Siklus II Hasil Penelitian

106 tercipta kelas yang kondusif, sebaiknya guru menunjuk beberapa anak untuk secara bergantian menyampaikan pendapat; 4 Guru senantiasa memotivasi anak agar anak percaya diri melakukan rangkaian percobaan dengan kemampuan mereka dengan cara meyakinkan mereka bahwa mereka luar biasa dan hebat serta tidak lupa memberi penghargaan ketika mereka mampu melakukannya; 5 Untuk anak yang membutuhkan perhatian khusus, sebaiknya guru memberi perhatian lebih atau bahkan memberi teguran atau hukuman ringan pada anak yang berkeliling dan mengganggu teman disaat teman yang lain sedang fokus melakukan percobaan; 6 Untuk anak yang masih berada dalam kriteria kurang baik Mulai Berkembang MB, sebaiknya guru memberi tindakan lebih pada tiga anak tersebut supaya pada siklus selanjutnya nanti keterampilan proses sains anak dapat meningkat dan berada dalam kriteria baik Berkembang Sangat Baik BSB.

3. Siklus II

a. Perencanaan Berdasarkan hasil analisis hasil pada siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan di dalam pembelajaran dan belum mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu diadakan perbaikan untuk meningkatkan keterampilan proses sains anak dengan tujuan untuk mencapai indikator 107 keberhasilan. Oleh sebab itu, guru dan peneliti perlu melanjutkan penelitian ini pada siklus II agar tujuan dalam penelitian ini dapat tercapai. Penelitian pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu, Jumat, dan Sabtu tanggal 10, 12, dan 13 Februari 2016 dengan tema pekerjaan dan sub tema macam-macam pekerjaan petani. Pembelajaran yang dilaksanakan tertuang dalam Rencana Kegiatan Harian RKH yang telah disusun bersama antara guru dan peneliti. Pada tahap perencaan, selain menyusun RKH, guru dan peneliti menyusun skenario pembelajaran, pedoman wawancara, media pembelajaran dan lembar observasi. b. Pelaksanaan 1 Pertemuan Pertama Pembelajaran dilaksanakan pada Rabu, 10 Februari 2016. Pembelajaran terbagi menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang dimulai pukul 07.30-10.00. Kegiatan awal berlangsung ± 30 menit. Karena hari hujan, maka anak-anak tidak berbaris di halaman sekolah. Guru mengkondisikan anak untuk segera masuk kelas, memberi salam, menyapa, berdoa, dan menyanyi untuk membangkitkan semangat anak. Guru menyampaikan kepada anak bahwa pada hari ini akan belajar dengan tema pekerjaan dan sub tema petani. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya pada anak: “Apakah anak-anak pernah makan gethuk? Adakah yang tahu gethuk dibuat dari apa? Lalu siapakah yang menanam singkong itu?” Agar kelas kondusif dan anak tidak berebut berbicara, guru menunjuk anak satu-satu untuk menjawab pertanyaan tersebut. 108 Selanjutnya guru mengajak anak untuk melakukan gerakan motorik kasar sebelum masuk ke kegiatan inti. Pada kegiatan motorik kasar, anak unjuk kerja merayap dan merangkak melewati rintangan berupa simpai. Selanjutnya kegiatan inti dilaksanakan ± 60 menit. Pada kegiatan inti difokuskan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Percobaan awal, diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru. Guru menampilkan gethuk yang belum diberi warna. Guru juga menampilkan 3 warna pokok merah, biru, kuning. Guru menyampaikan suatu masalah pada anak: “Gethuk ini akan berubah menjadi warna apa ketika kalian mencampurkan warna merah dan biru? Bagaimana dengan gethuk yang lain dengan warna merah dan kuning? Warna apa yang terbentuk ketika mencampur warna biru dan kuning?” Ketika menghadirkan suatu masalah di tengah anak-anak, guru menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan agar anak mampu mengimajinasikan masalah tersebut ke dalam pikiran mereka. Tahap selanjutnya adalah pengamatan, anak mengamati langkah-langkah kerja yang didemonstrasikan guru. Guru mendemonstrasikan dengan penuh antusias agar rasa “penasaran” anak muncul dan anak tertarik untuk melakukan percobaan. Guru meneteskan