BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
21
programkegiatan intervensi langsung dari Pemerintah berupa bantuan seperti : a program PNPM‐Mandiri
Perdesaan, PNPM‐PPK, dan pengentasan kemiskinan dari Menko Kesra, b program dari Kementerian
Pembangunan Daerah Tertinggal berupa : 1 Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Daerah Tertinggal P2IPDT, 2 Program Percepatan Pembangunan Pusat petrumbuhan Daerah Tertinggal
P4DT, 3 Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal P2KPDT, 4 Program
Pemulihan Wilayah Pasca Konflik P2WPK, 5 Peningkatan Infrastruktur Ekonomi.
7. Adanya kelemahan yang ditunjukkan dari hasil realisasi programkegiatan seperti kurangnya
konsistensi realisasi usulan oleh banyak SKPD di Kabupaten SBB, kurangnya pelaksanaan prioritas
PDT di bidang pengembangan kelembagaan dan pemberdayaan SDM, adanya ketidakterpaduan
program ‐program sangat terkait dengan kondisi yang dihadapi oleh SKPD selama proses
penyusunan substansi rencana dan proses koordinasi pelaksanaan rencana tersebut.
Untuk mengetahui sejauhmana korelasi antara hasil realisasi dengan proses penyusunan substansi
dan pelaksanaan rencana tersebut, berikut ini akan ditelaah lebih lanjut mengenai proses
penyusunan substansi rencana dan selama proses koordinasi pelaksanaan rencana dalam rangka
percepatan pembangunan daerah tertinggal di beberapa wilayah studi sebagai berikut ini.
5.2. Proses Perencanaan Rencana Aksi Daerah Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal RAD PPDT Kabupaten
5.2.1. Keserasian Substansi Perencanaan
Analisis keserasian substansi perencanaan kebijakan RAD PPDT kabupaten dilihat dari dua hal.
Pertama adalah melihat kemampuan kebijakan RAD PPDT kabupaten dalam menjawab masalah
aktual yang terdapat di daerah. Mengenali dan merumuskan masalah merupakan langkah yang
paling fundamental dalam perumusan kebijakan. Untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik,
maka masalah‐masalah publik harus dikenali dan didefinisikan dengan baik pula. Kebijakan publik
pada dasarnya dibuat untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu,
seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh kebijakan publik dalam menyelesaikan masalah‐
masalah dalam masyarakat menjadi salah satu pertanyaan penting dalam evaluasi kebijakan publik
Namun demikian, apakah pemecahan masalah tersebut memuaskan atau tidak bergantung kepada
ketepatan masalah‐masalah publik tersebut dirumuskan. Bagian ini akan menganalisa bagaimana
masalah ‐masalah dalam dokumen RAD PDT dirumuskan dan bagaimana keserasiannya dengan
rumusan substansi kebijakan yang dikeluarkan.
Kedua, analisis keserasian substansi perencanaan kebijakan juga dilihat dari perumusan struktur
kebijakan. Suatu dokumen perencanaan yang baik memiliki struktur kebijakan policy structure yang
konsisten antara input, output, outcomes, maupun impact, yang masing‐masing dapat diukur dengan
suatu indikator kinerja yang bersifat SMART specific, measurable, accurate, and timely, seperti
terlihat pada Gambar 5.7 di bawah ini.
Dari hasil survey di lokasi studi menunjukkan bahwa RAD PPDT Kabupaten belum sepenuhnya
menjawab permasalahan di daerah. Program‐program yang ada seringkali tidak tepat sasaran
dengan permasalahan, baik kegiatan maupun lokasi. RAD PPDT Kabupaten juga tidak memiliki
struktur kebijakan yang baik yang mempunyai baseline data yang akurat dan indikator yang terukur.
Berikut adalah penjelasannya pada masing‐masing daerah studi.
BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
22
Gambar 5.7 Struktur Kebijakan
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Penilaian kualitas RAD PPDT Kabupaten Lampung Selatan dilihat dari kemampuan RAD PPDT
Kabupaten Lampung Selatan dalam menjawab permasalahan ketertinggalan di Kabupaten Lampung
Selatan. Hal ini dilihat dari kesesuaian antara permasalahan yang ada dengan kebijakan yang
dirumuskan, serta melihat kejelasan targetsasaran kebijakan.
Tabel 5.10 Kesesuaian Permasalahan dengan Kebijakan RAD PPDT Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2008
No Permasalahan
RAD PPDT Kab. SBB Tahun 2008
Target Output
Target Outcame
Kesesuaian program
Kesesuaian kegiatan
Kesesuaian instansi
pelaksana
1 Aspek
Pengurangan Keterisolasian Daerah
a. Masih adanya struktur jalan tanah yang ada di 20 kecamatan
Tidak ada
Tidak ada
Sesuai Sesuai
Sesuai b.
Kondisi jalan rusak berat di beberala lokasi strategis, yaitu jalan lintas Sumatera,
jalan penghubung antarkecamatan Tidak
ada Tidak
ada Sesuai
Sesuai Sesuai
c. Terbatasnya infrastruktur jembatan di beberapa kecamatan
Tidak ada
Tidak ada
Sesuai Sesuai
Sesuai d.
Terbatasnya transportasi kapal motor bagi masyarakat di wilayah kepulauan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
e. Sarana pendidikan tingkat menengah belum tersedia cukup dan
merata, masih terkonsentrasi di ibukota kecamatan. Begitu pula
dengan sarana pendidkan tinggi yang terkonsentrasi di ibukota
kabupaten Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada f.
