f. Tanggung jawab khusus untuk keselamatan masyarakat oleh
seseorang yang mensuplai produk yang dapat membahayakan keselamatan orang atau harta benda.
5. Prinsip Tanggung Jawab Dengan Pembatasan
Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan limitation of liability principle sangat disenangi oleh pelaku usaha untuk dicantumkan sebagai
klausul eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuatnya.
58
Prinsip tanggung jawab ini sangat merugikan konsumen bila ditetapkan secara sepihak oleh pelaku usaha. Dalam UU No. 8 Tahun 1999
seharusnya pelaku usaha tidak boleh secara sepihak menentukan klausul yang merugikan konsumen, termasuk membatasi maksimal tanggung jawabnya.
Jika ada pembatasan mutlak harus berdasarkan pada peraturan perundang- undangan yang jelas.
Dalam perjanjian cuci cetak misalnya, ditentukan bila film yang ingin dicucicetak itu
hilang atau rusak termasuk akibat kesalahan petugas, maka konsumen hanya dibatasi ganti kerugian sebesar sepuluh kali harga satu rol film baru.
58
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit., hal. 98
Universitas Sumatera Utara
BAB III USAHA ASURANSI JIWA DAN PENGATURAN MENGENAI USAHA
ASURANSI JIWA DI INDONESIA
A. Pengertian Usaha Asuransi Jiwa Dan Ruang Lingkup Usaha Asuransi Jiwa
Hidup manusia umumnya diakui sangat tinggi nilainya. Itulah sebabnya makin banyak permintaan akan asuransi jiwa. Dua kemungkinan darurat yang
dihadapi setiap orang dalam hidup adalah mati terlalu dini atau mati terlalu tua. Orang sering hidup terlalu lama sehingga melampaui produktivitas keuangannya
atau kemampuannya menyediakan kebutuhan ekonominya.
59
Kemungkinan darurat pertama adalah kematian fisik. Asuransi jiwa adalah alat keuangan untuk menyediakan dana bagi pemeliharaan ahli waris dan harta
peninggalan tertanggung yang sudah meninggal. Kemungkinan darurat kedua adalah kematian ekonomi. Asuransi kesehatan adalah alat keuangan untuk
menyediakan dana perawatan si tertanggung selama ia tidak mampu bekerja.
60
Ilmu Ekonomi adalah “Ilmu mengenai Kekayaan”, sedangkan asuransi adalah bagian dari ilmu ekonomi dengan misi utamanya “melindungi kekayaan”
itu terhadap risiko kerugian yang dihadapi.
61
59
A. Hasyimi Ali, Bidang Usaha Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, Hal. 74
Jika risiko itu menyangkut nilai harta benda seperti tanah, bangunan, peralatan, bahan mentah dan barang jadi,
maka asuransi hartalah yang digunakan dalam untuk menjamin nilai harta
60
Ibid.
61
Ibid.
Universitas Sumatera Utara