Agen Asuransi Jiwa Pengaturan Usaha Asuransi Jiwa Dalam UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian

Dalam asuransi jiwa, tidak ada masalah besar penilaian jumlah kerugian, karena di sini tidak ada kerugian sebagian. Jelasnya, setelah mati itu mungkin ada tetapi perusahaan asuransi jiwa tidak aka membayarnya. Salah satu kesulitan yang mungkin timbul dalam penyelesaian asuransi jiwa adalah jika tertanggung memberikan informasi yang keliru waktu pengajuan permohonan polis asuransi atau jika terdapat penipuan terhadap penanggung. Dalam hal penyelesaian klaim pada Pasal 26 Peraturan Keuangan No. 422KMK.062003 Tetang Penyelenggarakan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, dikatakan bahwa: a. Perusahaan asuransi hanya dapat meminta dokumen sebagai syarat pengajuan klaim sesuai dengan yang tertera dalam polis asuransi; b. Dalam hal polis asuransi mencantumkan syarat-syarat lain sebagai persyaratan pengajuan klaim, syarat-syarat lain-lain tersebut harus relevan dengan pertanggungan dan wajar dalam proses penyelesaian klaim; c. Ketentuan mengenai syarat-syarat lain tersebut harus dimuat dalam polis asuransi. Dalam Pasal 27 Peraturan Keuangan No. 422KMK.062003, perusahaan asuransi harus telah membayar klaim paling lama 30 tiga puluh hari sejak adanya kesepakatan antara tertanggung dan penanggung atau kepastian mengenai jumlah klaim yang harus dibayar.

5. Agen Asuransi Jiwa

Pada umumnya, pemasaran asuransi diselengarakan melalui representatives perusahaan asuransi yang dikenal sebagai agen. Agen asuransi adalah siapa saja yang dikuasakan oleh perusahaan asuransi untuk mencari, Universitas Sumatera Utara membuat, mengubah, atau mengakhiri kontrak-kontrak asuransi antara perusahaan asuransi dengan publik. 81 Pada Pasal 27 Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian dikatakan bahwa setiap agen asuransi hanya dapat menjadi agen dari satu perusahaan asuransi dan agen asuransi tersebut wajib memiliki perjanjian keagenan dengan perusahaan asuransi yang diageni serta semua tindakan agen asuransi yang berkaitan dengan transaksi asuransi menjadi tanggung jawab perusahaan asuransi yang diageni. Dan dalam hal agen asuransi menjalankan kegiatannya ia harus memberikan keterangan yang benar dan jelas kepada calon tertanggung tentang program asuransi yang dipasarkan dan ketentuan isi polis termasuk mengenai hak dan kewajiban calon tertanggung. Wewenang seorang agen terutama terletak pada wewenang yang diberikan kepadanya oleh kontrak keagenan. Namun, kekuasaannya untuk mengikat prinsipal melampaui wewenang kontraktual ini. Agen asuransi mempunyai 3 tiga macam wewenang, yaitu: a. Wewenang tersurat yaitu yang tercantum dalam kontraknya dengan prinsipalnya yang dalam hal ini adalah perusahaan asuransi. b. Wewenang tersirat yaitu menurut hukum agen memperoleh wewenang yang layak dianggap publik dimilikinya. Aaturan hukum menyatakan bahwa publik tidak diharap mengetahui atau menyelidiki syarat-syarat sesungguhnya dari setiap perjanjian keagenan. Jika adalah layak bagi publik untuk mempercayai bahwa seorang agen menpunyai wewenang untuk sesuatu tindakan tertentu, maka sejauh yang menyangkut hukum, agen tersebut mempunyai wewenang itu. c. Wewenang lahiriah yaitu wewenang yang telah dilaksanakan agen itu yang didiamkan saja oleh perusahaan artinya perusahaan asuransi itu gagal melarang tindakan agen tersebut. Dalam hal tersebut perusahaan 81 Ibid., hal. 135 Universitas Sumatera Utara asuransi menerima premi tersebut. Dengan tindakan ini, perusahaan asuransi mendiamkan tindakan agen tersebut dan berarti merestui wewenangnya menjual polis tersebut. Ali, 1993:116

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Usaha Asuransi Jiwa Asuransi jiwa

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)

1 49 95

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)

0 0 8

BAB II RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN KONSUMEN DITINJAU DARI UU NO. 8 TAHUN 1999 - Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Berkaitan Dengan Itikad Buruk Dari Perusahaan Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada Putusan Mahkamah Agung No. 560 K/Pdt.Sus/2012)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Berkaitan Dengan Itikad Buruk Dari Perusahaan Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada Putusan Mahkamah Agung No. 560 K/Pdt.Sus/2012)

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN BERKAITAN DENGAN ITIKAD BURUK DARI PERUSAHAAN ASURANSI JIWA (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 560 KPDT.SUS2012)

0 2 10