bertanggung jawab dan seberapa jauh tanggung jawab dapat dibebankan kepada pihak-pihak yang terkait.
Beberapa sumber formal hukum, seperti peraturan perundang-undangan dan perjanjian standar di lapangan hukum keperdataan kerap memberikan
pembatasan-pembatasan terhadap tanggung jawab yang dipikul oleh si pelanggar hak konsumen.
Secara umum, prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Kesalahan liability based on fault
Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan liability based on fault adalah prinsip yang cukup umum berlaku dalam hukum pidana dan
perdata. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, khususnya Pasal 1365, 1366, dan 1367, prinsip ini dipegang secara teguh.
46
Ketentuan di atas juga sejalan dengan teori umum dalam hukum acara, yakni asas audi et alterm partem atau asas kedudukan yang sama antara
semua pihak yang berperkara. Di sini hakim harus memberi para pihak beban yang seimbang dan patut, sehingga masing-masing memiliki kesempatan yang
sama untuk memenangkan perkara tersebut.
47
Sesuai dengan pemikiran Friedman dalam Barkatulah, 2008:53 yang mengatakan bahwa substansi hukum mengalami perubahan dengan
karakteristik hukum yang dihasilkannya berbeda-beda. Dalam sejarah pembentukan dan perkembangan hukum tanggung jawab produk, terdapat 4
karakteristik gugatan konsumen, yaitu pertama, gugatan atas dasar kelalaian produsen dengan persyaratan hubungan kontrak. Kedua, gugatan atas dasar
kelalaian produsen beberapa pengecualian terhadap persyaratan hubungan
46
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit., hal. 92
47
Abdul Halim Barkatulah, Op. Cit., hal. 53
Universitas Sumatera Utara
kontrak. Ketiga, gugatan konsumen tanpa persyaratan hubungan kontrak dan keempat adalah gugatan dengan pengecualian atau modifikasi terhadap
persyaratan kelalaian.
Teori murni dalam prinsip tanggung jawab berdasarkan kelalaian
negligence adalah suatu tanggung jawab yang didasarkan pada adanya unsur kesalahan dan hubungan kontrak privity of contract.
48
Seseorang baru dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya. Pasal 1365 KUH Perdata,
yang lazim dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum, mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu:
Teori tanggung jawab berdasarkan kelalaian merupakan yang paling merugikan konsumen karena
gugatan konsumen dapat diajukan kalau telah memenuhi dua syarat tersebut, yaitu adanya unsur kesalahan dan kelalaian dan hubungan kontrak antara
produsen dan konsumen.
49
a. Adanya perbuatan;
b. Adanya unsur kesalahan;
c. Adanya kerugian yang diderita;
d. Adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.
Yang dimaksud kesalahan adalah unsur yang bertentangan dengan hukum. Pengertian “hukum”, tidak hanya bertentangan dengan undang-
undang, tetapi juga kepatutan dan kesusilaan dalam masyarakat.
50
48
Ibid., hal. 54
49
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit., hal. 93
50
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Secara common sense, asas tanggung jawab ini dapat diterima karena adil bagi orang yang berbuat salah untuk mengganti kerugian bagi pihak
korban. Dengan kata lain, tidak adil jika orang yang tidak bersalah harus mengganti kerugian yang diderita orang lain.
2. Prinsip Praduga Untuk Selalu Bertanggung Jawab