang Sangat Baik BSB Dengan demikian berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini telah tercapai dan keterampilan proses sains anak berhasil ditingkatkan. Sehingga penelitian
ini dicukupkan sampai siklus II.
B. Pembahasan Hasil Penelitian