Sarana ruang kelas pendidikan dasar hingga menengah banyak yang mengalami
rusak berat Tidak
ada Tidak
ada Sesuai
hanya untuk
untuk pendidikan
dasar Sesuai
hanya untuk
untuk pendidikan
dasar Sesuai
g. Kondisi fasilitas kesehatan, yaitu puskesmas dan poliklinik, banyak
mengalami kerusakan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
h. Masih tingginya 59,48 rumah tangga yang belum terlayani listrik
Tidak ada
Tidak ada
Sesuai Sesuai
Sesuai i.
Sarana telekomunikasi belum dapat menjangkau seluruh wilayah kabupaten
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
2 Aspek
Pengembangan Ekonomi Lokal
a. Belum layaknya kondisi pasar desa
Tidak ada
Tidak ada
Sesuai Sesuai
Sesuai b.
Terdapat lokasi bahangalian tambang yang hanya dikelola penduduk secara
sederhana Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada c.
Belum termanfaatkannya secara optimal potensi panas bumi Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada d.
Belum termanfaatkannya secara optimal beberapa potensi wisata Tidak
ada Tidak
ada Sesuai
Sesuai Sesuai
3 Aspek
Pemberdayaan Masyarakat
a. Angka kematian ibu masih tinggi
Tidak ada
Tidak ada
Sesuai Sesuai
Sesuai b.
Angka kematian bayi masih tinggi Tidak
ada Tidak
ada Sesuai
Sesuai Sesuai
4 Aspek
Penanganan Karakteristik Khusus Daerah
a. Kerusakan hutan di dua kecamatan menyebabkan bencana banjir
Tidak ada
Tidak ada
Sesuai Sesuai
Sesuai Dampak
Impacts Hasil
Outcomes Keluaran
Output Masukan
Input Permasalahan
yang ditangani
Indikator Dampak
Impacts Indikator
Hasil Outcomes
Indikator Keluaran
Output Indikator
masukan input
Sumberdaya Kegiatan
Program Kebijakan
Baseline data
untuk kondisi
permasalahan saat
ini
BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
23
Dari Tabel 5.10 di atas, dapat dilihat bahwa RAD PPDT Kabupaten Lampung Selatan tahun 2008
sebagai acuan pembangunan daerah tertinggal, masih ditemukan banyak kekurangan, yaitu :
Tidak adanya target output dan outcome yang jelas dan terukur dari setiap program dan kegiatan
dalam RAD PPDT. Ini menyebabkan kebijakan yang dirumuskan tersebut tidak mempunyai
arah dan tahapan yang jelas dalam menuntaskan permasalahan ketertinggalan di
Kabupaten Lampung Selatan. Lebih lanjut, tidak adanya kejelasan target kebijakan juga menyulitkan
dalam melakukan evaluasi perkembangan pelaksanaannya. Tidak adanya kebijakan program dan kegiatan dalam menuntaskan beberapa permasalahan
yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan. Sebagai contoh, seperti yang tercantum dalam
tabel di atas, sarana sekolah menengah di Kabupaten Lampung Selatan sangat terbatas dan
masih terkonsentrasi pada ibukota kecamatan, namun dalam matriks RAD PPDT Kabupaten
Lampung Selatan proram dan kegiatan yang diarahkan malah lebih pada sekolah dasar, tidak
ada kegiatan untuk pembangunan sekolah menengah di setiap kecamatan. Selain kebijakan
untuk penyediaan sarana sekolah menengah, dalam RAD PPDT Kabupaten Lampung Selatan
juga tidak ada program dan kegiatan untuk penanganan masalah keterbatasan sarana kapal
motor, rusaknya di banyak fasilitas kesehatan, keterbatasan sarana telekomunikasi, dan lain‐
lain. Ini artinya, RAD PPDT Kabupaten Lampung Selatan belum mengakomodir dan
memberikan penanganan permasalahan‐permasalahan dasar yang menjadi penyebab
ketertinggalan di daerah tersebut.
Selain kekurangan pada dua hal di atas, dalam RAD PPDT Kabupaten Lampung Selatan juga
ditemukan masalah inkonsistensi. Hasil penelusuran dalam dokumen, ditemukan banyak program
dan kegiatan yang berbeda antara badan laporan dengan lampiran matriks. Sebagai contoh, pada
aspek keterisolasian daerah, pada badan laporan tercantum program yang akan dilaksanakan adalah
ketersediaan infrastruktur transportasi laut yang menghubungkan antarpulau. Namun, program ini
ternyata tidak tercantum dalam matriks RAD PPDT.
Akurasi data yang digunakan dalam RAD PPDT Kabupaten Lampung Selatan juga dipertanyakan
karena data yang digunakan adalah tahun 2004 yang kondisinya pasti sudah mengalami perubahan,
sehingga kurang menginformasikan tingkat permasalahan yang dihadapi. Data‐data yang akurat ini
penting dalam proses perumusan kebijakan agar kebijakan yang dirumuskan sesuai dengan kondisi
yang ada dan tepat sasaran.
KABUPATEN LANDAK
Keserasian perumusan masalah dengan kebijakan
Gambar
5.8 Faktor Penyebab Ketertinggalan Kabupaten Landak