Penyelesaian Klaim Asuransi Jiwa

d. Uraian mengenai objek polis. Dalam uraian ini harus dijelaskan objek asuransi yang diasuransikan, yaitu dalam hal asuransi jiwa harus dijelaskan semua tentang kesehatannya ataupun segala hal tentang raganya yang berkaitan dengan yang diasuransikan, sehingga kekeliruan atau salah pengertian tentang objek asuransi dapat dihindarkan. e. Jumlah yang diasuransikan. Jumlah ini menunjuk kepada sejumlah uang. Perhitungan jumlah uang tersebut erat sekali hubungannya dengan nilai benda sesungguhnya dalam setiap asuransi f. Bahaya evenemen yang ditanggung. Bahaya atau peristiwa yang menjadi tanggungan penanggung harus dinyatakan dengan jelas dan tegas. Jika diperjanjikan dengan klausula, harus tegas dengan klausula apa, sehingga jelas sampai di mana batas tanggung jawab penganggung. Penanggung hanya bertanggung jawab terhadap bahaya evenemen yang telah dicantumkan di dalam polis. g. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir. h. Premi Asuransi. Ketentuan ini menyatakan kepastian besarnya jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung. Besarnya ditentukan dengan persentase dari jumlah asuransi ditambah dengan biaya-biaya lain, misalnya biaya materai dan biaya pialang. Cara pembayarannya biasanya dibayar lebih dahulu, sedangkan pada asuransi jiwa biasanya dibayar secara bulanan. i. Semua keadaan dan syarat-syarat khusus

4. Penyelesaian Klaim Asuransi Jiwa

Agar tetap berada dalam bisnis, perusahaan asuransi tentu saja harus membayar kerugian-kerugian. Klaim-klaim harus dibayar dengan segera atau layak. Klaim yang sah tidak boleh kurang dibayarnya underpaid. 80 80 A. Hasyimi Ali, Pengantar Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, Hal. 120 Menggerogoti klaim-klaim yang sah itu pasti menimbulkan reputasi jelek di mata publik. Perusahaan asuransi yang selalu kurang membayar klaim yang sah akan segera kehilangan langganan. Sebaliknya, adalah sama berbahayanya bagi perusahaan asuransi kalau membayar klaim berlebihan overpay. Seandainya suatu perusahaan asuransi terus-menerus berlebihan membayar klaim, maka pada akhirnya ia akan mengalami kesulitan keuangan. Universitas Sumatera Utara Para penanggung memakai berbagai jalan untuk melakukan penyelesaian klaim asuransi yang memuaskan. Langkah-langkah yang diambil menurut A. Hasyimi Ali 1995:132 adalah sebagai berikut: a. Memeriksa penutupan asuransi Bila suatu pemeberitahuan kerugian telah diterima oleh agen, atau kantor pusat maupun kantor cabang perusahaan asuransi, maka dilakukan inspeksi terhadap fakta-fakta untuk memastikan apakah perusahaan asuransi perlu mem-follow up-nya mengambil tindakan lebih lanjut b. Menyelidiki Klaim Pengiriman formulir bukti kerugian oleh perusahaan asuransi kepada claimant, belum berarti bahwa penanggung telah mengakui kewajibannya liability. Ini hanya berarti bahwa dalam penyelidikan fakta-fakta yang diserahkan oleh tertanggung dalam pemberitahuan kerugian tidak dijumpai sesuatu faktor yang jelas-jelas mendiskualifikasikan klaim itu. Untuk dapat menentukan kewajibannya kepada calimant, perlu penyelidikan yang lebih lengkap. Seperti memastikan bahwa memang ada suatu kerugian, menentukan apakah tindakan-tindakan tertanggung membatalkan klaimnya, dan menentukan jumlah kerugian sejumlah uang yang harus dibayarkan. Penyelidikan meliputi pembenaran fakta-fakta yang diserahkan dalam bukti kerugian hilangnya nyawa seseorang dan menentukan apakah tindakan-tindakan tertanggung telah memenuhi kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam kontrak asuransi. c. Mengajukan laporan-laporan dan surat-surat klaim yang diperlukan Segera setelah penyelidikan selesai dilakukan, dan jika tidak ada ternyata hal-hal yang membatalkan klaim tertanggung, maka disiapkanlah dokumen terakhir untuk teratnggung melepaskan hak- haknya selanjutnya untuk klaim tersebut. Prosedur penyelesaian polis asuransi jiwa adalah mudah. Jika telah jatuh tempo waktu tertanggung masih hidup, perusahaan asuransi hanya perlu memeriksa recordnya untuk menentukan usia yang telah dicapai tertanggung dan kemudian membayarnya. Bila polis telah jatuh tempo karena tertanggung meninggal, maka perusahaan asuransi perlu memastikan bahwa tertanggung itu memang telah meninggal dan bahwa claimant pengaju klaim memang yang berhak menerima pembayaran. Universitas Sumatera Utara Dalam asuransi jiwa, tidak ada masalah besar penilaian jumlah kerugian, karena di sini tidak ada kerugian sebagian. Jelasnya, setelah mati itu mungkin ada tetapi perusahaan asuransi jiwa tidak aka membayarnya. Salah satu kesulitan yang mungkin timbul dalam penyelesaian asuransi jiwa adalah jika tertanggung memberikan informasi yang keliru waktu pengajuan permohonan polis asuransi atau jika terdapat penipuan terhadap penanggung. Dalam hal penyelesaian klaim pada Pasal 26 Peraturan Keuangan No. 422KMK.062003 Tetang Penyelenggarakan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, dikatakan bahwa: a. Perusahaan asuransi hanya dapat meminta dokumen sebagai syarat pengajuan klaim sesuai dengan yang tertera dalam polis asuransi; b. Dalam hal polis asuransi mencantumkan syarat-syarat lain sebagai persyaratan pengajuan klaim, syarat-syarat lain-lain tersebut harus relevan dengan pertanggungan dan wajar dalam proses penyelesaian klaim; c. Ketentuan mengenai syarat-syarat lain tersebut harus dimuat dalam polis asuransi. Dalam Pasal 27 Peraturan Keuangan No. 422KMK.062003, perusahaan asuransi harus telah membayar klaim paling lama 30 tiga puluh hari sejak adanya kesepakatan antara tertanggung dan penanggung atau kepastian mengenai jumlah klaim yang harus dibayar.

5. Agen Asuransi Jiwa

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)

1 49 95

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)

0 0 8

BAB II RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN KONSUMEN DITINJAU DARI UU NO. 8 TAHUN 1999 - Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Berkaitan Dengan Itikad Buruk Dari Perusahaan Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada Putusan Mahkamah Agung No. 560 K/Pdt.Sus/2012)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Berkaitan Dengan Itikad Buruk Dari Perusahaan Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada Putusan Mahkamah Agung No. 560 K/Pdt.Sus/2012)

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN BERKAITAN DENGAN ITIKAD BURUK DARI PERUSAHAAN ASURANSI JIWA (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 560 KPDT.SUS2012)

0 2 10