pewarna makanan warna biru ke atas gethuk dan meremas-remasnya hingga tercampur. Langkah yang ketiga adalah hipotesis awal, sebelum meminta anak menyusun prediksi atau dugaan, guru bertanya pada anak: “Gethuk yang tadinya putih berubah warna 109 menjadi biru ketika ibu memberi warna biru. Lalu kira-kira warna biru ini akan berubah menjadi warna apa ketika ibu meneteskan warna merah lagi ke atasnya dan meremas- remasnya?” Setelah guru menyampaikan pertanyaan tersebut, guru menunjuk satu anak untuk menyampaikan hipotesis sederhananya dan meminta anak yang lain untuk diam dan menyiapkan hipotesis sederhananya ketika tiba gilirannya ditunjuk. Tahap selanjutnya adalah melakukan percobaan, guru meminta anak untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah disampaikan anak melalui kegiatan percobaan. Setelah menerima alat dan bahan, anak sangat antusias ingin segera menguji hipotesis sederhana mereka masing-masing. Guru dan peneliti dibantu beberapa observer melakukan observasi keterampilan proses sains anak dengan lembar observasi dan lembar wawancara yang telah disusun sebelumnya. Setelah melakukan percobaan, anak memiliki rumusan hasil masing-masing yang setiap anak berbeda. Guru meminta anak secara bergantian mengutarakan hasil percobaan mereka dan tidak lupa setelah selesai menyampaikan hasil temuannya, guru memuji anak dan meminta anak yang lain memberi tepuk tangan bukti penghargaan bagi keberhasilan percobaannya. Ada yang menyampaikan: “Bu, ungu campuran merah sama biru” ada pula anak yang menjawab: “Bu, biru sama kuning jadi hijau.” Pada saat anak menyampaikan berbagai macam hasil temuannya, guru melakukan verifikasi dan membuat kesimpulan untuk bersama, kesimpulan akhir yang disusun bersama anak adalah: “Ketika kita 110 mencampur warna merah dan biru akan terbentuk warna ungu, warna merah dan kuning membentuk warna orange, dan warna biru dan kuning membentuk warna hijau.” Langkah selanjutnya, guru melakukan evaluasi dengan cara mengobservasi keterampilan proses sains anak. Kegiatan evaluasi digunakan guru untuk menguji tingkat pemahaman anak tentang hasil pencampuran warna. Guru dan peneliti menggunakan lembar kerja untuk mengetahui pemahaman anak. Setelah anak memahami dan menemukan pencampuran warna, maka anak dapat menghubungkan pengetahuan yang telah dia peroleh dengan contoh konkret dalam kehidupannya. Guru menyampaikan pada anak bahwa merah, kuning, dan biru sering disebut warna pokok karena dapat dicampur-campur dan membentuk warna yang lain. Oleh karena itu, besok ketika kalian memerlukan warna ungu tetapi tidak memiliki pewarna ungu, kalian bisa mencampur warna merah dan biru untuk mewarnai. Kegiatan selanjutnya yaitu istirahat selama ± 30 menit. Karena sebelumnya bermain-main dengan pewarna makanan dan tangan kotor, anak secara bergantian mencuci tangannya terlebih dahulu dan bermain bersama. Selesai bermain, mereka masuk kelas dan dilanjutkan dengan kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir, anak diajak untuk membedakan perilaku yang baik dan yang benar. Guru bercerita di depan kelas menggunakan gambar seri. Selanjutnya kegiatan refleksi mengenai kegiatan eksperimen hari ini apakah anak-anak menikmati kegiatan 111 bermain hari ini? Selanjutnya guru meminta anak bersama-sama menyebutkan warna-warna pokok dan hasil percampurannya. Setelah itu guru memberi beberapa nasihat dalam perjalanan pulang dan ketika sampai di rumah, lalu berdoa, dan mengucapkan salam. Pada pertemuan pertama ini anak sudah mulai memahami alur belajar menggunakan metode eksperimen. Beberapa anak sudah lancar dalam mengkomunikasikan gagasannya dan menyampaikan hasil temuannya. Anak-anak sudah mulai mandiri dan percaya diri dalam melakukan langkah-langkah eksperimen. Guru sudah sering memberikan motivasi dan penghargaan kepada anak. 2 Pertemuan Kedua Pembelajaran dilaksanakan pada Jumat, 12 Februari 2016. Pembelajaran terbagi menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang dimulai pukul 07.30-10.00. Kegiatan awal berlangsung ± 30 menit. Setelah bel tanda masuk, anak-anak berkumpul di halaman sekolah untuk melakukan senam sehat ceria. Selanjutnya guru mengkondisikan anak untuk segera masuk kelas, memberi salam, menyapa, berdoa, dan menyanyi untuk membangkitkan semangat anak. Guru menyampaikan kepada anak bahwa pada hari ini akan belajar dengan tema pekerjaan dan sub tema petani. