72 6
Guru melakukan evaluasi dengan cara mengobservasi keterampilan proses sains anak.
c Kegiatan akhir:
1 Guru melakukan tanya jawab dengan anak mengenai kegiatan
eksperimen yang
telah dilakukan.
Guru mengobservasi
keterampilan anak dalam mengkomunikasikan hasil temuannya dalam eksperimen dan memberikan penguatan pada jawaban yang
benar dan pembenaran pada jawaban yang kurang tepat. 2
Guru dan anak menyimpulkan bersama-sama hasil temuan lalu menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelum
eksperimen: “Setelah kita menguji rasa beberapa bahan maka bahan yang memiliki rasa pahit adalah kopi, daun pepaya, dan
pare. Sedangkan gula pasir, gula jawa, dan permen memiliki rasa manis”.
D. Kerangka Berpikir
Anak usia taman kanak-kanak berada pada periode kritis kehidupan dengan rasa ingin tahu yang sangat besar. Masa ini merupakan masa emas
kehidupan anak. Mereka akan mengeksplorasi segala sesuatu yang ada disekitarnya untuk membangun pengetahuannya. Anak usia 5-6 tahun merupakan
anak usia taman kanak-kanak kelompok B berada pada tahap praoperasional dimana mereka mulai mengembangkan kemampuan kognitifnya ke tahap yang
lebih tinggi, yang meliputi kemampuan untuk berpikir logis dan sistematis yang
73 dapat diasah melalui pembelajaran sains. Pembelajaran sains terdiri dari dimensi
produk dan dimensi proses. Dimensi proses sains meliputi seluruh aktivitas mengamati,
memprediksi, mengklasifikasi,
hingga mengkomunikasikan.
Keterampilan proses sains perlu dilatih supaya anak dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya melalui berbagai pengalaman yang mereka alami.
Pembelajaran sains yang dilakukan guru kelompok B TK KKLKMD Sedyo Rukun lebih menekankan pada produk akhir yang dihasilkan daripada
rangkaian proses yang dilakukan anak. Hal ini mengakibatkan rendahnya keterampilan mereka dalam mengamati, memprediksi, mengklasifikasi, dan
mengkomunikasikan hasil aktivitas sains mereka. Metode eksperimen merupakan salah satu pilihan yang dapat digunakan
untuk memberikan kesempatan setiap anak terlibat dalam pembelajaran. Melalui metode eksperimen, anak memiliki kesempatan untuk terlibat dalam proses
percobaan, mengamati percobaan yang mereka lakukan, dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Metode eksperimen mampu memberikan pengalaman nyata
kepada anak. Aktivitas pembelajaran yang didukung dengan media yang menarik,
metode yang tepat, dan cara penyampaian yang menyenangkan akan membangun emosi positif pada setiap diri anak, sehingga tujuan pembelajaran akan dengan
mudah tercapai. Melalui metode eksperimen diharapkan dapat menghadirkan suasana yang menyenangkan dan menarik untuk anak, sehingga keterampilan
proses sains anak dapat meningkat. Dari paparan di atas, diharapkan keterampilan
74 proses sains anak kelompok B TK KKLKMD Sedyo Rukun dapat ditingkatkan
dengan metode eksperimen. Berdasarkan uraian kerangka berpikir di atas, maka peneliti dapat
menggambarkan alur berpikir dalam penelitian ini seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
E. Hipotesis Tindakan