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya pada anak: “Apakah anak-anak dapat menyebutkan bahan-bahan makanan yang ditanam oleh petani?” Agar kelas kondusif dan anak tidak berebut berbicara, guru menunjuk anak satu-satu untuk menjawab pertanyaan 112 tersebut. Anak-anak menyebutkan berbagai macam jenis bahan makanan yang ditanam petani, misalnya: padi, jagung, kedelai, kopi, coklat, tebu, dan masih banyak lagi yang telah disebutkan anak. Selanjutnya guru mengajak anak untuk melakukan gerakan motorik kasar sebelum masuk ke kegiatan inti. Pada kegiatan motorik kasar, anak unjuk kerja berjalan maju pada garis lurus sambil memperagakan petani yang sedang memetik padi. Selanjutnya kegiatan inti dilaksanakan ± 60 menit. Pada kegiatan inti difokuskan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Percobaan awal, diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru. Guru menampilkan bahan-bahan yang akan diuji rasanya oleh anak. Bahan-bahan tersebut diantaranya: gula pasir, gula jawa, permen susu, daun pepaya, kopi, dan pare. “Kita akan bermain membedakan rasa pahit dan rasa manis menggunakan bahan-bahan yang dihasilkan oleh petani.” Selanjutnya guru menghadirkan masalah untuk dipecahkan oleh anak melalui penelitian. Masalah yang harus dipecahkan anak adalah: “Bahan yang manakah yang memiliki rasa manis? Dan bahan yang manakah yang memiliki rasa pahit?” Ketika menghadirkan suatu masalah di tengah anak-anak, guru menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan agar anak mampu mengimajinasikan masalah tersebut ke dalam pikiran mereka. Tahap selanjutnya adalah pengamatan, anak mengamati langkah- langkah kerja yang didemonstrasikan guru. Guru mendemonstrasikan dengan penuh antusias agar rasa “penasaran” anak muncul dan anak 113 tertarik untuk melakukan percobaan. Guru menggigit daun pepaya sambil menunjukkan ekspresi muka “tidak enak” Lalu guru menggigit gula jawa dan menunjukkan ekspresi “enak” sambil tersenyum. Langkah yang ketiga adalah hipotesis sederhana, sebelum meminta anak menyusun hipotesis sederhana, guru bertanya pada anak: “Apakah anak-anak memperhatikan ekspresi ibu? Lalu kira-kira apa rasa daun pepaya dan gula jawa? Bagaimana dengan bahan yang lainnya?” Setelah guru menyampaikan pertanyaan tersebut, guru menunjuk satu anak untuk menyampaikan prediksi sederhananya dan meminta anak yang lain untuk diam dan menyiapkan prediksi sederhananya ketika tiba gilirannya ditunjuk. Jawaban anak beraneka ragam, ada yang menjawab “Muka ibu begini sambil memperagakan raut muka tidak enak pas makan daun pepaya, pasti rasanya pahit ya, Bu. ” Tahap selanjutnya adalah melakukan percobaan, guru meminta anak untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah disampaikan anak melalui kegiatan percobaan. Setelah menerima alat dan bahan, anak sangat antusias ingin segera membuktikan prediksi sederhana mereka masing-masing. Guru dan peneliti dibantu beberapa observer melakukan observasi keterampilan proses sains anak dengan lembar observasi dan lembar wawancara yang telah disusun sebelumnya. Ketika melakukan percobaan, salah satu anak berjalan keliling dan mengambil permen milik temannya. Guru menegur anak dan mempersilakannya duduk ditempat duduknya. Guru menasihati anak untuk 114 tidak mengganggu teman dan tidak mengambil barang milik orang lain tanpa ijin, selanjutnya guru meminta anak tersebut untuk meminta maaf. Setelah melakukan percobaan untuk membuktikan prediksi yang mereka buat, anak memiliki rumusan pendapat masing-masing yang setiap anak berbeda. Guru meminta anak secara bergantian mengkomunikasikan hasil temuan mereka dan tidak lupa setelah selesai menyampaikan temuannya guru memuji anak dan meminta anak yang lain memberi tepuk tangan bukti penghargaan bagi keberhasilan percobaannya. Pendapat yang disampaikan an ak beraneka ragam, ada yang menyampaikan: “Bu, yang pahit daun pepaya, pare, dan kopi. Tapi aku suka pahit, pahitnya hilang setelah kita makan gula pasir, gula jawa, dan permen.” Pada saat anak menyampaikan berbagai macam hasil temuannya, guru melakukan verifikasi dan membuat kesimpulan untuk bersama, kesimpulan akhir yang disusun bersama anak adalah: “Setelah kita menguji rasa beberapa bahan maka bahan yang memiliki rasa pahit adalah kopi, daun pepaya, dan pare. Sedangkan gula pasir, gula jawa, dan permen memiliki rasa manis.” Langkah selanjutnya, guru bersama anak-anak melakukan evaluasi. Kegiatan evaluasi digunakan guru untuk menguji tingkat pemahaman anak tentang mengenal rasa manis dan pahit. Guru dan peneliti melakukan evaluasi bersamaan ketika melakukan observasi. Setelah anak memahami dan membedakan rasa manis dan pahit, maka guru membantu anak untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dia peroleh dengan contoh konkret dalam kehidupannya. Guru menyampaikan pada anak 115 bahwa kopi memang memiliki rasa pahit, oleh sebab itu ibu kita menambahkan gula ke dalam segelas air kopi ketika akan menghidangkannya kepada ayah kita. Ada jamu yang dibuat dari daun pepaya yang rasanya sangat pahit. Supaya tidak pahit, penjual jamu menambahkan madu atau gula ke dalamnya. Kegiatan selanjutnya yaitu istirahat selama ± 30 menit. Selesai bermain, mereka mencuci tangan, masuk kelas dan dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama. Selanjutnya pada kegiatan akhir, anak diajak untuk memohon dan memberi maaf seperti kejadian seorang anak yang telah mengambil permen temannya ketika percobaan tadi. Selanjutnya kegiatan refleksi mengenai kegiatan eksperimen hari ini apakah anak-anak menikmati kegiatan bermain hari ini? Selanjutnya guru meminta anak bersama-sama menyebutkan benda-benda yang memiliki rasa manis dan pahit. Setelah itu guru memberi beberapa nasihat dalam perjalanan pulang dan ketika sampai di rumah, lalu berdoa, dan mengucapkan salam. Pada pertemuan kedua ini anak sangat menikmati kegiatan pembelajaran hari itu. Namun, ada beberapa anak yang keterampilan prosesnya belum meningkat pada beberapa indikator. Oleh sebab itu, guru harus lebih fokus lagi memberi pendampingan yang lebih agar keterampilan proses anak dapat meningkat. 3 Pertemuan Ketiga Pembelajaran dilaksanakan pada Sabtu, 13 Februari 2016. Pembelajaran terbagi menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan 116 penutup yang dimulai pukul 07.30-10.00. Kegiatan awal berlangsung ± 30 menit. Anak-anak berbaris di halaman sekolah. Selanjutnya guru mengkondisikan anak untuk segera masuk kelas, memberi salam, menyapa, berdoa, dan menyanyi untuk membangkitkan semangat anak. Guru menyampaikan kepada anak bahwa pada hari ini akan belajar dengan tema pekerjaan dan sub tema petani. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya pada anak: “Nasi yang setiap hari kita makan siapa yang menanamnya? Darimanakah asal mula bisa ada nasi?” Agar kelas kondusif dan anak tidak berebut berbicara, guru menunjuk anak satu-satu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selanjutnya kegiatan inti dilaksanakan ± 60 menit. Pada kegiatan inti difokuskan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Percobaan awal, diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru. Guru menampilkan gabah pada anak-anak. Guru menyampaikan sebuah ilustrasi bahwa ada seorang petani memanen padi di sawah. Ketika dia akan pulang ke rumah ternyata hujan turun dengan lebat. Guru menyampaikan suatu masalah pada anak: “Supaya gabah milik pak tani tidak basah terkena air hujan, maka pak tani harus membungkus gabah itu dengan apa? Apakah dengan bahan plastik, kain, karet, tissu, atau kertas?” Ketika menghadirkan suatu masalah di tengah anak-anak, guru menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan agar anak mampu mengimajinasikan masalah tersebut ke dalam pikiran mereka. Tahap selanjutnya adalah pengamatan, anak mengamati langkah- 117 langkah kerja yang didemonstrasikan guru. Guru mendemonstrasikan dengan penuh antusias agar rasa “penasaran” anak muncul dan anak tertarik untuk melakukan percobaan. Guru memasukkan gabah yang telah dibungkus dengan kertas ke dalam air. Anak mengamati apa yang terjadi pada gabah? Apakah kering atau basah? Langkah yang ketiga adalah memprediksi atau meramalkan, sebelum meminta anak memprediksi, guru bertanya pada anak: “Setelah kita memasukkan gabah yang dibungkus kertas ke dalam air, apakah yang terjadi dengan gabah itu?” Secara serentak anak- anak menjawab “basah”. Selanjutnya guru bertanya: “Mengapa gabah bisa menjadi basah?” Selanjutnya guru bertanya “Kira- kira bahan yang mana yang gabahnya tetap kering?” Setelah guru menyampaikan pertanyaan tersebut, guru menunjuk satu anak untuk menyampaikan dugaan sederhananya dan meminta anak yang lain untuk diam dan menyiapkan dugaan mereka ketika tiba gilirannya ditunjuk. Tahap selanjutnya adalah melakukan percobaan, guru meminta anak untuk membuktikan kebenaran dari dugaan sederhana yang telah disampaikan anak melalui kegiatan percobaan. Setelah menerima alat dan bahan, anak sangat antusias ingin segera menguji hipotesis sederhana mereka masing-masing. Guru dan peneliti dibantu beberapa observer melakukan observasi keterampilan proses sains anak dengan lembar observasi dan lembar wawancara yang telah disusun sebelumnya. Setelah melakukan percobaan, anak memiliki rumusan hasil temuan masing- masing yang setiap anak berbeda. Guru meminta anak secara bergantian 118 mengutarakan hasil temuan mereka dan tidak lupa setelah selesai menyampaikan hasil temuannya, guru memuji anak dan meminta anak yang lain memberi tepuk tangan bukti penghargaan bagi keberhasilan percobaannya. Ada yang menyampaikan: “Bu, gabahnya dibungkus plastik saja supaya tidak basah” ada pula anak yang menjawab: “Bu, pakai balon karet saja tidak basah.” Pada saat anak menyampaikan berbagai macam hasil temuannya, guru melakukan verifikasi dan membuat kesimpulan untuk bersama, kesimpulan akhir yang disusun bersama anak adalah: “Supaya gabah tetap kering, kita dapat menggunakan plastik dan balon karet karena bahan tersebut tidak menyerap air, sehingga gabah tetap kering.” Langkah selanjutnya, guru bersama anak-anak melakukan evaluasi. Kegiatan evaluasi digunakan guru untuk menguji tingkat pemahaman anak tentang mengenal benda yang menyerap dan tidak menyerap air. Guru dan peneliti menggunakan lembar kerja untuk mengetahui pemahaman anak. Setelah anak memahami dan menemukan benda-benda yang dapat menyerap dan tidak dapat menyerap air, maka guru membantu anak untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dia peroleh dengan contoh konkret dalam kehidupannya. Guru menyampaikan pada anak bahwa jas hujan dan payung dibuat dari bahan yang tidak menyerap air. Coba bayangkan, apa yang akan terjadi jika payung dan jas hujan terbuat dari benda yang menyerap air. 119 Kegiatan selanjutnya yaitu istirahat selama ± 30 menit. Pada saat istirahat, anak bebas bermain di dalam kelas maupun di luar kelas. Selesai bermain, mereka masuk kelas dan dilanjutkan dengan kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir, anak diajak untuk menyebutkan macam-macam agama di Indonesia dan tempat ibadahnya. Guru menjelaskan di depan kelas menggunakan miniatur rumah-rumah ibadat. Selanjutnya kegiatan refleksi mengenai kegiatan eksperimen hari ini apakah anak-anak menikmati kegiatan bermain hari ini? Selanjutnya guru meminta anak bersama-sama menyebutkan benda-benda yang tidak menyerap air di sekitar anak. Setelah itu guru memberi beberapa nasihat dalam perjalanan pulang dan ketika sampai di rumah, lalu berdoa, dan mengucapkan salam. c. Observasi Pada tahap ini guru dan peneliti mengadakan observasi selama proses pembelajaran dilaksanakan pada siklus II menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan panduan wawancara yang telah disiapkan. Hasil observasi yang dilakukan guru dan peneliti terlihat pada tabel 8. di bawah ini: Tabel 8. Rekapitulasi Data Keterampilan Proses Sains Anak Siklus II No Kriteria Jumlah Anak Persentase 1 Baik Berkembang sangat baik BSB 19 100 2 Cukup Berkembang sesuai harapan BSH 3 Kurang baik Mulai berkembang MB 4 Tidak baik Belum berkembang BB Pada tabel 8. terlihat bahwa pada siklus II ini, 19 anak 100 dalam kriteria baik atau Berkembang Sangat Baik BSB dan tidak ada anak dalam 120 kriteria cukup atau Berkembang Sesuai Harapan BSH, kurang baik atau Mulai Berkembang MB, dan kriteria tidak baik atau Belum Berkembang BB. Untuk melihat adanya peningkatan pada keterampilan proses sains anak sebelum dilakukan tindakan, siklus I, hingga siklus II perlu dilakukan perbandingan data. Tabel 9. menyajikan perbandingan data tersebut: Tabel 9. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II N o Kriteria Pra-Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah Anak Persenta se Jumlah Anak Persenta se Jumlah Anak Persent ase 1 Baik Berkembang sangat baik BSB 2 10,53 10 52,63 19 100 2 Cukup Berkembang sesuai harapan BSH 3 15,79 6 31,58 3 Kurang baik Mulai berkembang MB 2 10,53 3 15,79 4 Tidak baik Belum berkembang BB 12 63,16 Berdasarkan data pada tabel 9. keterampilan proses sains anak mengalami peningkatan yang signifikan. Sebelum dilakukan tindakan hanya 10,53 atau 2 anak berada dalam kriteria baik Berkembang Sangat Baik BSB, setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II meningkat menjadi 10 anak 52,63 pada siklus I dan 19 anak 100 pada siklus II dalam kriteria baik Berkembang Sangat Baik BSB. d. Refleksi Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil perbaikan terhadap kelemahan yang terjadi pada siklus I. Berdasarkan data hasil pengamatan pada siklus II ini, seluruh keterampilan sains anak yang diamati 121 sudah dalam kriteria baik. Anak sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran menggunakan metode eksperimen sehingga keterampilan proses sainsnya dapat meningkat secara signifikan. Seluruh anak 100 pada siklus II berada pada kriteria baik atau Berkembang Sangat Baik BSB Dengan demikian berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini telah tercapai dan keterampilan proses sains anak berhasil ditingkatkan. Sehingga penelitian ini dicukupkan sampai siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Melalui Metode Pembelajaran Eksperimen Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Sidomulyo Kaliori Rembang Tahun Ajaran 2011/

0 0 17

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA ANAK KELOMPOK B TK SALAFIYAH PLERET BANTUL.

1 18 108

STUDI KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS II KECAMATAN KRETEK, BANTUL.

0 0 127

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA KELOMPOK B1 DI TK ASSA’ADAH BALEDONO PURWOREJO.

2 7 144

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATANMEWARNAI DI KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL.

4 11 140

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN RABA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL.

2 37 137

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL.

0 0 121

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUIMEDIA VCD FILM KARTUN PADA ANAK KELOMPOK A TK KKLKMD SEDYO RUKUN SIRAT SIDOMULYO BAMBANGLIPURO BANTUL.

0 2 170

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA ANIMASI PADA ANAK KELOMPOK B1 TK KKLKMD SEDYO RUKUN, BAMBANGLIPURO BANTUL.

0 5 173

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL.

2 9 187